Efektifitas strategi perkulihan di prodi manajemen pendidikan FITK UIN Jakarta

(1)

EFEKTIFITAS STRATEGI PERKULIAHAN DI PRODI

MANAJEMEN PENDIDIKAN

FITK UIN JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Manajemen Pendidikan (S.Pd) Pada

Jurusan KI-Manajemen Pendidikan

OLEH

RIDWAN AFANDI

105018200693

JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2011 M


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Ridwan Afandi. NIM.105018200693. Jurusan KI Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Efektifitas Strategi Perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN JKT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi perkuliahan yang dilaksanakan selama ini efektif terhadap perkuliahan di Prodi Manajemen Pendidikan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 58 mahasiswa. Strategi merupakan suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efesien. Strategi perkuliahan merupakan cara pembelajaran yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda, dalam strategi perlu memperhatikan strategi pengorganisasian pembelajaran melalui pendekatan prosedural dan pendekatan hirearkis, kemudian strategi penyampaian pembelajaran dalam mendiskripsikannya memerlukan media pembelajaran, interaksi peserta didik dengan media, dan bentu belajar mengajar. Strategi pengelolaan pembelajaran untuk mencapainya terlebih dahulu memberikan penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan mahasiswa, pengelolaan motivasional, dan control belajar. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif analisis. Dari hasil penelitian yang didapat strategi perkuliahan yang digunakan di Prodi Manajemen Pendidikan baik.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahi Arrahmani Arrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas kasih dan sayang-Nya yang senantiasa tercurah pada kita semua terutama bagi penulis sendiri, yang karena-Nya keberadaan penulis terutama dalam masa-masa penyusunan skripsi ini tidak dijumpai suatu kendala yang berarti. Shalawat serta salam tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW suri tauladan paling mulia bagi semesta alam. Kemudian ucapan terimakasih yang paling dalam penulis haturkan kepada kedua orang tua yang selalu berada di dalam lubuk hati dan menjadi sumber motivasi dalam segala kegiatan yang penulis lakukan terutama dalam penyelesaian tulisan ini. Ayahanda (Miswar NST) dan Ibunda (Suriaty Rangkuti) penulis, yang telah membesarkan, merawat, mendidik, mendo’akan, memotivasi, memberikan dukungann baik moril maupun materil dengan penuh ketulusan dan keikhlasan kepada penulis. Kepada mereka penulis haturkan sembah sujud sedalam-dalamnya, atas jasa mereka tidak akan dapat penulis balas sampai kapanpun, semoga Allah selalu memberikan kesehatan, keselamatan, kebahagian dan selalu dalam lindungan-Nya, amiin.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat dorongan dan bantuan berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Di ruang yang terbatas ini, penulis mengungkapkan perasaan hormat dan terima kasih yang tulus kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan skripsi ini, dengan sadar penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak


(7)

akan pernah terwujud tanpa adanya peran serta dari orang-orang di sekitar penulis. Mereka adalah:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Rusydy Zakaria M.Phill sebagai Ketua Jurusan dan Fauzan M.A sebagai Sekretaris Jurusan KI Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs.Muarif SAM M.Pd. selaku ketua Prodi Manajemen Pendidikan dan sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi penulis, hanya ucapan terimakasih dan do’a yang dapat saya ucapkan atas waktunya, masukan, motivasi, perhatian serta do’a dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga bapak senantiasa diberikan nikmat sehat serta dalam lindungan Allah selalu, dan menjadi suri tauladan kami. 4. Abd Rozak, M.Si sebagai dosen penasehat akademik

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama duduk di bangku kuliah, semoga ilmu yang bapak/ ibu berikan bermanfaat dan menjadi amal ibadah. 6. Adik-adik penulis Alm Rizki Yaqub, Ruslan Fadli Mustafid, Riskah

Fadilah, Raysa Islamita, Bahrun Syarifuddin, Imam Ahmadi, M. Ikhsan, Fadhil Akhiruddin, dan Fajrul Rahman yang selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi.


(8)

7. Keluarga Besar penulis, baik dari bapak maupun dari ibu yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis, semoga Allah memberikan anugrah kepada keluarga besar ini.

8. Hasmidar Azlina yang selalu setia membantu, menyemangati dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi, terimakasih atas kasih sayang dan kesabarannya.

9. Kawan-kawan seperjuangan penulis (Fathul Munir, Ujang Syarif Hidayatullah, Riyan Nurdiyansah, Wahyudin, Aris Maulana Akbar, Asep Sujana, Ade Wahyudi), Alisah, Habib Ferdiansyah, Ivon .Terimakasih atas semua bantuan, kritik, saran, dan segala yang telah diberikan kepada penulis. Semoga persahabatan kita akan terjalin sampai akhir hayat. Amiiin...!

10.Teman-teman penulis di Jurusan Manajemen Pendidikan, khususnya kawan-kawan kelas A dan B angkatan 2005 yang telah banyak membantu, memberikan pengalaman dan kenangan yang tidak dapat terlupakan kepada penulis selama belajar di UIN SYAHID. Semoga kesehatan selalu di anugrahkan buat kita semua.

11.Kawan-kawan di HMI Cabang Ciputat, di Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI), di Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), di Karawitan Postar dan lain-lain yang tidak penulis sebutkan tapi tidak mengurangi rasa hormat penulis terhadap semuanya, terimakasih atas semua pengalaman yang di berikan.


(9)

12.Keluarga besar HM MADINA yang selalu memberikan dukungan untuk penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

13.Terakhir penulis haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam peyusunan laporan penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dari dalam lubuk hati penulis selalu melekat salam hormat kepada mereka dan penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa yang telah mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dariNya. Amiin.

Akhirul kalam, penulis mohon maaf bila skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan perbaikan- perbaikan pada dunia pendidikan khususnya pada bidang studi Manajemen Pendidikan

. Jakarta, April 2011

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Perkuliahan 1. Pengertian Strategi Perkuliahan ... 7

2. Macam-macam Strategi Pembelajaran... 10

a. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ... 10

b. Strategi Penyampaian Pembelajaran ... 12

c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran ... 14

3. Metode Pembelajaran ... 15

a. Metode Ceramah ... 17

b. Metode Tanya Jawab ... 18

c. Metode Diskusi ... 19

d. Metode Pemberian Tugas ... 19

e. Metode Demonstrasi dan Eksperimen ... 20

f. Metode Kerja Kelompok ... 21

g. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran ... 22

h. Metode Karya wisata ... 23


(11)

B. Strategi Perkuliahan Yang Efektif

1. Pengertian Efektifitas ... 24

a. Macam-macam Prespektif Efektifitas ... 26

b. Pengukuran Efektifitas ... 27

2. Strategi Perkuliahan Yang Efektif ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

C. Metode Penelitian ... 37

D. Sumber Data ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 39

G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Prodi Manajemen Pendidikan 1. Sejarah Prodi Manajemen Pendidikan FITK UIN ... 44

2. Visi dan Misi Prodi Manajemen Pendidikan ... 45

3. Keadaan Dosen dan Mahasiswa ... 47

B. Deskripsi, Analisis dan Interpretasi Data ... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, tuntutan pengembangan sumber daya manusia semakin tinggi. Tugas bidang pendidikan otomatis akan semakin berat. Hal ini dikarenakan pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini bisa dilihat dari kualitas pendidikan, semakin berkualitas suatu pendidikan semakin berkualitas pula sumber daya manusia yang dihasilkan.

Pendidikan nampaknya selalu menarik untuk dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan seluruh aspek dalam pendidikan akan terus berkembang sejalan dengan perubahan zaman. Pendidikan hendaknya menjadi prioritas dalam suatu negara, karena hasil pendidikan merupakan aset penting bagi terbentuknya sumber daya manusia yang potensial, kreatif, berdisiplin tinggi dan terbentuknya mentalitas yang kuat, juga kualitas suatu bangsa ditentukan oleh mutu pendidikan. Pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa terhadap peserta didik agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.1

Salah satu lembaga yang berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai wadah pengembangan tugas-tugas bangsa sudah sepatutnya mendapat perhatian khusus. Banyaknya perguruan tinggi menjadi bukti bahwa terdapat persaingan dalam

1


(13)

menuju pendidikan yang berkualitas. Setiap perguruan tinggi sudah tentu mempunyai kelebihan masing-masing sebagai penawaran kepada pangsa pasar yang dalam hal ini adalah mahasiswa.

Disadari atau tidak, mahasiswa merupakan manusia yang mempunyai kebebasan dalam bersikap, mengutarakan pendapat, dan tentu memiliki selera tinggi dalam menetukan pilihan. Mahasiswa juga dihadapkan kepada berbagai stimulus membentuk persepsi sikap atau perilaku untuk sampai pada pilihan yang diperkirakan akan memiliki persepsi terhadap perguruan tinggi.

Dengan demikian pembelajaran yang diterapkan pada mahasiswa mencerminkan suatu proses dimana mahasiswa belajar menjadi perduli dan mengevaluasi tentang pengalamannya. Untuk itu pembelajaran bagi orang dewasa(mahasiswa) tidak dimulai dari dengan mempelajari materi pelajaran, tapi berdasarkan perhatian pada masalah-masalah yang terjadi pada kehidupannya.2

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah merupakan salah satu perguruan tinggi di Jakarta yang mengusung visi untuk memajukan sumber daya mahasiswanya, terbukti dengan adanya fasilitas yang menunjang untuk tercapainya perkuliahan yang efektif. Dengan adanya fasilitas yang memadai tentu mahasiswa akan mudah memahami semua mata kuliah yang diberikan oleh dosen.

Sebagai Universitas yang memiliki motto Knowledge, Piety dan integrity UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menginginkan mahasiswanya untuk memiliki komitmen dan menjadi sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif.3 Hal ini bertujuan dalam mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berperadaban, dan menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.

Salah satu fakultas yang konsen terhadap pengembangan sumber daya manusia yang handal di bidang pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Memiliki 9 program studi yang mendidik mahasiswa untuk menjadi

2

. Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif , (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),h. 56

3


(14)

guru-guru yang handal dimasa akan datang. Sebagai fakultas yang konsen dibidang pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap kemajuan pendidikan di tanah air ini, tentu dengan mempersiapkan strategi-startegi yang menunjang dalam kemajuan pendidikan sesuai dengan visi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yaitu menjadi LPTK yang unggul, kompetitif, profesional, dengan mengintegrasikan keilmuan, keislaman, kemanusiaan dan keindonesiaan.4

Namun, yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar keberhasilan out-put

hasil perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Hal ini bisa dilihat dari minimnya lulusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terlihat koheren di bidang Pendidikan. Sudah tentu ini juga bagian dari tugas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk membuktikan bahwa lulusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bisa diperhitungkan di dunia Pendidikan.

Manajemen Pendidikan merupakan satu dari sembilan program studi yang ada di fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, Program studi ini menyelenggarakan proses perkuliahan dengan membebankan kepada mahasiswanya untuk mengikuti 75 mata kuliah yang diselenggarakan dengan sistem kredit semester (SKS). Jumlah SKS yang harus ditempuh mahasiswa berjumlah 154 - 160 SKS.5

Program studi Manajemen Pendidikan memiliki SDM (dosen) yang memadai sehingga dimungkinkan dapat menunjang terlaksananya perkuliahan. Jumlah dosen yang berada di Prodi Manajemen Pendidikan yang sesuai dengan subtansi bidang ilmu pendidikan adalah 14 orang dosen, dan yang sesuai dengan subtansi bidang ilmu manajemen pendidikan adalah 13 orang dosen.6

Dalam proses perkuliahan, tentu ada langkah-langkah tertentu yang dimiliki dosen dalam pelaksanaan perkuliahan yang diberikan kepada mahasiswa, dengan tujuan memudahkan mahasiswa dan dosen berkomunikasi dalam perkuliahan. Namun, berapa efektifkah strategi perkuliahan yang diberikan dosen dalam mengantarkan mencapai kompetensi perkuliahan, strategi apa saja yang

4

. Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010-2011 5 Arsip Jurusan Manajemen Pendidikan, 2010

6


(15)

digunakan dosen dalam perkuliahan, dan bagaimana partisipasi mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan.

Dalam pengamatan penulis selama mengikuti proses perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan, masih terdapat mahasiswa yang kurang berperan aktif dalam mengikuti proses perkuliahan, hal ini bisa dilihat dalam proses perkuliahan, masih banyak mahasiswa yang menjalankan kegiatan sendiri seperti tidur, ngobrol dengan teman, dan bahkan ada yang mendengarkan musik melalui handphone. Di samping itu, dalam pembuatan tugas kelompok, kebanyakan mahasiswa mengerjakan secara individu, padahal ini merupakan tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Apabila proses ini terus berlangsung, sudah tentu akan menghambat tercapainya tujuan yang diharapkan karena subtansi dari proses perkuliahan tidak tersampaikan secara menyeluruh, dan akhirnya dosen pula yang menjelaskan kembali materi tersebut secara menyeluruh.

Sudah tentu ada dosen yang menggunakan variasi metode dalam proses perkuliahan, ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya proses yang tidak diinginkan dan untuk memudahkan mahasiswa dalam menerima pelajaran, seperti penerapan strategi-strategi tertentu dalam pemberian pelajaran di perkuliah. Namun, biasanya dengan adanya strategi-strategi perkuliahan yang baru akan menghabiskan banyak waktu sehingga untuk pembahasan satu materi saja memakan waktu yang cukup lama. Disamping menyita banyak waktu, penggunaan metode baru berdampak pada tertinggalnya materi perkuliahan. Akibatnya, dosen harus mengejar materi yang tertinggal dengan memberlakukan jam tambahan diluar jadwal yang sudah ditentukan oleh Program Studi Manajemen Pendidikan.

Permasalahan ini harus menjadi bahan perhatian bagi semua elemen yang berada di Pogram Studi Manajemen Pendidikan. Bukan hanya itu, sebagai Fakultas yang melahirkan tenaga pendidik pengawalan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terhadap jurusan yang berda di bawah naungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sangat dibutuhkan dengan harapan akan ada perbaikan yang bermuara pada lahirnya lulusan yang berkualitas di dunia


(16)

Pendidikan khususnya di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan umumnya di negeri kita Indonesia.

Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji, dan sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti tentang ini. Untuk itu, berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”EFEKTIVITAS STRATEGI PERKULIAHAN DI PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FITK UIN JAKARTA”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Jakarta yang jarang menggunakan metode selain metode ceramah dan diskusi.

2. Suasana perkuliahan yang monoton dan kurang menarik akan membuat mahasiswa tidak tertarik mengikuti perkuliahan

3. Minimnya partisipasi mahasiswa jurusan Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta dalam proses perkuliahan.

4. Dosen yang seharusnya mengajar digantikan dengan asisten sehingga penyampaian materi kuliah tidak sama

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah pada efektivitas strategi perkuliahan di program Studi Manajmen Pendidikan UIN jakarta. Yang dimaksud efektivitas strategi perkuliahan disisni adalah keberhasilan suatu tujuan yang telah ditentukan. Adapun efektifitas strategi yang diteliti ditinjau dari aspek kehadiran mahasiswa secara keseluruhan atau permateri pembelajaran, pelaksanaan dalam mengerjakan tugas dan ketepatan pengumpulan tugas yang diberikan, kesesuaian materi yang diajarkan dengan kemampuan belajar mahasiswa, penggunaan dan pengembangan metode.


(17)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti oleh penulis adalah:

1. Seberapa efektifkah strategi perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN Jakarta.?

2. Faktor apa saja yang membuat efektif atau tidak efektifnya strategi perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan?.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bafi berbagai pihak yang terkait terutama :

1. Menambah wawasan keilmuan penulis dan pembaca tentang efektifitas strategi perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN Jakarta.

2. Mampu memberikan masukan yang berarti dalam penerapan strategi perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN Jakarta serta bisa dijadikan sebagai alat evaluasi terhadap strategi perkuliahan yang digunakan.

3. Sebagai bahan acuan untuk pengambilan kebijakan di Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan dalam penyeleksian tenaga pengajar


(18)

BAB II KAJIAN TEORI A. STRATEGI PERKULIAHAN

1. Pengertian Strategi Perkuliahan

Pada dasarnya strategi perkuliahan sama dengan strategi pembelajaran, yang menjadi pembeda hanya terletak pada tahapan penerapan, startegi perkuliahan digunakan dalam merancang pembelajaran untuk mahasiswa, sedangkan strategi pembelajaran digunakan untuk siswa.

Kata strategi berasal dari bahasa latin strategia, yang berarti seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan7. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata strategi diartikan sebagai “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.8

Jika ditinjau dari aspek kebahasaan yang telah dipaparkan pada paragrap di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah startegi mengacu pada sebuah rencana yang disusun dan dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Purpose), dibutuhkan cara atau usaha (action) yang sebelumnya telah direncanakan (planned), inilah yang dimaksud dengan strategi ditinjau dari aspek kebahasaan (purpose + planned action = strategi ).

7

Nuryani Rustaman, Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: UT, 2007), Cet. ke-1, h. 1 8

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 1092


(19)

Secara umum, Djamara dan Zain mendefenisikan strategi sebagai “ Suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang ditentukan.”9 Pendapat senada juga diutarakan oleh Dede Rosyada dan Abudin Nata, dalam Mansyur, bahwa strategi adalah “suatu garis-garis haluan untuk bertindak dalam rangkai mencapai sasaran yang telah ditentukan”.

Dari kedua pendapat tersebut, secara garis besar, strategi dapat diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam bertindak untuk mencapai sasaran. Lebih spesifiknya Slameto mendefenisikan strategi sebagai “suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi”.10

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.11 Yang menjadi permasalahan sekarang adalah bagaimana upaya yang dilakukan dalam pengimplementasian rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, hal ini yang dinamakan dengan metode. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu stategi pembelajaran digunakan beberapa metode.

Yang perlu digaris bawahi adalah bahwa strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Istilah lain juga yang memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

9

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,1996), Cet. ke-1, h. 5.

10

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam SKS,( Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 90. 11

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2009),h.126


(20)

masih sangat umum.12 Jadi strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.

Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Taktik dan teknik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.13

Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran terlebih dahulu menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode.

2. Macam-macam Strategi Pembelajaran

Untuk mencapai sebuah kefesiensian, dan daya tarik dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan strategi pembelajaran, hal ini dilakukan untuk penyesuaian strategi pembelajaran yang akan diterapkan dengan kondisi yang ada. Strategi pembelajaran merupakan cara pembelajaran yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berada di bawah kondisi yang berbeda. dan yang perlu diperhatikan adalah:

a. Strategi pengorganisasian pembelajaran

Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensitesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur,dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.14 Ada dua hal yang menjadi prioritas dalam strategi pengorganisasian pembelajaran yang pertama sequencing dan synthesizing. Sequencing terkait dengan cara

12

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2009),h.127

13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2007),h.127

14

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.7


(21)

pembuatan urutan suatu isi pembelajaran, artinya seorang dosen dalam menampilkan suatu materi pembelajaran terlebih dahulu menata urutan materinya, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukan kepada mahasiswa hubungan/keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran.

Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Hal ini dilakukuan dengan menunjukan keterkaitan topik-topik itu terkait dalam keseluruhan isi bidang studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari.15

Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkan. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat akan menyulitkan mahasiswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi bilangan penjumlahan, pengurang, perkalian dan pembagian. Mahasiswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari, mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari.

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok yaitu:

1) Pendekatan prosedural

Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video.

2) Pendekatan hierarkis

15

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.8


(22)

Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari terlebih dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.16

b. Strategi penyampaian pembelajaran

Strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan struktur belajar mengajar bagaimana yang digunakan. Strategi penyampaian adalah cara-carayang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan siswa.17

Pada hakikatnya strategi penyampaian mencakup pada lingkungan fisik, guru(dosen), bahan pembelajaran dan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam penyampaian pembelajaran yang menjadi patokannya adalah media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran.

Ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mendiskripsikan startegi penyampaian yaitu:

1) Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat , ataupun bahan.

Leshin, Pollock dan Reigeluth mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu (1) media berbasis manusia (pengajar, instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelompok); (2) media berbasis cetak (buku, buku latihan dan modul); (3) media berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta, gambar, transfaransi, slide); (4) media berbasis audio visual (video, film, program

16

Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP,(Yogyakart: Pustaka Yustisia, 2007), h.198

17

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.9


(23)

slide tape, dan televisi); (5) media berbasis computer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif vidio )18 2) Interaksi peserta didik dengan media

Dalam proses pembelajaran tentu media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan harapan akan mampu merangsang dan menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar. Tujuannya adalah agar terciptanya interaksi positif antara media pembelajaran dan peserta didik yang pada akhirnya akan mampu mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran.19

3) Bentuk belajar mengajar

Pembelajar dapat dilakukan dalam berbagai bentuk maupun cara. Seperti yang diungkapkan Gagne bahwa pembelajaran yang efektif harus dilkukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai macam media pembelajaran.20 Dalam kegiatan pembelajaran seorang tenaga pengajar harus memiliki kiat ataupun seni dalam memadukan bentuk pembelajaran dan media yang digunakan dengan demikian akan mampu menciptakan proses pembelajaran yang harmonis.

c. Strategi pengelolaan pembelajaran

Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen startegi tepat dipakai dalam situasi pembelajaran. Ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan

1) Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran

Dalam setiap pembelajaran seorang tenaga pengajar harus mampu membuat perhitungan tentang strategi pembelajaran

18

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.9

19

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.10

20

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.10


(24)

apa yang akan digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Oleh karenanya seorang tenaga pendidik dituntut untuk mampu merancang tentang kapan, strategi apa, dan berapa kali suatu strategi pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran.21 Dalam menentukan strategi apa, kapan, dan berapa kali suatu strategi pembelajaran digunakan tentu ini sangat berhubungan dengan kondisi pembelajaran yang ada.

2) Pembuatan catatan kemajuan siswa

Untuk mengetahui tingkat kemampuan belajar sisiwa, tenaga pendidik perlu mengadakan evaluasi atau tes hasil belajar terhadap peserta didik. Catatan kemajuan belajar peserta didik dapat digunakan untuk melihat efektivitas dan efesiensi pembelajaran. Dengan begitu tenga pendidik akan dapat menetukan langkah-langkah selanjutnya seperti apakah stategi pembelajaran yang telah digunakan sesuai atau belum, apakah rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor tenaga pendidik atau peserta didik, apakah penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran sudah sesuai atau belum dan lain sebagainya.

3) Pengelolaan motivasional

Jika motivasi belajar peserta didik relatif rendah sudah dapat dipastikan strategi apapun yang akan digunakan oleh tenaga pengajar tidak akan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pengelolaan motivasional menjadi bagian integral dan esensial dalam setiap proses pembelajaran. Strartegi pembelajaran pada dasarnya telah mengandung komponen motivasional walaupun dengan cara yang berbeda-beda.22

21

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.12

22

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.13


(25)

4) Kontrol belajar

Kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa untuk melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan.23 Agar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat melakukan pilihan-pilihan tersebut maka seorang tenaga pendidik harus mampu dalam merancang kegiatan pembelajaran yang bisa memberikan alternatif pilihan belajar bagi peserta didik.

3. Metode Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran tentu strategi pembelajaran akan mempunyai peran yang sangat penting. Strategi dimaksudkan sebagai daya dan upaya dosen dalam menciptakan suatu system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.

Dari macam-macam strategi yang telah dipaparkan di atas akan melahirkan berbagai macam metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang memudahkan serang tenaga pendidik dalam pendekatan dan memberian pelajaran ke peserta didik.

Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.24 Dengan kata lain, strategi merupakan perencanaan pembelajaran

sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis tentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

23

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.13

24

Akhmad Sudrajat: Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran, artikel


(26)

Metode adalah cara yang digunakan dalam penyampaian materi perkuliahan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Metode belajar memiliki banyak ragam dan variasi, hal ini terjadi karena setiap mata pelajaran, pembahasan, dan situasi membutuhkan penyampaian yang harus diserasikan. Tidak ada satu metode yang bisa digunakan untuk satu pelajaran penuh. Satu mata pelajaran yang efektif dengan menggunakan metode tertentu, belum tentu efektif dengan menggunakan metode lain. Sebab sebagai tuntutan itulah maka muncul bermacam-macam bentuk metode dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya.

Berikut deskripsi singkat macam-macam metode: a. Metode cermah

Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran di mana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi pengajaran kepada peserta didik dilaksanakan dengan lisan. Dalam metode ceramah yang menjadi pemeran utama adalah guru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan metode ceramah bergantung sebagian besar padanya. Karena itu, beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam hubungannya dengan penggunaan metode ceramah, yaitu tentang kesatuan bahan pelajaran apa yang akan disajikan pada peserta didik, bagaimana mengajarnya, dan alat-alat pengajaran apa yang dapat dipergunakan

1) Kelebihan metode ceramah

a) Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya

b) Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu mengadakan pengelompokan murid seperti pada metode yang lain

c) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup banyak

d) Fleksibel, dalam arti jika waktu sedikit penyampaian bahan pelajaran dapat diperingkat, jika waktu banyak dapat disampaikan sebanyak-banyanknya dan mendalam


(27)

2) Kekurangan metode ceramah

a) Guru sulit mengetahui pemahaman anak didik terhadap bahan-bahan yang diberikan

b) Kadang-kadang guru ingin menyampaikan bahan yang sebanyak-banyaknya

c) Anak didik cendrung pasif dan ada kemungkinan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan

d) Jika guru tidak memperhatikan segi-segi psikologis dari anak didik metode ceramah dapat bersifat melantur dan membosankan. Sebaliknya kalau guru berlebih-lebihan berusaha untuk menimbulkan humor inti dan isi ceramah menjadi kabur.25

b. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab ialah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru (dosen) bertanya sedangkan murid-murid (mahasiswa) menjawab tentang bahan materi yang ingin diperolehnya

1) Kelebihan metode Tanya jawab

a) Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan menyampaikan pikiran melalui bebicara

b) Baik untuk melatih anak didik agar berani mengembangkan pendapatnya dengan lisan secara teratur

c) Timbulnya perbedaan antara anak didik atau guru dengan anak didik akan membawa kelas ke dalam suasana diskusi 2) Kekurangan metode Tanya jawab

a) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu untuk menyelesaikannya

b) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian anak didik, terutama apabila terdapatjawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya tetapi bukan sasarannya yang dituju

c) Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai dalam penyajian materi pelajaran

d) Situasi persaingan bisa timbul apabila guru kurang menguasai teknik pemakaian metode ini.26

25

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:55

26

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:56


(28)

c. Metode diskusi

Diskusi adalah kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan berdebat. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota dalam kelompok.

1) Kelebihan metode diskusi

a) Suasana kelas akan hidup sebab anak-anak mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang di diskusikan. Partisipasi anak dalam metode ini lebih baik

b) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis, sabar dan sebagainya

c) Anak-anak belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu musyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang sebenarnya

2) Kekurangan metode diskusi

a) Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab

b) Sulit menduga hasil yang akan dicapai karena waktu yang dipergunakan untuk diskusi cukup panjang. 27

d. Metode pemberian tugas belajar

Metode pemberian tugas belajar sering disebut metode pekerjaan rumah yaitu murid diberi tugas di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini peserta didik dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi dapat dikerjakan di perpustakaan, di laboratorium, di kebun percobaan, dan sebagainya untuk dipertanggung jawabkan pada guru.

1) Kelebihan metode pemberian tugas belajar

a) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif

27

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:59


(29)

b) Menumpuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab dalam metode ini anak-anak harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan

c) Membiasakan anak giat belajar

d) Memberikan tugas anak yang bersifat praktis umpamanya membuat laporan tentang peribadatan di daerah masing- masing, kehidupan social dan sebagainya

2) Kekurangan metode pemberian tugas belajar

a) Seringkali tugas dirumah itu dikerjakan oleh orang lain sehingga anak-anak tidak tahu menahu pekerjaan tersebut b) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individu

anak-anak dalam kemampuan dan minat belajar

c) Sering kali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin hasil pekerjaan temannya

d) Apabila tugas itu selalu banyak atau terlalu berat, akan mengganggu keseimbangan mental anak. 28

e. Metode demonstrasi dan Eksperimen

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya proses cara mengambil wudhu, proses jalannya shalat dua rakaat, dan sebagainya.

Yang dimaksud dengan eksperimen adalah metode pengajaran guru dan murid bersam-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui, misalnya murid mengerjakan menyelenggarakan sholat jumat, merawat jenazah, dan sebagainya. 1) Kelebihan metode demontrasi dan eksperimen

a) Perhatian anak-anak akan terpusat kepada apa yang di demonstrasikan dan memberikan kemungkinan berpikir lebih kritis

b) Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak

c) Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan karena akan mengamati langsung terhadap suatu proses d) Dengan metode ini sekaligus masalah-masalah yang

mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat dijawab

28

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:61


(30)

2) Kekurangan metode demonstrasi dan eksperimen

a) Dalam menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen biasanya memerlukan waktu yang banyak

b) Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan maka metode ini kurang efektif

c) Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melaksanakan eksperimen

d) Banyak alat-alat yang tidak didemonstrasikan dalam kelas karena besarnya atau karena harus dibantu dengan alat-alat yang lain. 29

f. Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok dalam rangka pendidikan dan pengajaran ialah kumpulan dari beberapa individu yang bersifat pedagogis yang didalamnya terdapat hubungan timbal balik antar individu serta sikap saling percaya.

1) Kelebihan motode kerja kelompok

a) Ditinjau dari segi ilmu jiwa, kegiatan kelompok murid dapat meningkatkan kualitas kepribadian, seperti kerjasama, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan sebagainya

b) Ditinjau dari segi didaktik, anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu temannya memenangkan persaingan antar kelompok

2) Kekurangan metode kerja kelompok

a) Metode kerja kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan dengan metode lain, misalnya dengan metode ceramah

b) Apabila terjadi persaingan negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk

c) Anak-anak yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya, sehingga usaha kelompok tersebut akan gagal. 30

g. Metode sosiodrama dan bermain peran

29

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:62-63

30

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:64


(31)

Metode bermain peran adalah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan social, sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan di mana para murid diikutsertakan dalam permainan peranan di dalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial.

1) Kelebihan metode sosiodrama dan bermain peran

a) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian

b) Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup

c) Anak-anak dapa menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan bedasarkan penghayataan sendiri

d) Anak-anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur

2) Kekurangan metode sosiodrama dan bermain peran a) Metode ini memerlukan waktu cukup lama b) Memerlukan persiapan yang teliti dan matang

c) Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu

d) Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramtisasi itu gagal. 31

h. Metode karyawisata

Metode karyawisata sering diberi pengertian sebagai suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara bertamasya di luar kelas. Dalam perjalanan tamasya ada hal-hal tertentu yang telah direncanakan oleh guru untuk didemonstrasikan pada anak didik, di samping hal-hal yang secara kebetulan ditemukan di dalam perjalanan tamsya tersebut.

1) Kelebihan motode karyawisata

a) Member kepuasan kepada anak mengenai lingkungan dengan banyak melihat kenyataan-kenyataan di samping keindahan di luar kelas

b) Anak didik dapat memperoleh tambahan pengalaman melalui karyawisata, sedangkan guru mendapatkan kesempatan menerangkan segala sesuatu

31

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:65


(32)

c) Anak didik akan bersikap terbuka, objektif dan berpandangan luas akibat dari pengtahuan yang diperoleh dari luar yang akan mempertinggi prestasi kepribadiannya 2) Kekurangan metode karyawisata

a) Apabila objek karyawisata tidak cocok untuk mencapai tujuan

b) Waktu yang tersedia tidak mencukupi

c) Pembayaran karyawisata merupakan beban tambahan anak sehingga memberatkan bagi anak-anak yang orang tuanya tidak mampu. 32

i. Metode proyek (Unit)

Metode proyek (unit) adalah suatu metode mengajar yang bahan pelajarannya diorganisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan menjadi suatu keseluruhan atau suatu kesatuan bulat yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah.

1) Kelebihan metode proyek (Unit)

a) Pelajar memperoleh pengetahuan yang utuh

b) Pelajar akan berpandangan luas, melihat hubungan antara bahan atau mata pelajaran satu dengan yang lain

c) Pelajar dan guru sama-sama aktif d) Pelajar dibiasakan bekerja secara ilmiah e) Pengetahuan pelajar menjadi praktis

f) Hubungan antara sekolah dengan masyarakat menjadi terbina

2) Kekurangan metode proyek (Unit) a) Memakan waktu yang cukup lama

b) Adakalanya sukar mendapat sumber-sumber yang tepat c) Pengetahuan dan kecakapan guru harus cukup memadai

baik bahan maupun metode itu sendiri. 33

32

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:66-67

33

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:72


(33)

B. STRATEGI PERKULIAHAN YANG EFEKTIF 1. Pengertia Efektifitas

Dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sebagai makhluk yang senantiasa berhubungan atau berinteraksi dengan yang ada disekitarnya, benda-benda maupun makhluk hidup yang lainnya, keberadaan manusia selalu dikaitkan dengan keberadaan ruang dan waktu. Pemanfaatan akan ruang dan waktu sebagai penopang segala aktivitas manusia dalam kehidupannya merupakan obyek yang penting dalam mengartikan efektifitas.

Dalam bertindak, bersikap, megambil keputusan, sampai hal-hal yang dalam prosesnya mempergunakan cara kerja fikiran, perasaan dan perbuatan, efektifitas dan efesiensi selalu menjadi bahan pertimbangan, terutama dalam tradisi masyarakat moderen.

Dalam memaknai efektifitas, setiap orang memberi arti yang berbeda sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Uraian di bawah ini mencoba menjabarkan beberapa pengertian efektifitas yang diajukan beberapa tokoh, termasuk arti yang ada dalam kamus. The Oxford English Dictionary mengartikan efektifitas sebagai, “the quality of being effective, in various sense”.34 Secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kualitas yang menjadikan efektif dalam berbagai hal atau bidang.

Sedangkan kata efektifitas dalam kamus lengkap bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “efektifitas berasal dari kata efek yang berarti akibat / pengaruh, selanjutnya berkembang menjadi efektif yang berarti tepat guna manjur atau mujarab. Menurut prof. Dr. Zakiah Drajat, efektifitas yaitu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana sesuatu yang direncanakan atau diinginkan yang dapat terlaksana atau tercapai.35

34

Eric Buckley, The Oxford English Dictionary, (Oxford: The Clarendon Press. 1978), Vol. III. P,49

35


(34)

Terminologi efektivitas yang terdapat dalam ensiklopedia Indonesia berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan.suatu usaha dapat dikatakan efektif ketika usaha itu mencapai tujuannya.

Menurut F.X Suwarto, keefektifan berasal dari kata dasar efektif yang artinya,

a. Ada efeknya (pengaruh, akibatnya, kesannya) seperti manjur, mujarab, mempan.

b. Penggunaan metode atau cara, saran atau alat dalam melaksanakan aktifitas sehingga berhasil guna mencapai hasil yang optimal. Sondang Siagian menuliskan bahwa, efektifitas berkaitan erat bukan hanya dengan penggunaan suatu daya, dana, sarana dan prasarana kerja secara tepat, akan tetapi juga dengan tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya dalam batas waktu yang telah ditetapkan untuk pencapaiannya.36 Menurut E. Mulyasa, Efektifitas adalah bagaimana suatu Organisasi Berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.37

Menurut pengertian bahasa, efektivitas berarti dapat membawa hasil, sehingga sesuatu dapat dikatakan efektif apabila berhasil dan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan atau direncanakan sebelum melakukan hal tersebut. Emerson menjelaskan arti dari efektifitas sebagaimana dikutip oleh suwarno Hanayaningrat dalam buku pengantar studi ilmu administrasi dan manajemen, sebagai berikut “ effectiveness is measuring in term of attaining prescribed goals or objectives”. (efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran dan tujuan yang telah di tentukan sebelumnya). Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi,

36

Sondang Siagian, Tehnik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasi,

(Jakarta: C.V Haji Masgung ,1987), Cet. ke-1, h. 3 37

E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,(Bandung:PT Rosdakarya,2002), Cet. ke- 2, h.82


(35)

kalau tujuan atau sasaran itu tidak selesai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif.38

Berdasarkan bermacam-macam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan efektifitas adalah tercapainya suatu usaha dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya melalui tindakan atau perbuatan yang maksimal.

a. Macam-macam Perspektif efektifitas

Menurut F.X Suwarto, terdapat beberapa perspektif tentang keefektifan. Diantaranya adalah:

1) Keefektifan individu yaitu menekankan pelaksanaan tugas-tugas dan tanggung jawab individu pekerja/anggota organisasi dari suatu organisasi.

2) Keefektifan kelompok yaitu jumlah sumbangan dari keseluruhan anggota kelompok.

3) Keefektifan organisasi yaitu fungsi dari keefektifan individu dan kelompok, bahwa organisasi dapat memperoleh tingkat prestasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah prestasi masing-masing bagian yang ada dalam organisasi.39

b. Pengukuran Efektifitas

Dalam upaya mengukur sejauh mana tingkat keefektifan, F.X Suwarto mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam hal pengukuran keefektifan. Diantaranya yaitu:

1) Pendekatan tujuan, yaitu pendekatan yang menekankan pada pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan.

2) Pendekatan teori sistem, yaitu pendekatan yang menekankan pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai criteria penilaian

38

Suwarno Hanayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, (Jakarta: PT. Idayu Press dan yayasan Masagung, 1990), Cet. ke-10, hal.16

39

FX. Suwarto, Perilaku Organisasi,(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakrta,1999), Cet. Ke 1, h. 2


(36)

keefektifan sehingga satu elemen dari sejumlah elemen saling tergantung.

3) Pendekatan teori multiple konstituensi, organisasi dapat dikatakan efektif bila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat dalam lingkungan organisasi, yaitu konstituensi yang menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut.40

2. Strategi Perkuliahan Yang Efektif

Proses belajar mengajar terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan perlu diatur sedemikian rupa sehingga timbul reaksi peserta didik kearah perubahan perilaku yang diinginkan. Pengaturan lingkungan tersebut, meliputi analisis kebutuhan peserta didik, karakteristik, perumusan tujuan, penentuan materi pelajaran, pemilihan strategi yang sesuai, serta media pembelajaran yang diperlukan.41

Seorang tenaga pengajar professional dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya di depan kelas. Salah satu keahlian tersebut yaitu kemampuan menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efesien, seorang tenaga pengajar perlu mengenal berbagai jenis strategi pembelajaran dengan harapan agar dapat memilih strategi yang akan diterapkan untuk mengajar kan suatu bidang studi tertentu.

Dalam perkuliahan dosen dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk mahasiswanya, ini yang menjadi pokok utama dalam proses transfer ilmu pengetahuan. Melalui pembelajaran yang menyenangkan dapat diyakini mahasiswa akan merasa betah dan terobsesi untuk mengikuti perkuliahan secara keseluruhan, dengan demikian pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran yang diberikan akan dapat diresapi dengan mudah.

40

FX. Suwarto, Perilaku Organisasi,(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakrta,1999), Cet. Ke 1, h. 3

41


(37)

Meski dalam proses pembelajaran dewasa ini peran mahasiswa juga sangat dominan, tetapi dosen tetap saja menjadi penentu suksesnya suatu perkuliahan. Bahkan, seringkali seorang dosen dijadikan salah satu personal yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan perkuliahan.

Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil.42 Oleh karena itu seorang tenaga pengajar dituntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran. Dengan begitu, setidaknya akan terlihat sebuah pembelajaran yang efektif.

Strategi pembelajaran harus selaras dan serasi dengan kompetensi yang akan dicapai. Dapat diambil contoh, kemasan yang menarik untuk suatu barang, seperti kado, memberikan efek yang mendalam pada penerimanya, seperti perasaan gembira dan terharu yang selalu terngiang-ngiang dalam pikiran dan perasaan. Sebaliknya, kemasan yang kurang rapi dan tidak mempertimbangkan nilai estitika sudah dipastikan akan kurang mendapat perhatian dari si penerimanya. Dari itu perlu diperhatikan kemasan mata kuliah atau mata pelajaran yang sesuai dengan situasi emosi dan tingkat kognisi mahasiswa sehingga akan membekas dalam sistem ingatan.

Walaupun secara teoritis seorang tenaga pengajar telah paham tentang langkah-langkah operasional suatu strategi pembelajaran. Namun, belum tentu seorang tenaga pendidik mampu berhasil menerapkan strategi tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Keberhasilan seorang tenaga pendidik dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan tenaga pendidik dalam menganalisis kondisi pembelajaran yang ada. Hasil analisis terhadap kondisi pembelajaran dapat dijadikan pijakan dasar dalam menetukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

42


(38)

Mager menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tujuan pembelajaran

Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa. Misalnya menyusun bagan analisis pembelajaran. Berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang dihendaki oleh tenaga dosen adalah latihan praktek lansung.

b. Memilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimilki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja). Misalnya setelah bekerja, mahasiswa dituntut untuk pandai memperogram data komputer. Berarti metode yang paling mungkin digunakan adalah praktikum dan analisis kasus/pemecahan masalah (Problem Solving)

c. Menggunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan kepada indra mahasiswa. Artinya, dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan peserta didik dapat melakukan aktifitas fisik maupun psikis. Misalnya menggunakan proyektor. Dalam menjelaskan suatu bagan, lebih baik seorang tenaga pendidik mengguankan proyektor dari pada berceramah, karena pengguanaan proyektor memungkinkan mahasiswa sekaligus dapat melihat dan mendengar penjelasan dosen.43

Dalam pemilihan strategi pembelajaran hendaknya dilandasi prinsip efesiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat keterlibatan peserta didik. Untuk itu, pengajar haruslah berfikir strategi pembelajaran manakah yang paling efektif dan efesien dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat diarahkan agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal.

Secara umum strategi pembelajaran terdiri dari atas 5 (lima) komponen yang saling berinteraksi dengan karakter fungsi dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu:

43

Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif , (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),h. 8


(39)

1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan 2) Penyampaian informasi

3) Partisipasi peserta didik 4) Tes, dan

5) Kegiatan lanjutan

Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria berikut:

1) Orientasi strategi pada tugas pembelajaran 2) Relevan dengan isi / materi pembelajaran

3) Metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai, dan

4) Media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indra peserta didik secara simultan.44

Tentu dalam menyusun strategi pembelajaran membutuhkan ketelitian dan kretifitas dari tenaga pendidik. Sebelum seorang dosen memulia perkuliahannya tentu ia meelakukan persiapan-persiapan dalam beberapa aspek desain mata kuliah atau pelajaran. Persiapan ini dapat dikatakan sebagai satu usaha pembuktian akuntabilitas profesionalisme pembelajaran seorang dosen kepada mahasiswanya yang telah memberikan kepercayaan kepada perguruan tinggi.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendesain suatu mata kuliah. Ada empat elemen yang harus dipersiapkan dalam mendesain satu mata kuliah, yaitu:

1) Elemen materi-materi Perkuliahan.

2) Elemen kompetensi atau tujuan pembelajaran atau hasil belajar. 3) Elemen strategi pembelajaran atau metode pembelajaran. 4) Elemen evaluasi pembelajaran.

Keempat elemen ini memiliki karakter yang bersifat serasi, sekata, dan senada. Meskipun wujud tiap-tiap elemen berbeda tetapi hakikatnya adalah sama.45

Dalam hal ini penting bagi seorang dosen mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan mata kuliah yang akan diampu. Informasi-informasi itu mungkin didapatkan dalam bentuk hard copy atau soft copy melalui perpustakaan,

44

Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif , (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),h. 9

45

Dr. Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Pustaka Insan Madani dan Center For Teaching Staf Development,IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2009)h. 7


(40)

internet, atau konsultasi dari beberapa sumber. Disamping itu juga dosen harus mengetahui kebutuhan dan karakteristik awal mahasiswa, seperti dosen mengetahui kadar pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran, sikologis mahasiswa, suasana ruang perkuliahan dll.

Ada baiknya proses pembelajaran mahasiswa merupakan hasil dari penilaian terhadap mereka sendiri. Mungkin pembelajaran dapat menggunakan pendekatan elisitif sebagai yang paling tepat untuk karakter andragogi. Mungkin juga menggunakan pendekatan preskriptif atau satu gabungan di antara kedunya dengan penekanan pada pendekatan elisitif. 46

Pendekatan andragogi mempunyai beberapa asumsi dasar, 1, Kemampuan mengarahkan diri, 2, Pengalaman pembelajar atau mahasiswa, 3, Kesiapan belajar berdasarkan kebutuhan, 4, Orientasi bahwa belajar itu adalah kehidupan.47

Pendekatan juga mutlak didukung oleh sikap dosen yang terbuka, mau mendengarkan pendapat mahasiswa, membiasakan mahasiswa mendengarkan pendapat orang lain, menghargai perbedaan pendapat, mentelorir kesalahan mahasiswa dan mendorong untuk memperbaikinya, menumbuhkan rasa percaya diri, memberikan umpan balik hasil kerja mahasiswa, tidak terlalu cepat membantu, tidak terlalu cepat menanggapi jika mahasiswa salah, tidak kikir untuk memuji, tidak mentertawakan pendapat atau hasil kerja mahasiswa, dan mendorong mahasiswa untuk tidak takut salah.

Belajar efektif setidak akan menyangkut dua komponen, yaitu waktu dan konsentrasi. Belajar yang efektif adalah bagaimana seseorang dengan konsentrasi yang penuh dapat menggunakan waktu untuk belajar secara baik. Dalam banyak kasus telah dijumpai kenyataan tentang banyaknya mahasiswa yang karena kurang konsentrasi terpaksa membuang waktu berjam-jam untuk belajar tetapi hanya sedikit materi pelajaran yang dapat

46

Dr. Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Pustaka Insan Madani dan Center For Teaching Staf Development,IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2009)h. 76

47

Hisyam Zaini, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Center For Teaching Staf Development, IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta.2002) h.7


(41)

dikuasainya, sebaliknya ada pula mahasiswa yang hanya memerlukan beberapa menit waktu untuk belajar tetapi banyak materi pelajaran yang dapat dikuasainya. Kasus terakhir inilah yang dapat disebut sebagai belajar secara efektif.

Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses pembelajaran.48 Efesiensi dan keefektifan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya dosen untuk membantu para mahasiswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk mengetahui keefektifan mengajar, dengan memberikan tes, dari hasil tes kemudian bisa dipakai untuk mengevalusai berbagai macam aspek proses pengajaran.

Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran yaitu :

1. Presentasi waktu belajar yang tinggi dicurahkan di KBM

2. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara mahasiswa

3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran denagan kemampuan mahasiswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan

4. Mengembangkan suasan belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2) tanpa mengabaikan butir (4) 49

Dosen yang efektif adalah yang menemukan cara dan selalu berusaha agar peserta didiknya terlibat secara tepat dan penuh dalam suatu mata pelajaran tanpa menggunakan teknik yang memaksa, nagatif atau hukuman. Kemudian bisa menjalin hubungan simpatik, menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian, menguasai sepenuhnya bidang studi, dan dapat memotivasi mahasiswa untuk bekerja tidak

48

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , (Kencana, Jakarta. 2009) h.20

49

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kencana, Jakarta. 2009) h.20


(42)

sekedar maencapai suatu prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih.

Sikap diri yang disebutkan di atas dapat diidentifikasi menjadi lima variabel proses dosen yang memperlihatkan hubungan belajar dengan pencapaian tujuan, yaitu : (1) Kejelasan dalam penyajian, (2) Kegairahan mengajar, (3) Ragam kegiatan, (4) perilaku mahasiswa akan melaksanakan tugas dan kecekatannya, (5) Kandungan bahan pengajaran.50

Untuk dapat belajar secara efektif maka konsentrasi merupakan persyaratan yang mutlak, tetapi dibalik itu ada pula faktor-faktor lain yang dapat mendukung tercapainya efektivitas belajar; yaitu kondisi jasmani, fasilitas, strategi, disiplin, dan lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut di atas maka faktor strategi dan disiplin cukup menarik untuk dicermati dan dikaji secara lebih mendalam. Secara umum belajar secara rutin dan berdisiplin akan membuahkan hasil yang lebih baik dari pada belajar yang dilakukan secara temporer atau pada waktu-waktu tertentu saja.

Sampai saat ini masih banyak didapati dosen di lingkungan perguruan tinggi yang dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti, dosen mengajar secara alami sesuai dengan bakat mengajar yang dimiliki.51 Tentu hal ini akan mempengaruhi dalam penyusunan dan penyampaian materi perkuliahan kepada mahasiswa.

Dari uraian berbagai teori tentang efektifitas strategi perkuliahan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa efektifitas strategi perkuliahan adalah upaya pembelajaran yang dilakukan dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar dengan harapan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil. Untuk mengukur tingkat keefektifan startegi perkuliahan dilakukan melalui: (1) Kehadiran mahasiswa secara keseluruhan atau permateri pembelajaran, (2) Pelaksanaan dalam mengerjakan tugas dan

50

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kencana, Jakarta. 2009) h.21

51

Hisyam Zaini, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Center For Teaching Staf Development,IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta.2002)h.3


(43)

ketapatan pengumpulan tugas yang diberikan oleh dosen, (3) Kesesuaian materi yang diajarkan sesuai tidak dengan kemampuan belajar mahasiswa, (4) Penggunaan dan pengembangan metode pembelajaran.


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas strategi perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2010 - Februari 2011, dengan rincian jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1

NO JENIS KEGIATAN Sept Okt Nov Des Jan Feb

1 Pemilihan Judul 2 Konsultasi dengan

Pembimbing 3 Observasi

4 Izin penelitian ke jurusan 5 Pengumpulan data 6 Pengolahan/ analisis data

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu “penelitian yang menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang di teliti”.52 Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui informasi mengenai efektifitas strategi perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan. Dengan menggunakan data kuantitatif yang menggunakan rumus Prosentase dalam pengolahan dan analisis data.

52

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet, ke-7, h.310


(45)

D. Sumber Data

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.53 Berdasarkan batasan ini ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa yang berada di Program studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun akademik 2010-2011. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti.54 Dalam penelitian ini sampel yang diambil penulis adalah semester VIII dengan jumlah 58 orang. Adapun alasan penulis dalam pengambilan sampel hanya pada semester tersebut karena mahasiswa sudah mengikuti perkuliahan dari semester 1(satu) dan sudah mendapat pelajaran dari hampir semua dosen yang mengajar di Prodi Manajemen Pendidikan sehinnga mereka mampu memberikan penilaian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, antara lain:

1. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada mahasiswa berupa pertanyaan secara langsung maupun tidak langsung.55 Angket ini disebarkan kepadamahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi responden untuk mengetahui tingkat efektifitas startegi perkuliahan.

2. Wawancara

Wawancara adalah Tanya jawab lisan dua orang atau lebih secara langsung.56 Wawancara ini digunakan untuk melengkapi data penelitian. Dalam hal ini, penulis mengadakan wawancara dengan beberapa dosen dan ketua prodi manajemen pendidikan guna mendapatkan informasi tentang strategi perkuliahan yang digunakan dan kebijakan yang diterapkan.

53

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekata Peraktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), cet,ke- 11, h.92

54

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekata Peraktek, …, h.104 55

Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), cet, ke-3, h. 60

56


(46)

3. Studi Dokumentasi

Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebatas pada profil,visi misi, dan bahan ajar yang diberlakukan di prodi manajemen pendidikan, guna mengetahui sejarah dan kesesuaian materi yang diajarkan.

F. Instrumen Penelitian 1. Defenisi Konseptual

Efektifitas strategi perkuliahan merupakan pengamatan terhadap keberhasilan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan dosen dalam proses belajar mengajar. Yang mencakup dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Kehadiran mahasiswa, 2) Pelaksanaan tugas kuliah, 3) Kesesuaian materi dengan tujuan, 4) Penggunaan dan pengembangan metode

2. Defenisi Operasional

Strategi perkuliahan merupakan alur pembelajaran yang dibuat untuk memperoleh skor, skor yang diperoleh melalui butir-butir instrument yang menggambarkan kemampuan strategi perkuliahan yang digunakan dosen saat mengajar yang mencakup dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Kehadiran mahasiswa, 2) Pelaksanaan tugas kuliah, 3) Kesesuaian materi dengan tujuan, 4) Penggunaan dan pengembangan metode.

Skor strategi perkuliahan tersebut diukur dengan menggunakan skala likert dalam bentuk pertanyaan yang dilengkapi dengan empat buah alternatif jawaban yaitu: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Untuk pernyataan selalu diberi skor 4, pernyataan sering diberikan skor 3, pernyataan kadang-kadang diberikan skor 2, dan pernyataan tidak pernah diberikan skor 1.

3. Kisi-kisi Instrumen

Adapun kisi-kisi instrument pada penelitian yang penulis gunakan dalam pembuatan instrument adalah sebagai berikut:


(47)

a. Kisi-kisi Angket

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Angket.

No Dimensi Indikator No

Item

Jml Item

No Item

+ _

1. Kehadiran Mahasiswa

• Mahasiswa hadir dalam perkuliahan secara keseluruhan pada tiap semester • Mahasiswa hadir

dalam perkuliahan secara keseluruhan pada mata kuliah

1,2 3,4 2 2 1,2 3,4

2. Pelaksanaan tugas kuliah

• Mahasiswa

mengerjakan tugas yang diberikan dosen.

• Mengumpulan tugas tepat waktu 5,6,7 8,9 3 2 5,6,7 8,9

3 Kesesuaian materi dengan tujuan

• Materi sesuai dengan kemampuan belajar mahasiswa • Kemampuan terhadap pemahaman materi 10, 11,12 13,14, 15,16, 17 3 5 10,11 ,12 13,15 ,16 14,17


(48)

4 Penggunaan dan pengemban gan metode • Menggunakan metode perkuliahan Menjelaskan inti perkuliahan • Kreatif dalam

menggunakan metode perkuliahan 18,19, 20,21 22,23, 24 25,26, 27,28, 29,30 4 3 6 19,21 22,23 ,24 26,27 29,30 18,20 25,28

b. Kisi-kisi wawancara

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Wawancara.

No Dimensi Indikator No

Item

Jml Item

No Item

+ _

1. Kehadiran dosen

• Dosen hadir tepat waktu

1 1

2. Pemberian tugas kuliah

• Memberikan tugas kuliah

2,3,4,5 4

3 Kesesuaian materi dengan tujuan

• Materi sesuai dengan silabus • Mempersiapkan materi 6 7,8,9, 10 1 4

4 Penggunaan dan pengemban gan metode • Menggunakan metode perkuliahan • Kreatif dalam

menggunakan 11,12 13,14, 15 2 3


(49)

metode perkuliahan

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pengolahan data penulis menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau

kuesioner yang berhasil dikumpulkan.

2. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket.

3. tabulating, yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil

dikumpulkan ke dalam tabel yang telah disediakan.

Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap berikutnya data tersebut dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskripsif analisis yang sebelumnya telah ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi:bl;

Rumus: P = x100% N

F

Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi

N = Banyaknya Responden

4. Data yang telah dianalisis, dan diketahui presentasinya kemudian dalam pengolahannya, untuk mengetahui tujuan penelitian ini adalah dengan melakukan penghitungan untuk mengetahui rata-rata dari hasil angket yang diperoleh sebagai langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi


(50)

b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus: P = x100%

NS NH

Untuk mengetahui interpretasi dari hasil rata-rata per dimensi dari angket yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagai berikut:

a. Dimensi kehadiran dan Pelaksanaan Tugas

1. Sangat baik atau yang setara, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 80–100

2. Baik atau yang setara, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 70 – 79

3. Kurang baik atau yang setara, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 60- 69

4. Tidak baik atau yang setara, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0 - 59


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Prodi Manajemen Pendidikan

1. Sejarah Prodi Manajemen Pendidikan FITK UIN Jakarta

Program Studi Manajemen Pendidikan merupakan salah satu program studi yang berdiri sejak tahun 1999 di Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara internal program studi ini lahir merupakan hasil dari reorientasi dan revitalisasi Jurusan Kependidikan Islam agar Jurusan tersebut mempunyai orientasi, visi, misi dan kompetensi yang jelas. Sedangkan secara eksternal, program studi ini lahir sebagai langkah response dan antisipasi terhadap permasalahan dunia pendidikan terutama dunia pendidikan islam yang salah satu masalahnya adalah berkaitan dengan masih lemahnya bidang manajemen pendidikan dari para pengelola dan penyelenggara pendidikan seperti kepala madrasah atau pengurus yayasan juga pengurus pesantren.57

Beberapa penjelasan di atas merupakan faktor yang melatar belakangi pembukaan program studi manajemen pendidikan sebagai pelaksana operasional bidang akademik yang menyiapkan tenaga kependidikan yang kompeten dan professional dalam bidang manajemen pendidikan. Kebutuhan akan SDM Kependidikan yang

57


(52)

berkualitas terutama dalam pengelolaan dan penyelenggaraan program pendidikan semakin dibutuhkan. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor DJ.I/385/2008 tentang Perubahan Konsentrasi Manajemen Pendidikan menjadi Program Studi Manajemen Pendidikan, semakin memperjelas Izin Penyelenggaraan Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Visi dan Misi Prodi Manajemen Pendidikan a. Visi

Menjadi Program Studi yang unggul, kompetitif, dan professional dalam pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu manajemen pendidikan dengan mengintegrasikan keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan manajemen pendidikan dengan model research based learning, problem based learning dan contextual teaching & learning dalam rangka quality assurance;

2) Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan keilmuan dan karya inovatif yang relevan dengan kebutuhan bidang pendidikan;

3) Mengembangkan komitmen dan budaya akademik bagi para civitas akademika;

4) Mengembangkan pengabdian, jejaring, dan kemitraan, dengan berbagai lembaga pemerintah, satuan pendidikan, dan lembaga lainnya, baik nasional maupun internasional;

5) Melaksanakan evaluasi berkelanjutan terhadap

penyelenggaraan program studi dalam rangka menjawab kebutuhan stakeholders.


(53)

1) Menghasilkan lulusan yang mampu menjalankan fungsi sebagai manajer pendidikan di berbagai jenis, jenjang, organisasi, dan instansi pendidikan.

2) Menghasilkan lulusan yang unggul, kompetitif, dan profesional dalam bidang manajemen perkantoran yang memiliki:

a) Kompetensi Pedagogik:

Menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar, mengembangkan kurikulum, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, menyelenggarakan evaluasi pembelajaran, dan melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia;

b) Kompetensi Kepribadian:

Memiliki etos kerja yang produktif dan menjunjung tinggi kode etik profesi guru bidang bahasa dan sastra Indonesia. c) Kompetensi Sosial:

Bersikap inklusif, objektif, empatik, dan berkomunikasi secara efektif dalam melaksanakan tugas profesi keguruan bidang bahasa dan sastra Indonesia;

d) Kompetensi Profesional:

Menguasai keilmuan, mengembangkan materi secara kreatif dan inovatif, serta mengembangkan keprofesionalan bidang bahasa dan sastra Indonesia secara berkelanjutan.

d. Standar Kompetensi Lulusan

1) Memiliki kemampuan akademik dan profesional bidang manajemen pendidikan


(1)

7. Saya mengerjakan tugas tanpa meminta bantuan orang lain karena saya yakin mampu

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

8. Saya tidak mengumpulkan tugas kuliah yang diberikan karena saya yakin tidak akan dinilai

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

9. Saya tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas perkuliahan karena tidak akan ditegur dosen

e. Selalu c. Kadang-kadang

f. Sering d. Tidak Pernah

10. Materi yang diberikan dosen sesuai dengan yang tertera pada silabus

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

11. Dosen mengup date materi perkuliahan sesuai perkembangan IPTEK

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

12. Dosen menyampaikan materi perkuliahan disertai contoh-contoh yang relevan

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

13. Saya memahami setiap penjelasan materi yang diberikan dosen

e. Selalu c. Kadang-kadang

f. Sering d. Tidak Pernah

14. Penyampaian materi yang diberikan dosen membosankan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

15. Dosen mengharuskan mahasiswa memiliki sumber bacaan wajib

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

16. Dosen menganjurkan mahasiswa memiliki literature tambahan sebagai penunjang

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

17. Saya tidak bisa menelaah materi yang diberikan dosen karena penjelasannya sulit dipahami

a. Selalu c. Kadang-kadang

b.Sering d. Tidak Pernah

18. Dosen terpaku hanya pada satu metode pembelajaran

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil


(2)

19. Metode yang digunakan dosen memudahkan saya memahami setiap materi

a.Selalu c. Kadang-kadang

b.Sering d. Tidak Pernah

20. Metode yang digunakan dosen tidak sesuai dengan tujuan perkuliahan dan materi yang diajarkan

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

21. Dosen menguasai metode pembelajaran

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

22. Dosen menjelaskan tugas-tugas perkuliahan di awal pertemuan

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

23. Dosen melakukan penilaian sesuai dengan kontrak perkuliahan

a. Seluruh dosen c. Sebagian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

24. Dosen memberikan penilaian secara objktif

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

25. Dosen tidak memberikan kesempatan bertanya bagi mahasiswa

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

26. Dosen menghargai perbedaan pendapat yang berkembang dalam proses perkuliahan

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

27. Dosen mengembalikan tugas mahasiswa dengan member komentar

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

28. Dosen kurang kreatif dalam mengembangkan suatu metode perkuliahan

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

29. Dosen mengajar dengan strategi yang kreatif

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

30. Strategi yang digunakan dosen dalam perkuliahan mamapu meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa

a.Seluruh dosen c. Sebagaian kecil

b.Sebagian besar d. Tidak satupun

Pertanyaan buat dosen

1. Hadir sesuai dengan jam perkuliahan 2. Memberikan tugas kuliah untuk mahasiswa


(3)

3. Memeriksa dan mengembalikan tugas mahasiswa

4. Tindakan yang diberikan apabila terdapat tugas yang sama 5. Tindakan yang diberikan apabila tidak mengerjakan tugas 6. Memberikan materi sesuai dengan silabus mata kuliah 7. Mempersiapkan bahan ajar yang akan diajarkan 8. Meng up date bahan ajar yang akan diajarkan

9. Menganjurkan bahan bacaan yang relevan dengan materi perkuliahan 10. Menghubungkan materi dengan realita kehidupan

11. Menentukan metode pembelajaran

12. Metode yang digunakan memberi pengaruh pada belajar mahasiswa 13. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukakan ide

atau pendapat

14. Membuat variasi metode dalam pembelajaran


(4)

(5)

(6)