karena  itu  cakupan  imunisasi  harus  ditingkatkan  dalam  upaya  pemberantasan ISPA. achmadi, 2008
5.4 Hubungan  Kebiasaan  Merokok  Dengan  Kejadian  ISPA  Pada  Anak
Usia 0-5 Tahun
Berdasarkan  hasil  penelitian  hubungan  kebiasaaan  merokok    dengan kejadian  ISPA  pada  anak  usia  0-5  tahun
menggunakan Uji Fisher’s di dapat p
value  0,015  kurang  dari  0,05  maka  Ho  ditolak.  Hal  ini  berarti  ada  hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA pada anak usia 0-5 tahun. Nilai Rasio
Prevalensi  luas  ventilasi  adalah  2,27  lebih  besar  dari  1,  maka  dari  itu  kebiasaan merokok merupakan faktor resiko penyebab penyakit ISPA.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh lingga 2014, yang  menunjukkan  bahwa  ada  hubungan  yang  signifikan  antara  kebiasaan
merokok dengan kejadian ISPA dan juga penelitian yang dilakukan oleh Suryani 2013, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok anggota
keluarga dengan kejadian ISPA Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  sebagian  besar  anggota  keluarga
memiliki  kebiasaan  merokok  di  dalam  rumah  dan  dekat  dengan  anak.  Dari  segi jumlah  anggota  keluarga  yang  merokok  didapat  bahwa  anggota  keluarga  yang
merokok lebih dari 1 orang sebesar 40. Dari data yang didapat, kepala keluarga yang  paling  banyak  merokok    dalam  setiap  rumah,  namun  ada  beberapa  rumah
yang  didapat  ibu  rumah  tangga,  anak  ataupun  anggota  keluarga  lain  merokok. Merokok  telah  menjadi  budaya  di  daerah  tersebut,  bahkan  sudah  lumrah  jika
dalam sebuah keluarga ada anak  yang masih duduk di bangku sekolah merokok.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebut disebabkan oleh  lingkungan yang mendukung dimana sebagian anak beramsumsi bahwa dia merokok karena ibunya dan ayahnya merokok.
Asap  rokok  adalah  campuran  asap  yang  dikeluarkan  dari  pembakaran tembakau  yang  mengandung  polyclinic  Aromatic  Hydrocarbon  PAHs  dan
berbahaya  bagi  kesehatan.  Merokok  di  ruang  tertutup  akan  meningkatkan konsentrasi  partikel  asap  rokok  sebagian  di  antaranya  adalah  toksik  beracun.
Kehadiran  perokok  menyebabkan  respirable  particulates  menjadi  3  hingga  12 kali lebih tinggi di dalam ruangan daripada di luar ruangan. Hasil studi penelitian
epidemologi menunjukkan bukti yang kuat bahwa paparan asap rokok lingkungan terhadap  anak  berkaitan  peningkatan  jumlah  penyakit  saluran  nafas  bawah,
eksaserbasi  asma,  dan  SIDS.  Paparan  semasa  kanak-kanak  juga  dapat menyebabkan  pertumbuhan  kanker  semasa  dewasa.  Paparan  asap  rokok
lingkungan salah satu keluarga adalah perokok setelah bayi lahir menyebabkan peningkatan resiko penyakit pernafasan akut pada anak. Rad Marssy,2007.
Terdapat  seorang  perokok  atau  lebih  dalam  rumah  akan  memperbesar resiko  anggota  keluarga  menderita  sakit,  seperti  gangguan  pernapasan,
memperburuk  asma  dan  memperberat  penyakit  angina  pectoris  serta  dapat meningkatkan  resiko  untuk  mendapat  serangan  ISPA  khususnya  pada  balita.
Anak-anak  yang  orang  tuanya  perokok  lebih  mudah  terkena  penyakit  saluran pernapasan seperti flu, asma pneumonia dan penyakit saluran pernapasan lainnya
Rad Marssy,2007.
Universitas Sumatera Utara
5.5 Hubungan Membuka Jendela Dengan Kejadian ISPA Pada Anak