jendela dan jendela yang ada juga jarang dibuka sehingga ventilasi tidak dapat berfungsi dengan baik
Fungsi utama ventilasi adalah menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar. Kurangnya ventilasi dapat menyebabkan kurangnya 0
2
dan meningkatkan kadar CO
2
yang bersifat racun. Ventilasi juga berhubungan dengan kelembaban udara dalam rumah yang merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri penyebab penyakit. Notoatmodjo, 1997.
5.2.2 Hubungan Pencahayaan Alami Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Usia 0-5 Tahun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 80 pencahayaan alami di dalam rumah tidak memenuhi syarat dan dari hasil
Uji Fisher’s di dapat p value 0,015 kurang dari 0,05 maka Ho ditolak . Hal ini berarti ada hubungan antara
pencahayaan alami dengan kejadian ISPA pada anak usia 0-5 tahun. Nilai Rasio Prevalensi luas ventilasi adalah 2,8 lebih besar dari 1, maka dari itu pencahayaan
alami merupakan faktor resiko penyebab penyakit ISPA Hal ini dikarenakan ventilasi rumah yang kecil dan dan kebiasaan
penghuni rumah yang tidak membuka jendela. Tidak hanya itu rumah yang ada di desa Suka Sipilihen memiliki jarak yang cukup dekat satu sama lain sehingga
menghalang cahaya matahari dan mengakibatkan ruangan menjadi lembab. Ruangan yang lembab tersebut dapat menjadi media yang baik bagi pertumbuhan
bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan adanya hubungan
signifikan antara pencahayaan alami dengan kejadian ISPA pada anak usia 0-5
Universitas Sumatera Utara
tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh suryani 2013, yang menunjukkan bahwa ada hubungan pencahayaan alami dengan kejadian ISPA
dimana nilai p sebesar 0,001. Cahaya matahari selain berguna menerangi ruangan juga mempunyai daya
untuk membunuh bakteri. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan memerlukan cahaya yang cukup khususnya cahaya alami berupa cahaya matahari UV.
Pencahayaan alami dalam ruangan di rumah adalah penerangan yang bersumber langsung dari cahaya matahari yaitu semua jalan yang memungkinkan untuk
masuknya cahaya matahari. Pencahayaan alami yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No 829MenkesSKVII1999 yaitu pencahayaan
alami minimal 60 Lux dan tidak menyilaukan.
5.2.3 Hubungan Kelembaban Udara Dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia 0-5 Tahun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 80 kelembaban udara di dalam rumah tidak memenuhi syarat dan dari hasil
Uji Fisher’s di dapat p value 0,015 kurang dari 0,05 maka Ho ditolak. Maka disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara kelembaban udara dengan kejadian ISPA pada anak usia 0-5 tahun. Nilai Rasio Prevalensi luas ventilasi adalah 2,8 lebih besar
dari 1, maka dari itu kelembaban udara merupakan faktor resiko penyebab penyakit ISPA Penelitian ini sejalan dengan penelitian Maryani 2012 yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban udara dengan kejadian ISPA .
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa sebagian besar rumah responden yang berada di Desa Suka Sipilhen memiliki kelembaban yang
cukup tinggi . Hal tersebut dikarenakan jendela yang ada di rumah jarang dibuka sehingga menghambat sirkulasi udara dan kualitas udara di dalam rumah
menurun. Menurut Kepmenkes RI No.829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
perumahan, kelembaban ruangan yang baik untuk kesehatan adalah 40-70. Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan suburnya
pertumbuhan mikroorganisme. Kelembaban dipengaruhi oleh konstruksi rumah yang tidak memenuhi syarat misalnya lantai, dinding yang tidak kedap air, serta
kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami.
5.2.4 Hubungan Kepadatan Hunian Kamar Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Usia 0-5 Tahun