Kepemilikan Manajerial Kebijakan Dividen

16 hal tersebut ke investor. Manajer dapat menggunakan hutang lebih banyak, sebagai sinyal yang lebih dapat dipercaya. Hal ini karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan dimasa mendatang. Dasar pertimbangannya adalah penambahan hutang menyebabkan keterbatasan arus kas dan meningkatnya biaya-biaya beban keuangan sehingga manajer hanya akan menerbitkan hutang baru yang lebih banyak apabila mereka yakin perusahaan kelak dapat memenuhi kewajibannya. Investor diharapkan akan menangkap sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau sinyal positif.

2.1.4 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Dalam agency theory hubungan antara manajer dan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal Schroeder, et. al, 2001. Kepemilikan manajerial menggambarkan suatu peran ganda yaitu sebagai manajer dan juga pemegang saham dimana masing-masing memiliki kepentingan. Perbedaan kepentingan antar keduanya seringkali menimbulkan suatu konflik yang disebut konflik keagenan. Teori keagenanJensen dan Meckling 1976 yang menyatakan bahwa adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen ini menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Manajer akan lebih berhati-hati dalam membuat keputusan terkait pengelolaan perusahaan, termasuk dalam menetapkan kebijakan utang. Semakin tinggi kepemilikan Universitas Sumatera Utara 17 manajerial maka penggunaan utang untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan akan semakin kecil.Semakin tinggi kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, maka akan semakin tinggi pula perilaku manajer untuk berhati- hati terhadap penggunaan hutang. Dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial dan hutang memiliki hubungan timbal balik, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase kepemilikan manajerial akan mengurangi penggunaan hutang perusahaan dan sebaliknya penurunan kepemilikan manajerial akan meningkatkan penggunaan hutang perusahaan.

2.1.5 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkandengan keputusan pendanaan perusahaan. Menurut Martono dan Harjito2008, kebijakan dividen dividend policy merupakan keputusan apakahlaba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepadapemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untukmenambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagikan sebagai dividen atauditahan untuk diinvestasikan kembali. Pada umumnya proxy untuk kebijakan dividen adalah dengandividend payout ratio yang digunakan untuk menentukan jumlah labadibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumberpendanaan. Rasio ini menunjukkan presentase laba perusahaan yangdibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas.Apabila laba perusahaan yang ditahan dalam jumlah besar, berarti labayang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Dengandemikian aspek penting dari kebijakan dividen adalah menentukan Universitas Sumatera Utara 18 alokasilaba yang sesuai di antara pembayaran laba sebagai dividen dengan labayang ditahan di perusahaan. Ada Ada 3 tiga teori tentang kebijakan dividen Brigham dan Houston, 2001: 315 yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Dividend Irrelevance Theory Dividen Tidak Relevan Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya. Jika kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka hal tersebut tidak relevan. Pendukung dari tidak relevannya kebijakan dividen adalah Modigliani-Miller MM. Mereka berpendapat bahwa bagaimanapun kebijakan dividen itu memang tidak mempengaruhi harga saham maupun kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut MM berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dan asset perusahaan tersebut. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. 1. Teori Bird in The Hand Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon 1959 dan John Lintner 1956 dalam Brigham dan Houston, 2011: 315 yang berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan, karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal capital gain Universitas Sumatera Utara 19 yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para investor menerima dividen. Gordon dan Litner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal. MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak tergantung pada kebijakan dividen, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli antara dividen dengan keuntungan modal. MM menamakan pendapat Gordon-Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran bahwa investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dibandingkan seribu burung di udara. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai dividend payout ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan yang tinggi pula. Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividen. 2. Teori Preferensi Pajak Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu: a. Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dari pada pendapatan dividen. Untuk itu investor yang kaya yang memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke Universitas Sumatera Utara 20 dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. b. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu. c. Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi. Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijakan dividen menurut Sjahrial 2002, 311 antara lain: 1. Posisi likuiditas perusahaan Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan. 2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil. 3. Rencana perluasan usaha Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen. 4. Pengawasan terhadap perusahaan Universitas Sumatera Utara 21 Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern antara lain laba. Dengan pertimbangan apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.

2.1.6 Profitabilitas

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2 8 124

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2012)

0 1 14

PENGARUH PROFITABILITAS,KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2

0 3 19

PENGARUH PROFITABILITAS,KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2

0 2 15

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DEVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan m

0 1 16

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012).

0 2 9

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 13 140

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 119

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 131

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19