Kebijakan Dividen Profitabilitas Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Utang

45 mempunyai nilai minimum sebesar 0,07, nilai maksimum sebesar 1,53, rata-rata mean sebesar 0,4572, dan standar deviasi sebesar 0,594. Nilai rata-rata mean lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,4572 0,294 berarti bahwa sebaran nilai DER baik. DER tertinggi terjadi pada PT Mayora Indah Tbk sebesar 1,403, sedangkan DER terendah terjadi pada PT Sido Muncul Tbk sebesar 0,093.

b. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial ditunjukkan oleh proksi MOWN. Berdasarkan Tabel 1 statistik deskriptif, besarnya MOWN dari 31 sampel perusahaan manufaktur mempunyai nilai minimum sebesar 0,00001, nilai maksimum sebesar 0,92, rata-rata mean sebesar 0,1007 dan standar deviasi sebesar 0,22811. Nilai rata-rata mean lebih kecil dari standar deviasi yaitu 0,1007 0,22811, berarti bahwa sebaran nilai MOWN tidak baik. MOWN tertinggi terjadi pada PT Mayora Indah Tbk sebesar 0,918, sedangkan MOWN terendah terjadi pada PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk sebesar 0,00001.

c. Kebijakan Dividen

Kebijakan Dividen ditunjukkan oleh proksi DPR. Berdasarkan Tabel 1 statistik deskriptif, besarnya DPR dari 31 sampel perusahaan manufaktur mempunyai nilai minimum sebesar 0,00001, nilai maksimum sebesar 4,55, rata-rata mean sebesar 0,5441, dan standar deviasi sebesar 0,72411. Nilai rata-rata mean lebih kecil dari standar deviasi yaitu 0,5441 0,72411, berarti bahwa sebaran nilai DPR tidak baik. DPR tertinggi terjadi pada PT Universitas Sumatera Utara 46 Lion Metal Works Tbk sebesar 4,32, sedangkan DPR terendah terjadi pada PT Beton Jaya Manunggal Tbk sebesar 0,003.

d. Profitabilitas

Profitabilitas ditunjukkan oleh proksi ROA. Berdasarkan Tabel 1statistik deskriptif, besarnya ROA dari 31 sampel perusahaanmanufaktur mempunyai nilai minimum sebesar 0,01, nilai maksimum sebesar 0,40, rata-rata mean sebesar 0,1067, dan standar deviasi sebesar 0,6897. Nilai rata-rata mean lebih besar daristandar deviasi yaitu 0,1067 0,6897 berarti bahwa sebaran nilai ROA baik. ROA tertinggi terjadi pada PT Kalbe Farma Tbk sebesar 28, sedangkan ROA terendah terjadi pada perusahaan PT Akasha Wira International Tbk sebesar 1.

e. Struktur Aset

Struktur Aset ditunjukkan oleh proksi AS. Berdasarkan Tabel 1 statistik deskriptif, besarnya AS dari 31 sampel perusahaan manufaktur mempunyai nilai minimum sebesar 0,01, nilai maksimum sebesar 1,68, rata-rata mean sebesar 0,2450, dan standar deviasi sebesar 0,19051. Nilai rata-rata mean lebih kecil dari standar deviasi yaitu 0,2450 019051, berarti bahwa sebaran nilai AS baik. AS tertinggi terjadi pada PT Darya Varia Laboraturia Tbk Tbk sebesar 0,46, sedangkan AS terendah terjadi pada PT Beton Jaya Manunggal Tbk sebesar 0,008.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknikanalisis regresi linier berganda. Regresi linier berganda digunakan untukmenguji pengaruh Universitas Sumatera Utara 47 dua atau lebih variabel independen terhadap satuvariabel dependen Gozhali, 2009. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis uji asumsi klasik yang terdiri dariuji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, ujiautokorelasi, dan uji linearitas.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya telah terdistribusi secara normal atau tidak. Suatu model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada gambar 4.1. berikut ini : Sumber: Output SPSS 17 Gambar 4.1 Histogram Universitas Sumatera Utara 48 Sumber: Output SPSS 17 Gambar 4.2 Normal P-P Plot Dengan melihat tampilan grafik histogram gambar 4.1 dapat kita lihat bahwa diagram berbentuk lonceng serta sebaran data pada grafik Normal P-P plot Gambar 4.1 menyebar di sekitar garis diagonal,dapat disimpulkan bahwa kedua grafik ini menunjukkan bahwa data yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2011. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat 1 nilai tolerance dan lawannya 2 varians factor VIF. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama Universitas Sumatera Utara 49 dengan nilai VIF 10 Ghozali, 2011.Hasil pengujian multikolinearitas diperoleh sebagaiberikut : Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF Constant ,568 ,068 8,408 ,000 MOWN ,254 ,131 ,196 1,937 ,056 ,974 1,027 DPR -,041 ,046 -,100 -,877 ,383 ,772 1,295 ROA -1,147 ,429 -,268 -2,674 ,009 ,992 1,008 AS ,032 ,175 ,021 ,181 ,857 ,778 1,286 a. Dependent Variable: DER Berdasarkan Tabel 4.2 hasil perhitungan nilai tolerancemenunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang mempunyai nilaitolerance 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabelindependen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilaiVariance Inflation FactorVIF juga menunjukkan hal yang sama,tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antarvariabel independen dalam model regresi. 4.2.2.3.Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, dikatakan terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan Lutfi, 2011: 108. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan scatterplot. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti Universitas Sumatera Utara 50 tidak terjadi heteroskedastitas pada model regresi sehingga model regresi layak di pakai. Sumber: Output SPSS 17 Gambar 4.3. Scatterplot Berdasarkan tabel 7. di atas, hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa grafik scatter plot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson Durbin Watson Test. Model regresi yang baik Universitas Sumatera Utara 51 adalah regresi yang bebas dari autokorelsi. Adapun kriteria pengujiannya adalah Ghozali, 2011: - Jika nilai D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. - Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. - Jika nilai D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative. Dari hasil pengujian diatas menunjukkan nilai Durbin Watson adalah 1,945 dimana angka tersebut diantara -2 sampai dengan +2 yang berarti tidak terjadi masalah autokorelasi.

4.4.3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas X dengan variabel terikat Y. Analisis linear berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Dalam analisis linear berganda juga memerlukan pengujian asumsi klasik yang diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolineritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE Best Linear Unbiased Estimator yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, Tabel 4.3. Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,347 a ,120 ,080 ,28274 1,945 a. Predictors: Constant, AS, ROA, MOWN, DPR b. Dependent Variable: DER Universitas Sumatera Utara 52 multikolineritas, autokorelasi Situmorang dan Lutfi, 2011:151. Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresisebagai berikut: Y = 0,568 + 0,254MOWN – 0,041DPR – 1,147ROA+ 0,032AS+e Dimana : Y = Kebijakan Hutang a = Konstanta b 1 ...b 4 = Koefisien Regresi X 1 = Kepemilikan Manajerial X 2 = Kebijakan Dividen X 3 = Profitabilitas X 4 = Struktur Aset

4.2.3.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi R

2 Pengujian ini digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase variabel Tabel 4.4 Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardiz ed Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Constant ,568 ,068 8,408 ,000 MOWN ,254 ,131 ,196 1,937 ,056 DPR -,041 ,046 -,100 -,877 ,383 ROA - 1,14 7 ,429 -,268 -2,674 ,009 AS ,032 ,175 ,021 ,181 ,857 a. Dependent Variable: DER Universitas Sumatera Utara 53 independen yakni Kebijakan hutang terhadap naik turunnya variabel dependen yakni Kepemilikan manajerial, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, dan Struktur Aset. Koefisien determinan berkisar antara 0 – 1 0 ≤ R 2 ≤ 1. Bila R 2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R 2 semakin mendekati 1. Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa nilai R SquareR 2 sebesar 0,120 atau 12 yang berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, dan Struktur Aset terhadap Kebijakan hutang adalah sebesar 12. Sedangkan sisanya 88 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

4.32.3.2 Pengujian Hipotesis 4.2.3.2.1 Hasil Uji Simultan Uji F

Hasil uji simultan uji F digunakan untuk menjelaskan pengaruh Kepemilikan ManajerialMOWN, Kebijakan DevidenDPR, ProfitabilitasROA, dan Struktur AsetAS secara bersama-sama terhadap Kebijakan Hutang. Dari hasil analisis data diperoleh hasil uji simultan berikut ini : Tabel 4.5 Uji Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,347 a ,120 ,080 ,28274 a. Predictors: Constant, AS, ROA, MOWN, DPR b. Dependent Variable: DER Universitas Sumatera Utara 54 Tabel 4.6 Uji Simultan ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,961 4 ,240 3,005 ,022 b Residual 7,035 88 ,080 Total 7,996 92 a. Dependent Variable: DER b. Predictors: Constant, AS, ROA, MOWN, DPR Berdasarkan hasil pengujian di atas, signifikasi simultan bernilai 0,022. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, dan Struktur Aset berpengaruh secara simultanterhadap kebijakan hutang. 4.2.3.2.2.Hasil Uji Hipotesis secara Parsial a. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Utang Hasil analisis statistik t untuk variabel Kepemilikan ManajerialMOWN diketahui bahwa nilai unstandardized beta coefficientKepemilikan Manajerial MOWN sebesar 0,254 dengan signifikansi sebesar 0,056. Nilai signifikansi Kepemilikan Manajerial 0,056 yanglebih besar dari nilai signifikansi yang diharapkan 0,05 menunjukkanbahwa variabel Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadapKebijakan Utang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015, sehingga hipotesis ditolak.Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir 2006 menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerialberpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kebijakan Utang. Hasilpenelitian yang tidak signifikan ini diduga disebabkan oleh proporsikepemilikan manajemen direktur dan komisaris yang Universitas Sumatera Utara 55 masih sangatrendah apabila dibandingkan dengan kelompok pemegang sahamlainnya.

b. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Utang

Hasil analisis statistik t untuk variabel Kebijakan Dividen DPRdiketahui bahwa nilai unstandardized beta coefficient Kebijakan Dividen DPR sebesar -0,041 dengan signifikansi 0,383. Nilaisignifikansi Kebijakan Dividen 0,383 yang lebih besar dari nilaisignifikansi yang diharapkan 0,05 menunjukkan bahwa variabelKebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Utang padaperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013- 2015, sehingga hipotesis ditolak.Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir 2006 menyatakan bahwa Kebijakan deviden berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Kebijakan Utang Hasilpenelitian yang tidak signifikan ini diduga disebabkan oleh adanyabeberapa perusahaan di Indonesia menetapkan Kebijakan Dividenyang relatif stabil setiap tahunnya untuk menarik minat investor agarmenginvestasikan dananya di perusahaan tersebut, meski utangperusahaan semakin bertambah maupun berkurang.

c. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Utang

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2 8 124

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2012)

0 1 14

PENGARUH PROFITABILITAS,KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2

0 3 19

PENGARUH PROFITABILITAS,KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2

0 2 15

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DEVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan m

0 1 16

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012).

0 2 9

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 13 140

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 119

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 131

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19