Analisis Data Simplisia dan Ekstrak

3.11.2 Penentuan panjang gelombang maksimum urea

Dipipet 10 µl larutan urea standar dan dimasukkan ke dalam kuvet, ditambahkan 1000 µl reagen 1 dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 56 kemudian diinkubasi pada suhu 37°C. Setelah 3 menit, ditambahkan 1000 µl reagen 2 dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 56 kemudian diinkubasi pada suhu 37°C. Setelah 5 menit diukur serapan pada panjang gelombang 400 - 800 nm hasil dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 62.

3.11.3 Pengukuran kadar kreatinin dalam serum

Sebanyak 100 µl serum dimasukkan kedalam kuvet, ditambahkan 1000 µl working reagent kemudian dihomogenkan. Setelah 30 detik diukur serapan pada panjang gelombang 493 nm Absorban 1, 2 menit kemudian diukur lagi serapan pada panjang gelombang 493 nm Absorban 2 hasil dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 60

3.11.4 Pengukuran kadar urea dalam serum

Sebanyak 10 µl serum dimasukkan ke dalam kuvet, ditambahkan 1000 µl reagen 1 kemudian diinkubasi pada suhu 37°C. Setelah 3 menit, ditambahkan 1000 µl reagen 2 kemudian diinkubasi pada suhu 37°C. Setelah 5 menit diukur serapan pada panjang gelombang 576 nm hasil dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 61

3.12 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis variansi ANAVA dengan tingkat kepercayaan 95 dan dilanjutkan dengan uji post hoc Duncan untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS versi 17. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Simplisia dan Ekstrak

Tumbuhan yang digunakan telah diidentifikasi di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi - LIPI. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 38. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia secara makroskopik Lampiran 2, halaman 40 yaitu daun tunggal, rapuh, warna kuning kecoklatan, bentuk bundar panjang, lanset atau bundar telur terbalik, ujung dan pangkal daun runcing, tepi rata. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia dijumpai adanya epidermis atas, epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik, rambut penutup, pembuluh kayu, sel batu dan berkas pengangkut. Pengamatan serbuk simplisia menggunakan mikroskop dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 41. Hasil skrining fitokimia pada simplisia dan ekstrak daun sirsak dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak daun sirsak No. Golongan Senyawa Hasil Simplisia Ekstrak 1. Alkaloida + + 2. Flavonoida + + 3. Tanin + + 4. SteroidTriterpenoida + + 5. Saponin + + 6. Glikosida + + Keterangan: + = Positif - = Negatif Universitas Sumatera Utara Hasil pemeriksaan skrining fitokimia menunjukkan bahwa alkaloid, flavonoida, tanin, steroidatriterpenoida, saponin dan glikosida terdapat pada serbuk simplisia dan ekstrak daun sirsak. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia daun sirsak dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia daun sirsak No. Parameter Hasil Persyratan MMI 1. Kadar air 6,99 - 2. Kadar sari larut dalam air 19,3 ≥ 18 3. Kadar sari larut dalam etanol 23,7 ≥ 12 4. Kadar abu total 3,01 ≤ 6 5. Kadar abu tidak larut dalam asam 0,84 ≤ 1,5 Perhitungan hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 42. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia yaitu kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam memenuhi syarat yang telah tercantum dalam Materia Medika Indonesia. Hasil pemeriksaan karakterisasi ekstrak daun sirsak dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan karakterisasi ekstrak daun sirsak P erhi tun gan hasil pemeriksaan karakterisasi ekstrak dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 47. Dalam Materia Medika Indonesia belum tercantum monografi dari ekstrak daun sirsak, dengan demikian, perlu dilakukan pembakuan secara nasional mengenai No. Parameter Hasil 1. Kadar air 1,99 2. Kadar sari larut dalam air 1,36 3. Kadar sari larut dalam etanol 27,47 4. Kadar abu total 2,31 5. Kadar abu tidak larut dalam asam 0,73 Universitas Sumatera Utara parameter karakterisasi ekstrak daun sirsak agar ada sebuah acuan bagi peneliti dalam melakukan karakterisasi terhadap ekstrak daun sirsak. Hasil penyarian 200 g serbuk simplisia daun sirsak dengan pelarut etanol 96 diperoleh ekstrak kental yang kemudian diuapkan dengan menggunakan rotari evaporator, diperoleh 37,3 g ekstrak rendemen 18,65.

4.2 Hasil Pengukuran Kadar Kreatinin dan Urea dalam Serum