kualitatif untuk mengevaluasi biaya dan manfaat suatu struktur pengendalian intern.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keterbatasan pengendalian intern adalah hal-hal yang menjadi
sebab tidak tercapainya pengendalian intern seperti yang direncanakan. Jadi penerapan pengendalian intern bukan dimaksudkan untuk
menghilangkan semua kemungkinan akan terjadinya hal-hal tersebut seminimal mungkin dan kalaupun terjadi kesalahan atau penyelewengan
dapat segera diatasi.
B. Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi
Akunt ansi dapat dipandang sebagai suat u sist em yang m engolah masukan input berupa dat a operasi dan dat a keuangan untuk
menghasilkan keluaran out put berupa informasi akunt ansi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepent ingan dengan inform asi
t ersebut . Akunt ansi sebagai sist em inform asi mengident ifikasikan, mengum pulkan dan m engkom unikasikan informasi ekonomi mengenai
suat u badan usaha kepada beragam orang. Peran akunt ansi adalah untuk menghasilkan inform asi t ent ang perilaku ekonom is yang dihasilkan dari
akt ivit as perusahaan dan lingkungan. Dalam buku Belkaovi 2000: 37, Komit e Terminologi AICPA The
Commit t ee on Terminology of Am erican Inst it t e of Cert ified Public
Account ant s m endefinisikan akunt ansi sebagai berikut : “ Akunt ansi
adalah seni pencat at an, penggolongan, dan peringkasan t ransaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan
dalam bentuk sat uan uang, dan mengint erprest asikan hasil proses t ersebut ” .
Dari pengert ian di at as dapat disimpulkan bahw a yang dim aksud dengan akunt ansi adalah suat u sist em yang m engolah masukan input
berupa dat a operasi dan dat a keuangan untuk m enghasilkan keluaran out put berupa informasi akunt ansi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak
yang berkepent ingan dengan informasi t ersebut .
2. Pengertian Sistem dan Informasi
Sist em m em iliki banyak m akna yang lebih luas, sebagian sist em muncul secara alam i sem ent ara sebagian lain secara art ificial. Tanpa
mem perhat ikan asal usulnya, sem ua sist em m em iliki beberapa elem en yang sama. Unt uk lebih memahami apa art i dari sebuah sist em ini
menjelaskan definisi dari sebuah sist em it u sendiri. Sebuah sist em menurut Hall 2001:5, adalah sekelom pok dua at au lebih komponen-
kom ponen yang saling berkait an int errelat ed at au subsist em -subsist em yang bersat u unt uk m encapai tujuan yang sama common purpose” .
Sedangkan m enurut Widjajanto 2001:4, sist em adalah sesuat u yang mem iliki bagian-bagian yang saling berint eraksi unt uk m encapai tujuan
t ert ent u m elalui tiga t ahapan yait u input , proses dan output.
Inform asi pada dasarnya merupakan sumber daya bagi perusahaan. Inform asi akan memiliki nilai ekonom is apabila informasi t ersebut dapat
mendukung keputusan dalam pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dari beberapa definisi in form asi yang diberikan oleh
beberapa penulis, Jogiyant o 2002:25 mengemukakan bahw a inform asi adalah:
a. Data yang diolah. b. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya.
c. Mengubah suatu kejadian-kejadian event dan kesatuan yang nyata fact and entiy.
d. Digunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan pengertian dan tujuan sistem informasi menurut Hall
2001:7, mengatakan bahwa sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi,
dan didistribusikan kepada para pemakai. Dan tujuan utama sistem informasi adalah:
a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen. b. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.
c. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Tanpa memperhatikan bentuk fisiknya, informasi yang berguna
memiliki karakteristik seperti yang disebutkan Hall 2001:17, sebagai berikut:
a. Relevan.
Merupakan dimana isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. Dengan demikian, laporan ini dapat mendukung keputusan
manajer atau tugas petugas administrasi. Oleh karena itu, sistem informasi harus menyajikan hanya data yang relevan dalam laporannya.
Data yang tidak relevan mengurangi perhatian dari pesan laporan yang sebenarnya dan dapat menghasilkan keputusan atau tindakan yang tidak
benar. b. Tepat waktu.
Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu
tindakan yang didukungnya. c. Akurat.
Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Namun demikian,
materialitas merupakan
suatu konsep
yang sulit
dikuantifikasi. d. Lengkap.
Tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang. Dimana sebuah laporan
harus menyajikan semua data-data dengan jelas dan tanpa ambigu. e. Rangkuman.
Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Sistem informasi menyediakan informasi bagi personal operasi untuk
membantu mereka melakukan tugas setiap hari dengan efisien dan efektif
sehingga dikatakan salah satu tujuan sistem informasi adalah untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan. Pemilihan sistem yang ada akan
membantu dalam kegiatan operasional perusahaan yang lebih efektif dan efisien. Menurut Handoko 2002:7, efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar dan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Bodnar dan Hopwood 2003:1, sistem infomasi akuntansi
adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan-peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi
informasi. Informasi ini kemudian dikomunikasikan kepada berbagai pihak pengambil keputusan. Pengertian sistem informasi akuntansi yang lain
seperti yang dikemukakan oleh Wijayanto 2001:7, menyebutkan bahwa: “Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir,
catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya, serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya, dan laporan yang dikoordinasikan
secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen”.
Sistem informasi akuntansi yang efektif dan dirancang dengan baik penting bagi keberhasilan jangka panjang organisasi manapun karena
dapat membantu meningkatkan laba organisasi. Sistem informasi yang akurat dan tepat waktu, agar aktivitas-aktivitas perusahaan dapat
dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Suatu pekerjaan dikatakan efektif apabila tujuan tertentu yang telah ditetapkan sejak awal dapat
dicapai, tetapi bila akibat-akibat yang timbul dari kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai efektivitas itu nilainya lebih penting dari tujuan yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidak pastian. Apabila dikaitkan dengan
pengertian sistem yang memiliki alur input-proses-output bahwa sistem informasi akuntansi itu memiliki alur:
a. Daur Operasional Merupakan daur dari nilai terjadinya transaksi atau kejadian-kejadian
ekonomi sampai terekamnya transaksi tersebut ke dalam bentuk dokumen-dokumen. Daur operasional ini pada umumnya terbagi ke
dalam empat daur atau subsistem, yaitu: 1. Daur atau subsistem pendapatan revenue cycle yang mencakup
kegiatan penjualan barang atau jasa yang merupakan output atau produk perusahaan.
2. Daur pengeluaran expenditure cycle yang mencakup kegiatan pengadaan bahan baku, barang dagangan, bahan pembantu, berikut
biaya faktor lainnya. 3. Daur produksi production cycle yang mencakup kegiatan
manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi produk. 4. Daur keuangan finance cycle yang mencakup kegiatan penerimaan
dan pengeluaran uang sebagai akibat daur pendapatan, produksi dan pengeluran.
b. Daur Penyusunan Laporan Yaitu daur yang mengubah dokumen-dokumen hasil rekaman transaksi
yang berasal dari daur operasional menjadi laporan, baik dalam bentuk
laporan keuangan untuk pihak eksternal, maupun laporan manajemen yang ditujukan untuk pihak-pihak internal perusahaan manajemen.
Dan dapat digambarkan alur sistem informasi akuntansi sebagai berikut:
3. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan dan Posisi Sistem Pendukung dalam Sistem Informasi
Menurut Griffin 2004: 258, menyebutkan bahwa pengambilan keputusan adalah tindakan memilih suatu alternatif dari serangkaian
alternatif. Sistem informasi pada umumnya adalah sistem berikut semua perangkatnya yang bertujuan untuk memasukkan informasi yang akan
dijadikan bahan bagi pengambilan keputusan yang bersifat rutin, terstruktur dan mudah diantisipasi. Menuru Widjajanto 2001: 211,
menyebutkan bahwa keputusan terstruktur adalah keputusan yang terjadi apabila metode dan aturan yang digunakan dalam pengambilan keputusan
itu telah diketahui dan dapat didefinisikan dengan jelas. Salah satu subsistem dari sistem informasi manajemen adalah sistem
informasi akuntansi. Hal tersebut dilandasi oleh kebutuhan setiap jenjang manajemen yang berbeda-beda. Jenjang manajemen bawah memerlukan
informasi dengan karakteristik yang berbeda dari yang diperlukan jenjang madya dan dengan demikian juga dengan seterusnya.
Menurut Widjajanto 2001: 212, sistem informasi manajemen dengan semua subsistemnya pada dasarnya dikelompokkan dalam 3 tiga
kelompok sesuai dengan jenjang manajemen yang memerlukan informasi, yaitu:
a. Transaction Processing System TPS. Transaction Processing System adalah sistem pengolahan data
semua transaksi dan fungsi untuk mendukung kegiatan operasional teknis. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang hasil
usaha dari waktu ke waktu yang dihasilkan oleh TPS Nampak dalam laporan periodik, atau mengatur ke atas menuju operasional OSS.
Laporan-laporan periodik yang dihasilkan TPS sudah dikenal dalam sistem informasi akuntansi sebagai contoh penjualan, piutang, laporan
keuangan dan sebagainya yang terdapat dalam sistem informasi akuntansi. Salah satu ciri output TPS adalah sifatnya yang rutin, umum
dan tidak mengacu pada suatu permasalahan spesifik. b. Operational Support System OSS.
Operational Support System adalah suatu sistem pengolahan data yang bertujuan untuk membantu perencanaan dan pengendalian operasi.
Sasarannya adalah untuk membantu penyelesaian tugas-tugas yang bersifat terstruktur serta permasalahan jangka pendek. Semakin baik
OSS dari suatu perusahaan, akan semakin baik pula efisiensi perusahaan yang tercermin pada sikap tanggap yang lebih baik dan
biayanya lebih rendah. Lingkup OSS sesungguhnya tidak dapat didefinisikan dengan
tegas. Dibagian bawah OSS terbaur dengan TPS. OSS menerima data rutin maupun non rutin, baik bersifat internal maupun eksternal. Data
ini diproses, acap kali dengan bantuan model-model keputusan, guna menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan yang terstruktur.
OSS modern dengan basis komputer pada umumnya memiliki berbagai atribut yang bisa dijadikan pendukung yang efektif. Atribut ini antara
lain adalah sifatnya yang: 1. Interaktif.
2. Time-sharedreal-time. 3. Model based atau didasarkan pada model-model tertentu.
4. Dedicated. c. Decision Support System DSS.
Decision Support System merupakan sistem yang dikembangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah jangka panjang dan relatif tidak
terstruktur. Dan ini sering disebut keputusan strategis. Proses pengambilan keputusan adalah mengenali dan mendefinisikan sifat dan
situasi keputusan, mengidentifikasi alternatif, memilih alternatif terbaik dan
menempatkannya dalam
praktek. Kata
terbaik disini
mengisyaratkan efektivitas. Pengambilan keputusan yang efektif mengisyaratkan bahwa pengambilan keputusan memahami situasi yang
mendorong keputusan. Setelah keputusan dilaksanakan, prosesnya harus terus dipantau, yaitu membandingkan hasil-hasilnya dengan yang
diharapkan. Dengan mempelajari perbandingan itu, pengambilan keputusan akan dapat memperoleh gambaran mengenai efektivitas
keputusan.
Informasi adalah salah satu sumber daya bisnis. Setiap hari dalam bisnis, arus informasi dalam jumlah yang sangat besar mengalir ke
pengambil keputusan dan pemakai lainnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan internal. Salah satu informasi yang sangat diperlukan adalah
informasi keuangan yang didapat dari penerapan sistem informasi akuntansi yang mengolah seluruh data keuangan sehingga menghasilkan
informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen dalam melakukan kebijakan yaitu pengambilan suatu keputusan. Untuk lebih memahami
mengenai keseluruhan mengenai sistem informasi akuntansi sebagai penghasil informasi yang dibutuhkan oleh setiap manajemen, baik dari
tingkat bawah sampai dengan manajemen puncak. Menurut Romney dan Steinbart 2004: 3, menyatakan sistem
informasi akuntansi terdiri atas lima komponen, yaitu: 1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
berbagai fungsi. 2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang
dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi. 4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu sistem informasi memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:
a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh
aktivitas-aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal
yang terjadi. b. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
c. Mengediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal. Dalam sistem informasi akuntansi bahwa terdapat subsistem yang
mendukung oleh kelima komponen tersebut di atas. Menurut Hall 2001: 10, sistem informasi akuntansi terdiri atas tiga subsistem utama
yaitu: a. Sistem pemprosesan transaksi.
b. Sistem pelaporan buku besarkeuangan. c. Sistem pelaporan manajemen.
Sistem pemprosesan transaksi untuk mendukung operasi bisnis setiap hari dengan jumlah dokumen dan pesanan-pesanan untuk para
pemakai seluruh organisasi, sedangkan sistem pelaporan buku
besarkeuangan untuk menghasilkan laporan keuangan tradisional seperti laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, pengembalian pajak dan
laporan-laporan lain yang ditetapkan oleh hukum, dan sistem pelaporan manajemen untuk menyediakan manajemen internal dengan laporan
keuangan dengan tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
C. M otivasi Kerja