Karakteristik Hasil Imobilisasi TINJAUAN PUSTAKA

24 Resin epoksi memiliki sifat yang unggul, diantaranya sifat mekanik yang baik, tahan terhadap bahan kimia, adesif dan mudah diproses. Berdasarkan pada keunggulan ini resin epoksi dipilih untuk imobilisasi limbah zeolit yang mengikat uranium. Terdapat beberapa merek resin epoksi di pasaran yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pada penelitian ini dipilih resin epoksi jenis EPOSIR 7120 yang biasa digunakan sebagai material standar dalam bahan struktur. Pertimbangan pemilihan EPOSIR 7120 ini karena harganya murah, selain itu mampu membentuk bahan keras.

2.10. Karakteristik Hasil Imobilisasi

Hasil imobilisasi berupa blok polimer-limbah. Untuk mengetahui kualitas hasil imobilisasi maka dilakukan pengukuran densitas kemudian dilakukan pengujian terhadap kuat tekan dan laju pelindihan. Densitas merupakan salah satu parameter blok polimer limbah yang dibutuhkan untuk memprediksi keselamatan transportasi , penyimpanan sementara interm storage, dan penyimpanan lestari disposal. Densitas dari blok polimer- limbah ditentukan dengan menentukan massa sampel dibagi volumnya. Dewi, 1999 Kuat tekan adalah gaya maksimum yang dibutuhkan untuk menghancurkan benda uji dibagi dengan luas permukaan yang mendapatkan tekanan. Kuat tekan blok polimer-limbah merupakan parameter penting untuk evaluasi karena jatuh atau mengalami benturan. Untuk menjamin keselamatan 25 penanganan transportasi, penyimpanan sementara dan penyimpanan lestari, blok polimer limbah harus mempunyai kuat tekan yang tinggi, sehingga apabila terjatuh atau mengalami benturan tidak menimbulkan kerusakan yang serius. Laju pelindihan adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan lepasnya radionuklida dari hasil imobilisasi terhadap pelarutan air. Laju pelindihan sangat penting diketahui untuk mengevaluasi hasil proses polimerisasi serta untuk mengevaluasi bahan radioaktif yang terlindih per satuan waktu per satuan luas dari jumlah limbah tertentu yang diimobilisasi. Metode penentuan laju pelindihan yang dilaksanakan pada setiap instalasi nuklir berbeda- beda. Ditinjau dari cara air pelindih melarutkan atau mengekstraksi radionuklida ada 2 macam yaitu secara statis dan secara dinamik. Secara statis apabila ekstraksi radionuklida oleh air pelindih dalam kondisi air menggenang stagnant, sedangkan secara dinamik yaitu air pelindih mengalami pergantian secara kontinyu mengalir. Parameter yang berpengaruh terhadap laju pelindihan yaitu kecepatan aliran, waktu pelindihan, temperatur pelindihan, komposisi air pelindih yang meliputi keasaman dan konsentrasi ion terlarut, daya larut, permukaan alterasi, dan radiolisis. Air dapat mengakibatkan pengaruh yang berbeda-beda terhadap sifat pelepasan radinuklida. Berdasarkan kondisi kecepatan aliran dari air pelindih ada 3 macam pelepasan radionuklida yaitu kondisi kecepatan besar, kecepatan rendah, dan kecepatan aliran sangat rendah. Pada kondisi kecepatan aliran besar laju pelepasan radionuklida dipengaruhi oleh kinetika hidrolisis matriks yang ada 26 dipermukaan polimer. Pada kondisi kecepatan besar ini hanya merupakan studi akademis saja karena situasi dalam penyimpanan limbah tidak sesuai dengan kondisi tersebut. Sedangkan pada kondisi kecepatan aliran rendah mengacu pada tempat penyimpanan limbah dan waktu kontak antara limbah dengan air akan menjadi lama sampai menjadi jenuh. Pada kondisi ini laju pelepasan massa radionuklida ditentukan oleh konsentrasi dari bermacam-macam elemen unsur, terutama elemen matriks polimer yang ada. Jika laju aliran sangat rendah sehingga menggenang menjadi kondisi ketiga yaitu limbah yang tergenang air. Laju pelepasan massa radionuklida pada keadaan tergenang ini nilainya konstan dan tergantung pada difusi transfer massa dari air pelindih. Pada waktu yang lama difusi dan pelarutan yang terjadi dapat menyebabkan perubahan lapisan permukaan polimer. Hal ini mempengaruhi laju pelepasan radionuklida juga. Pada kondisi menggenang ini laju pelepasan massa dari unsur yang mudah larut akan lebih tinggi dari unsur yang sukar larut. Wati, 1992 27

2.11. Spektrofotometer UV-Visibel