6 limbah jenis limbah, menentukan jenis imobilisasi dan disposal. Untuk limbah
aktivitas rendah digunakan penyimpanan tanah dangkal kedalaman 10 m dari permukaan tanah dan untuk hasil imobilisasi limbah aktivitas tinggi dan
transuranium digunakan penyimpanan tanah dalam kedalaman 500-1000 m dari
permukaan tanah.
Berdasarkan karakteristik dan untuk pengelolaan jangka panjang, maka limbah radioaktif diklasifikasikan menjadi beberapa bagian Miyasaki, et al, 1996
dalam Martono, 2007 : 1.
Limbah radioaktif dengan aktivitas rendah dan menengah yang mengandung radioisotop pemancar beta dan gamma berumur pendek
umur paro kurang dari 30 tahun dan konsentrasi radionuklida pemancar alfanya sangat rendah. Setelah 300 tahun potensi bahaya radiasinya dapat
diabaikan. 2.
Limbah radioaktif dengan aktivitas tingkat rendah dan menengah yang banyak mengandung radioisotop berumur paro panjang yaitu golongan
aktinida sebagai pemancar alfa, dan dapat disebut limbah transuranium. 3.
Limbah radioaktif dengan aktivitas tinggi yang banyak mengandung radioisotop hasil belah dan sedikit aktinida.
2.2. Pengelolaan Limbah Radioaktif
Pengelolaan limbah radioaktif meliputi kegiatan pengumpulan dan pengelompokan limbah, pemantauan limbah di instalasi penimbul limbah,
transportasi ke instalasi pengolah limbah, pemantauan limbah sebelum diolah,
7 pengolahan, pemantauan limbah hasil olahan, transportasi limbah hasil olahan ke
tempat penyimpanan sementara, penyimpanan lestari disposal dan pemantauan lingkungan.
Untuk menjamin keselamatan dan melindungi masyarakat dengan baik serta lingkungannya, maka limbah radioaktif harus dikelola secara baik.
Rangkaian kegiatan pengolahan limbah radioaktif meliputi Ronodirdjo, S, 1982: a
Pengumpulan dan pengelompokkan limbah b
Pengangkutan ke instalasi pengolahan c
Monitoring sebelum pengolahan d
Pengolahan e
Monitoring limbah yang sudah diolah sebelum dibuang f
Pembuangan Penyimpanan akhir g
Monitoring lingkungan
2.3. Pengolahan Limbah Radioaktif
Pengolahan limbah radioaktif dapat dilakukan dengan mengubah bentuk dan sifat limbah. Pada umumnya pengolahan limbah radioaktif meliputi 2 tahap,
yaitu reduksi volume dan solidifikasi. 1.
Reduksi volume untuk memperkecil volume, sehingga memudahkan proses selanjutnya. Reduksi volume limbah radioaktif cair dilakukan
antara lain dengan proses penukar ion. Limbah hasil reduksi volume yang berupa ASP bekas disolidifikasi dengan bahan matriks yang sesuai yaitu
ASP jenuh uranium diimobilisasi dengan polimer. 2.
Solidifikasi disebut juga imobilisasi, yaitu mengikat radionuklida dalam limbah hasil reduksi volume dengan matriks tertentu sehingga tidak
8 mudah larut dan lepas ke lingkungan jika hasil solidifikasi kontak dengan
air pada penyimpanan lestari disposal dalam tanah. Bahan matriks yang digunakan untuk solidifikasi yaitu polimer. Polimer lebih tahan dalam
jangka lama dan laju pelindihannya lebih kecil dibandingkan semen, sehingga diharapkan mampu mengungkung ASP yang mengikat uranium
dalam jangka lama. Martono, 2006
2.4. Uranium