40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Modifikasi Zeolit Menjadi Alumino Siliko Fosfat ASP
Modifikasi zeolit menjadi alumino siliko fosfat ASP dilakukan dengan melakukan substitusi gugus fosfo ke dalam struktur zeolit. Alumino siliko fosfat
mempunyai sifat ganda sebagai penukar anion dan kation. Pembuatan ASP dilakukan dengan cara mereaksikan zeolit murni dan senyawa amonium
dihidrogen fosfat ADHP dengan menggunakan cara pemanasan pada suhu titik lebur 235
O
C selama pembuatan ASP. Perbandingan zeolit dan ADHP akan menghasilkan ASP yang optimum untuk penyerapan uranium. Komposisi kimia
yang terkandung di dalam ASP dapat diketahui dengan analisis XRF. Tabel 2. Data komposisi kimia zeolit murni dan ASP
Komposisi kimia zeolit murni berat
ASP berat SiO
2
70,88 54,6
Al
2
O
3
14,38 17
P
2
O
5
- 27,9
CaO 2,62
1,1 K
2
O 2,44
2,0 MgO
1,42 TD
Na
2
O 0,22
TD SiO
2
Al
2
O
3
4,93 3,2
P
2
O
5
Al
2
O
3
- 1,6
Data hasil analisis komposisi kimia pada Tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi pertambahan kandungan fosfor pada ASP, P
2
O
5
sebesar 27,9 berat. Kandungan SiO
2
berkurang dari 70,88 menjadi 54,6 berat karena pada pembentukan ASP ini terjadi substitusi Si oleh P. Rasio P
2
O
5
Al
2
O
3
menunjukkan
41 kemampuan ASP sebagai penyerap anion atau kation. Pada penelitian ini, rasio
P
2
O
5
Al
2
O
3
pada pembentukan ASP sebesar 1,6 berat. Pada umumnya Rasio
P
2
O
5
Al
2
O
3
1 lebih cenderung dominan bersifat sebagai penukar anion, namun tergantung jenis anion. Kandungan Na
2
O dan MgO memiliki nilai yang sangat kecil sehingga tidak dapat dideteksi oleh alat instrument, NH
4 +
menguap menjadi NH
3
dan H
+
, dalam penelitian ini tidak dianalisis. Hasil analisis kandungan ASP dengan metode XRD dapat dilihat pada
Tabel 3 dan Gambar 10 di bawah ini
Gambar 10. Grafik perbandingan zeolit Lampung dan ASP menggunakan XRD
2 θ
42 Tabel 3. Data analisis XRD perbandingan zeolit Lampung dan ASP
Zeolit Lampung ASP
2θ° dÅ
IIo 2θ °
dÅ IIo
5,62 15,71
11 15,22
5,82 21
5,78 15,27
11
15,38 5,76
28
9,60 9,21
12 15,48
5,72 26
9,86 8,96
22 15,64
5,66 12
22,02 4,03
29 20,61
4,31 11
22,39 3,97
35 21,38
4,15 14
22,76 3,90
14 21,62
4,11 31
26,04 3,42
15 21,98
4,04 24
27,80 3,21
22 22,08
4,022 17
28,05 3,18
100 22,80
3,90 35
29,94 2,98
14 23,78
3,74 12
30,08 2,97
16 25,11
3,54 12
30,26 2,95
14 25,36
3,51 21
31,97 2,79
11 27,4
3,25 11
42,17 2,14
13 27,62
3,22 13
48,60 1,87
10 27,83
3,20 26
28,14 3,17
100 30,22
2,96 26
30,42 2,94
39
30,60 2,92
49
37,83 2,38
10
Pada Gambar 10 dan Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa pada data ASP terdapat penambahan peak sudut 15,38 dan 30,60 yang menunjukkan terjadinya
pembentukan fosfat.
43
4.2. Penentuan Penambahan Pengkompleks Na