Sejarah Objek Penelitian Hasil Dan Pembahasan

58 pialang melakukan jual efek untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari investasi portofolio. Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasuki semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orang-orang yang bertindak di perusahaan pialang tersebut disebut Wakil Perantara Perdagangan Efek WPPE. Dengan menggunakan Jakarta Automated Trading system JATS, order-order tersebut diolah oleh komputer yang akan melakukan matcing dengan mempertimbangkan prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia BEI adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus-menerus selama jam bursa. Hingga saat ini, seluruh order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Bursa Efek Indonesia telah menerapkan akses jarak jauh atau remote trading access untuk Jakarta Automated Trading System JATS sehingga seluruh perusahaan pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta.

B. Sejarah Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak bidang pengolahan suatu produk yang mengolah dari barang mentah menjadi barang jadi. Di Indonesia perusahaan manufaktur dapat berkembang pesat, 59 hal ini terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode ke periode semakin banyak, walaupun ada beberapa perusahaan yang pernah mengalami defisiensi modal untuk sementara karena imbas dari krisis ekonomi. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Di sisi lain didasarkan atas prediksi bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari sehingga sangat kecil kemungkinan untuk rugi ICMD,2000. Adapun yang termasuk ke dalam perusahaan yang terdaftar di BEI yang masuk kategori perusahaan manufaktur, adalah:

2. Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian

Tabel 4.1 Perusahaan Objek Penelitian No. Nama Perusahaan Kode Saham 1 PT.Aqua Golden Missisippi TBK AQUA 2 PT.Astra Graphia TBK. ASGR 3 PT.Delta Djakarta TBK DLTA 4 PT.Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 5 PT.Dynaplast Tbk DYNA 6 PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 7 PT.Fast Food Indonesia Tbk FAST 8 PT.Gudang Garam Tbk GGRM 9 PT.Goodyear Indonesia Tbk GDYR 10 PT.Intan Wijaya Internasional Tbk INCI 11 PT.Pan Brother Tex Tbk PBRX 12 PT.Semen Gresik Tbk SMGR 13 PT.Unilever Indonesia Tbk UNVR 14 PT.Selamat Sampoerna Tbk SMSM 15 PT.Mustika Ratu Tbk MRAT 60

C. Hasil Dan Pembahasan

1. Deskriptif Data

Pengolahan data dilakukan secara elektronik mempergunakan Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model analisis Regresi Berganda, yaitu variabel Y Earning per Share, variabel X 1 Financial Leverage, X 2 Price Earning Ratio PER, X 3 Return On Assets ROA, dan X 4 Debt to Equity Ratio DER sebagai variabel bebas. Penjelasan lengkap masing-masing variabel adalah:

a. Financial Leverage

Financial Leverage Modal atau dana yang dibentuk di luar perusahaan sumber eksternal terdiri dari modal sendiri dan modal asing pinjamanutang. Bambang Riyanto, 1997 : 209. Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Sedangkan modal asing merupakan utang bagi perusahaan. Keown, dkk 2000 : 496. “financial leverage adalah membiayai sebagian dari aset perusahaan dengan surat berharga yang mempunyai tingkat bunga yang tetap dengan mengharapkan peningkatan yang luar biasa pada pendapatan bagi para pemegang saha m”. 61 Tabel 4.2 Financial Leverage EMITEN 2006 2007 2008 2009 AQUA 0,431185 0,423516 0,411032 0,422189 ASGR 0,493956 0,497122 0,604216 0,53869 DLTA 0,238873 0,221916 0,24963 0,227595 DPNS 0,158217 0,217214 0,262919 0,219959 DYNA 0,582956 0,565869 0,581295 0,53318 HMSP 0,542907 0,485595 0,501034 0,467184 FAST 0,404004 0,400535 0,385104 0,394973 GGRM 0,393798 0,409104 0,355323 0,341931 GDYR 0,381703 0,483277 0,709753 0,619548 INCI 0,118942 0,131625 0,090404 0,081494 PBRX 0,796559 0,828447 0,896453 0,840649 SMGR 0,255488 0,210874 0,22911 0,205157 UNVR 0,486248 0,49486 0,522376 0,480008 SMSM 0,042372 0,044039 0,043303 0,03666 MRAT 0,158969 0,120456 0,094061 0,099672 Berdasarkan hasil perhitungan Financial leverage masing- masing perusahaan pada Tabel 4.2, Pada Tahun 2006, Financial leverage, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 0,796559 dan terendah dipegang oleh PT. Selamat Sampoerna Tbk sebesar 0,042372. Pada Tahun 2007, Financial leverage, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 0,828447 dan terendah dipegang oleh PT. Selamat Sampoerna Tbk sebesar 0,044039. Pada Tahun 2008, Financial leverage, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 0,896453 dan terendah dipegang oleh PT. Selamat Sampoerna Tbk sebesar 0,043303. Dan pada Tahun 2009, Financial leverage, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 62 0,840649 dan terendah dipegang oleh PT. Selamat Sampoerna Tbk sebesar 0,03666.

b. Price Earning Ratio

PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Darmaji, 2001:139. Sedangkan menurut Ang 1997:24 PER merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan Earning Per Share EPS dari saham yang bersangkutan. Tabel 4.3 Price Earning Ratio EMITEN 2006 2007 2008 2009 AQUA 24,47 20,30 31,28 31,28 ASGR 11,04 4,32 6,35 7,05 DLTA 6,07 3,82 9,71 10,97 DPNS 34,78 58,73 24,63 28,97 DYNA 23,22 14,44 3,57 3,83 HMSP 15,66 9,11 9,27 12,03 FAST 12,27 11,04 12,57 13,29 GGRM 10,07 4,35 12,56 13,99 GDYR 12,57 252,45 3,12 3,12 INCI 9,58 18,58 4,64 15,27 PBRX 4,09 1,32 1,34 1,38 SMGR 19,59 9,81 13,95 14,78 UNVR 24,51 24,72 27,75 28,38 SMSM 6,56 6,59 6,87 7,73 MRAT 13,34 13,58 15,06 11,79 Berdasarkan hasil perhitungan Price Earning Ratio masing- masing perusahaan pada Tabel 4.3. Pada Tahun 2006, Price Earning 63 Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 34,78 dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk sebesar -9,58. Pada Tahun 2007, Price Earning Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Goodyear Indonesia Tbk sebesar 252,45 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar -58,73. Pada Tahun 2008, Price Earning Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 27,75 dan terendah dipegang oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 1,34. Dan pada Tahun 2009, Price Earning Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Missisipi Tbk sebesar 31,28 dan terendah dipegang oleh PT. Pan Btother Tex Tbk sebesar 1,38. Pertumbuhan yang tinggi high Growth biasanya mempunyai PER yang besar, perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah low growth biasanya memiliki PER yang rendah. Semakin besar PER memungkinkan harga pasar dari setiap lembar saham akan semakin baik, demikian pula sebaliknya.

c. Return On Asset

Return On Asset ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA 64 Return On Asset adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Tabel 4.4 Return On Asset EMITEN 2006 2007 2008 2009 AQUA 10,03 10,75 11,76 9,72 ASGR 13,95 15,26 9,98 8,31 DLTA 10,52 11,25 16,86 15,10 DPNS 3,50 4,83 1,11 2,47 DYNA 0,35 1,46 0,67 7,36 HMSP 42,22 34,09 35,93 32,00 FAST 19,85 22,90 21,40 19,59 GGRM 7,38 9,21 11,03 13,73 GDYR 8,06 10,55 0,65 13,33 INCI 2,90 1,84 2,54 0,91 PBRX 2,47 3,55 4,30 4,07 SMGR 24,77 30,07 33,85 28,32 UNVR 53,28 52,90 53,01 44,64 SMSM 15,06 15,39 14,70 12,11 MRAT 6,96 3,88 4,66 3,62 Berdasarkan hasil perhitungan Return On Asset masing-masing perusahaan pada Tabel 4.4, Pada Tahun 2006, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 53,28 dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk sebesar -2,90. Pada Tahun 2007, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 52,90 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar -4,83. Pada Tahun 2008, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 53,01 dan terendah dipegang oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar -4,30. 65 Dan pada Tahun 2009, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 44,64 dan terendah dipegang oleh PT. Inti wijaya International Tbk sebesar 0,91.

d. Debt to Equity Ratio

DER adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan pemilik perusahaan. Berdasarkan pendapat di atas, pengertian DER dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total ekuitas pemilik. Lukman Syamsuddin 2001:54 Tabel 4.5 Debt to Equity Ratio EMITEN 2006 2007 2008 2009 AQUA 0,77 0,74 0,71 0,74 ASGR 0,98 0,99 1,53 1,17 DLTA 0,31 0,29 0,34 0,30 DPNS 0,20 0,29 0,38 0,30 DYNA 1,71 1,63 1,79 1,46 HMSP 1,21 0,94 1,00 0,88 FAST 0,68 0,67 0,63 0,65 GGRM 0,65 0,69 0,55 0,52 GDYR 0,62 0,94 2,45 1,63 INCI 0,13 0,15 0,10 0,09 PBRX 3,73 4,85 8,69 5,29 SMGR 0,35 0,27 0,30 0,26 UNVR 0,95 0,98 1,10 0,92 SMSM 0,71 0,61 0,53 0,57 MRAT 0,19 0,14 0,10 0,11 Berdasarkan hasil perhitungan Debt To Equity Ratio masing- masing perusahaan pada Tabel 4.5. Pada Tahun 2006, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 3,73 dan 66 terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk sebesar 0,13. Pada Tahun 2007, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 4,85 dan terendah dipegang oleh PT. Mustika Ratu Tbk sebesar 0,14. Pada Tahun 2008, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 8,69 dan terendah dipegang oleh PT. Mustika Ratu sebesar 0,10. Dan pada Tahun 2009, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk Tbk sebesar 5,29 dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk Indonesia Tbk sebesar 0,09.

e. Earning Per Share

EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan return yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham Darmaji, 2001:139. Tabel 4.6 Earning Per Share EMITEN 2006 2007 2008 2009 AQUA 3.711.590.000 5.007.630.000 6.255.430.000 5.869.540.000 ASGR 41.200.000 53.440.000 46.330.000 3.490.000 DLTA 2.703.040.000 2.955.730.000 5.230.340.000 4.786.620.000 DPNS 29.040.000 8.510.000 4.160.000 9.490.000 DYNA 21.220.000 2.460.000 10.000 168.240.000 HMSP 805.500.000 826.840.000 888.720.000 841.490.000 FAST 154.460.000 229.780.000 280.710.000 310.340.000 GGRM 523.790.000 750.270.000 977.340.000 1.286.540.000 GDYR 619.430.000 1.034.130.000 19.810.000 230.940.000 INCI 25.570.000 21.370.000 18.970.000 7.860.000 PBRX 21.880.000 55.310.000 92.620.000 75.440.000 SMGR 2.184.130.000 299.320.000 425.450.000 406.010.000 UNVR 225.630.000 257.490.000 315.500.000 298.610.000 SMSM 44.180.000 46.310.000 45.970.000 41.700.000 MRAT 30.730.000 19.880.000 21.250.000 18.770.000 67 Berdasarkan hasil perhitungan Earning Per Share masing- masing perusahaan pada Tabel 4.6, Pada Tahun 2006, Earning Per Share, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Misisipi Tbk sebesar 3.711.590.000 dan terendah dipegang oleh PT. Intan Wijaya Internasional Tbk sebesar - 25.570.000. Pada Tahun 2007, Earning Per Share, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Misisipi Tbk sebesar 5.007.630.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar - 8.510.000. Pada Tahun 2008, Earning Per Share, tertinggi dimiliki oleh Aqua Golden Misisipi Tbk sebesar 6.255.430.000 dan terendah dipegang oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar - 92.620.000. Dan pada Tahun 2009, Earning Per Share, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Misisipi Indonesia Tbk sebesar 5.869.540.000 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Graphia Tbk sebesar 3.490.000. Setelah melakukan pengolahan data maka penulis dapat menjelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam model yang digunakan dalam penelitian ini, seperti terlihat dalam tabel : 68 Tabel 4.7 Tabel Deskripsi Data Variabel Financial Leverage, Price Earning Ratio, Return On Asset dan Debt to Equity Ratio Terhadap Earning Per Share N Minimum Maximum Mean Std. Deviation FL X1 60 .04 .90 .3744 .21517 PER X2 60 -58.73 252.45 15.4708 33.66018 ROA X3 60 -4.83 53.28 14.3817 14.38640 DER X4 60 .09 8.69 1.0410 1.41756 EPS Y 60 -9.E7 6.E9 8.57E8 1.586E9 Valid N listwise 60 Dari tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa variabel dependent yaitu Earning Per Share Y dengan jumlah data sebanyak 60 memiliki nilai terkecil min sebesar -9.E7 dan nilai terbesar Max sebesar 6.E9 dan nilai rata-rata 8.57E8 dan standar deviasinya 1.586E9. Financial Leverage X 1 dengan jumlah data sebanyak 60 memiliki nilai terkecil min sebesar 0.04 dan nilai terbesar Max sebesar 0.90 dan nilai rata- rata 0.3744 dan standar deviasinya 0.21517. Price Earning Ratio X 2 dengan jumlah data sebanyak 60 memiliki nilai minimum sebesar - 58.73 dan terbesar 252.45 max sebesar nilai rata-ratanya sebesar 15.4708 dan standar deviasinya 33.66018. Return On Asset X 3 dengan jumlah data sebanyak 60 memiliki nilai minimum sebesar -4.83 dan terbesar 53.28 max sebesar nilai rata-ratanya sebesar 14.3817 dan standar deviasinya 14.38640. Variabel Debt Equity Ratio X 4 dengan jumlah data sebanyak 60 memiliki nilai minimum sebesar 0.09 dan terbesar max sebesar 8.69 nilai rata-ratanya sebesar 1.0410 dan standar deviasinya 1.41756. 69

2. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2005: 110-112. 1. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Gambar 4.2 Uji Normalitas 70 Sumber : data diolah Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal mengikuti pada wilayah garis linear. Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu Earning Per Share berdasarkan masukan variabel independen yaitu Financial Leverage, Price Earning Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio. 2. Analisis Statistik Uji Normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati- hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Tabel 4.8 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Uji Normalitas FL X1 PERX2 ROAX3 DERX4 EPSY N 60 60 60 60 60 Normal Parameters a Mean 3.7442541E1 3.71500E1 3.76833E1 3.80583E1 3.78500E1 Std. Deviation 2.15174920E1 2.213045E1 2.243408E1 2.233055E1 2.221301E1 Most Extreme Differences Absolute .098 .087 .083 .091 .098 Positive .098 .087 .083 .082 .098 Negative -.080 -.082 -.080 -.091 -.066 Kolmogorov-Smirnov Z .758 .670 .644 .706 .756 Asymp. Sig. 2-tailed .614 .760 .802 .702 .617 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan uji kolmogorof-Smirnov di atas, terlihat nilai Asymp.Sig memiliki nilai 0,05, Hal ini menunjukkan bahwa data 71 pada penelitian ini terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu Earning Per Share berdasarkan masukan variabel independen yaitu Financial Leverage, Price Earning Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio. Maka data penelitian layak digunakan sebagai penelitian.

b. Uji Multikolinieritas

Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus terbebas dari gejala multikolinearitas, gejala ini ditunjukan dengan korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor harus berada di bawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Pengujian Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant FL X1 .154 6.484 PERX2 .902 1.109 ROAX3 .862 1.160 DERX4 .151 6.606 a. Dependent Variable: EPSY Sumber data diolah Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya 72 mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih besar dari 10, keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.

c. Uji Autokolerasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson DW. Pada tabel 4.10 diketahui nilai Durbin Watson d sebesar 2.260 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sample n 60 dan jumlah variabel independen k adalah 5. Maka dari tabel didapat nilai du = 1.360 dan 4 – du = 4 – 1.360 = 2.64. Oleh karena nilai du d 4-du atau 1.360 2.260 2,64 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif Tabel 4.10 Hasil Pengujian Autokolerasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .700 a .489 .452 16.438214 2.260 a. Predictors: Constant, FL X1, ROAX3, PERX2, DERX4 b. Dependent Variable: EPSY 73

d. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak equal terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik pada sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram. Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 74

3. Uji Signifikansi

a. Uji Signifikansi Parsial Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari dari Financial Leverage, Price Earning Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share di Bursa Efek Indonesia secara parsial. Tabel 4.11 Hasil Pengujian Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5.995 6.720 .892 .376 FL X1 .585 .243 .566 2.409 .019 PERX2 .109 .102 .109 1.069 .290 ROAX3 .682 .103 .688 6.631 .000 DERX4 -.506 .236 .522 2.202 .032 a. Dependent Variable: EPSY Sumber : Data diolah Variabel Financial Leverage, dengan nilai t hitung sebesar 2.409 2,00 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,019 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H a diterima yang berarti Financial Leverage berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Earning per Share. Variabel Price Earning Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 1.069 2,00 atau nilai alpha lebih besar dari 0,05 0.290 0,05, maka dapat disimpulkan H diterima dan H a ditolak yang berarti Price Earning Ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Earning Per Share. 75 Variabel Return On Asset, dengan nilai t hitung sebesar 6.631 2,00 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0.000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H a diterima yang berarti Return On Asset berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Earning Per Share. Variabel Debt Equity Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 2.202 2,00 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 0,032 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H a diterima yang berarti Debt equity Ratio berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Earning Per Share.

b. Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari Financial Leverage, Price Earning Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share secara simultan atau serentak. Tabel 4.12 Hasil Pengujian Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 14249.831 4 3562.458 13.184 .000 a Residual 14861.819 55 270.215 Total 29111.650 59 a. Predictors: Constant, FL X1, ROAX3,PERX2,DERX4 b. Dependent Variable: EPSY Sumber : Data diolah Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat nilai F hitung sebesar 13.184 dengan signifikan 0,000. Dengan 76 mencari pada table F, diperoleh nilai F tabel 2.37. Dengan kondisi dimana F hitung lebih besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari alpha 0,05, maka dapat diambil kesimpulan adalah H ditolak dan H a diterima yang berarti variabel-variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Earning Per Share.

c. Koefisien Determinasi Adj.R Square

Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien determinasi Adj.R 2 . Dari koefisien determinasi Adj.R 2 dapat diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Besarnya nilai pengaruh variabel bebas ditunjukkan oleh nilai R 2 = 0,452 yaitu persentase pengaruh variabel Financial Leverage, Price Earning Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share sebesar 45,2. Tabel 4.13 Hasil Pengujian Adj R Square Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .700 a .489 .452 16.438214 2.260 a. Predictors: Constant, FLX1, PERX2, ROAX3, DERX4 b. Dependent Variable: EPSY Sumber : Data diolah 77

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh Financial Leverage, Price Earning Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share di BEI adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5.995 6.720 .892 .376 FL X1 .585 .243 .566 2.409 .019 PERX2 .109 .102 .109 1.069 .290 ROAX3 .682 .103 .688 6.631 .000 DERX4 -.519 .236 .522 2.202 .032 a. Dependent Variable: EPSY Sumber : Data diolah Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh Financial Leverage, Price Earning Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio sebagai berikut: Y = 5.995 + 0.585 X 1 + 0.682 X 3 - 0.519 X 4 + ei Keterangan : Y = Earning Per Share a = konstanta X 1 = Financial Leverage X 3 = Return On Assets X 4 = Debt to Equity Ratio Ei = error term Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 5.995 menunjukkan 78 bahwa jika variabel Financial Leverage, Price Earning Ratio, Return On Asset bernilai nol maka nilai Earning Per Share adalah 5.995. Sedangkan variabel Financial Leverage sebesar 0.585 menunjukkan bahwa jika variabel Financial Leverage meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan Earning Per Share sebesar 0.585 satuan dengan ketentuan variabel yang dianggap konstan. Variabel Return On Asset sebesar 0.682 menunjukkan bahwa jika variabel Return On Asset meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan Earning Per Share sebesar 0.682 satuan, Variabel Debt Equity Ratio sebesar 0.519 menunjukkan bahwa jika variabel Debt Equity Ratio meningkat 1 satuan maka akan menurunkan Earning Per Share sebesar 0.519 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

D. Interpretasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 80 93

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Pengaruh Return On Assets, Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham dengan Dividen Tunai Sebagai Variabel Moderating Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 137

Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Return On Equity Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Kelompok Aneka Industri Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 69 79

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis pengaruh return on equty (roe) debet equity ratio (der) price earning ratio (per) Eraning growth ratio(Egr) dan return on assets (roa) terhadap financial leverage : studi empiris pada perusahaan manufaktur di rei

1 56 115

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price to Book Value (PBV) Pada Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price to Book Val

0 3 14

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price to Book Value (PBV) Pada Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price to Book Val

0 3 13