43 a. Data mengenai profil perusahaan-perusahaan manufaktur yang go
public melalui Bursa Efek Indonesia BEI yang meliputi sejarah, kegiatan dan struktur organisasi.
b. Data mengenai laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public melalui Bursa Efek Indonesia BEI yang
meliputi EPS dari tahun 2006-2009.
D. Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Dalam penelitian ini, persamaan regresi dikembangkan dan dipakai
sebagai dasar untuk menguji hipotesis yang telah dijabarkan sebelumnya. Teknik statistik yang digunakan dalam analisis data dengan mengunakan
model regresi linear berganda. Penggunaan model regresi linear ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan financial leverage, price
earning ratio PER, return on assets ROA, debt to equity ratio DER terhadap earning per share EPS secara simultan. Model ini dirumuskan
sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ ε Dalam hal ini:
Y = laba per lembar saham perusahaan
a = konstanta X
1
= financial leverage perusahaan X
2
= price earning ratio perusahaan
44 X
3
= return on assets perusahaan X
4
= debt to equity ratio perusahaan ε = standar error
2. Uji Asumsi Klasik Dalam dalam penelitian ini, diperlukan pengujian asumsi klasik pada
model regresi yang digunakan agar menunjukan hubungan yang valid atau tidak bias. Adapun asumsi dasar yang harus dipenuhi antara lain.
a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik Imam ghazali, 2005.
a Analisa Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
b Uji Statistik Selain dengan analisis grafik maka perlu dianjurkan dengan uji
statistik, agar mencapai keakuratan yang lebih baik lagi. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis
dan skewness dari residual.
45 Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan :
1 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. b. Uji Multikolinieritas
Uji multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen berkorelasi maka variabel-
variabel ini tidak ortogonal Imam Ghozali, 2005. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikoloniaritas adalah nilai
Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
46 sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya Imam Ghozali, 2005.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu penelitian.
1 Uji Durbin – Watson
Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept
konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : tidak ada autokorelasi r = 0 Ha
: ada autokorelasi r ≠ 0 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan
Jika Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada korelasi negatif
Tdk ada korelasi negatif Tdk ada autokorelasi positif atau
negatif Tolak
No desicien Tolak
No desicien Tdk ditolak
0 d dl dl ≤ d ≤ du
4 dl d 4 4
– da ≤ d ≤ 4 - dl Du d 4 - du
d. Uji Heteroskedatisitas Singih Santoso, 2002: 208. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
47 disebut homoskedatisitas dan jika varians berbeda disebut
heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedatisitas.
Dengan melihat grafik normal P-P plot dan grafik scatter plot, dapat diketahui ada atau tidaknya heteroskedatisitas. Jika pada grafik
normal P-P plot titik-titik menyebar mengelilingi garis diagonal, maka pengujian ini bebas dari heteroskedatisitas dan sebaliknya jika titik-
titik pada grafik tidak mengelilingi garis diagonal atau berada jauh dari garis diagonal, maka diindikasikan adanya heteroskedatisitas.
Sedangkan pada grafik scatter plot, jika pada grafik tersebut terdapat pola tertentu seperti titik-titik membentuk pola teratur misal:
bergelombang, melebar, dan menyempit, maka diindikasikan telah terjadi heteroskedatisitas dan jika tidak terdapat pola yang jelas serta
titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas.
3. Uji Koefisien Determinasi Pengujian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan
variabel bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R
2
. Adjusted R
2
ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dari dua. Nilai pengujian ini terletak antara 0 dan 1. Jika hasil
yang diperoleh 0,5, maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat estimasi.
48 Semakin besar angka R
2
, maka semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Jika angka R
2
semakin kecil berarti semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikat.
4. Uji t Uji Parsial Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen terikat secara parsial individual. Setelah t hitung
diperoleh, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut.
a. Jika t hitung t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika t hitung t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis:
Ho: βi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial
Ha: βi ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial
49 5. Uji F Uji Simultan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen terikat secara simultan bersama-sama. Setelah f hitung diperoleh, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku
ketentuan sebagai berikut. a. Jika f hitung f tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
variabel-variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
b. Jika f hitung f tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel-variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen Hipotesis:
Ho: βi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel- variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan
Ha: βi ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
E. Operasional Variabel Penelitian