Jenis-Jenis Perkosaan Unsur-Unsur Tindak Pidana Perkosaan

1419. Hukum-hukum ini merupakan dasar untuk menjatuhkan hukuman dan mengeksekusi para pemerkosa pada masa Perang Seratus Tahun 1337- 1453. 17

D. Jenis-Jenis Perkosaan

Ada beberapa macam tipe perkosaan yang dikenal, hal ini juga dapat menggambarkan alasan-alasan dilakukannya perkosaan terhadap perempuan: 18 1. Sadistic Rape Dalam jenis ini seksualitas dan agresi bercampur menjadi satu rasa geram dan kekejaman, serta tindakan-tindakan merusak. 2. Anger Rape Adalah penyerangan seksual di mana seksualitas menjadi sara untuk mengekspresikan dan melaksanakan hasrat kemarahan yang tertahan, dan ini ditandai dengan kebrutalan secara fisik. 3. Domination Rape Motif dari pemerkosa adalah untuk mendemontrasikan kekuatannya dan kekuasaannya atas si korban. 4. Seduction-turned Intor-rape Penyerangan seksual timbul dalam situasi menggairahkan yang “diterima” tetapi di mana korban memutuskan atau sebelumnya telah memutuskan bahwa keintiman pribadi akan dihentikan segera sesudah “coitus”. 17 Ibid. 18 Steven Box, Power, Crime and Mystification New York : Tavistock Publications, 1983, p. 127-129. Dalam, Topo Santoso, Seksualitas dan Hukum Pidana Jakarta: IND-HLL CO, 1997, h.22-23. 5. Exploitation Rape Merujuk pada suatu tipe di mana si pria memperoleh keuntungan dari mudah diserangnnya si perempuan karena perempuan tersebut tergantung secara ekonomi atau bantuan sosial, atau karena kurangnya perlindungan hukum bagi si perempuan. Berdasarkan kelima tipe perkosaan tersebut diatas, tiga dari kelima tipe tersebut menggambarkan bahwa perkosaan dilakukan sebagai pelampiasan dari rasa marah, kekejaman, kegeraman dan penunjukkan kekuatan dari pelakunya.

E. Unsur-Unsur Tindak Pidana Perkosaan

Jika kita lihat dari KUHP Indonesia, unsur-unsur tindak pidana perkosaan terdiri sebagai berikut: 1. Perbuatannya: Memaksa Pengertian perbuatan memaksa dwingen adalah perbuatan yang ditujukan pada orang lain dengan menekan kehendak orang lain yang bertentangan dengan kehendak orang lain itu agar orang lain tersebut menerima kehendak orang yang menekan atau sama dengan kehendaknya sendiri. 2. Caranya: a Kekerasan kekerasan dalam pengertian Pasal 285 kekerasan yang disebut pertama dapatlah didefinisikan sebagai suatu caraupaya berbuat sifatnya abstrak yang ditujukan pada orang lain yang untuk mewujudkannya disyaratkan dengan menggunakan kekuatan badan yang besar, kekuatan badan mana mengakibatkan bagi orang lain itu menjadi tidak berdaya secara fisik. Karena dalam keadaan yang tidak berdaya itulah, orang yang menerima kekerasan terpaksa menerima segala sesuatu yang akan diperbuat terhadap dirinya walaupun bertentangan dengan kehendaknya, atau melakukan perbuatan sesuai atau sama dengan kehendak orang yang menggunakan kekerasan yang bertentangan dengan kehendaknya sendiri. b Ancaman Kekerasan Ancaman kekerasan adalah ancaman kekerasan fisik yang ditujukan kepada orang, yang pada dasarnya juga berupa perbuatan fisik, perbuatan fisik dapat saja berupa perbuatan persiapan untuk dilakukannya perbuatan fisik yang besar atau lebih besar, berupa kekerasan yang akan dan mungkin segera dilakukandiwujudkan, kemudian bilamana ancaman itu tidak membuahkan hasil sebagaimana yang diinginkan pelaku. 3. Objek: Seorang perempuan bukan isterinya Perempuan yang tidak terikat pernikahan olehnya, siapapun perempuan tersebut, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. 4. Bersetubuh Melakukan hubungan kelamin layaknya suami isteri.

F. Korban Perkosaan