Bank Indonesia dalam Perbankan

siber antara lain Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang dan Lembaga Penjamin Simpanan. Kerja sama dengan PPATK dan LPA ini sangat berguna sekali untuk mengakomodir baik itu uang nasabah bank yang menjadi korban kejahatan hacking maupun uang dari hasil kejahatan hacking.

3. Bank Indonesia dalam Perbankan

Sebuah bank akan menjadi besar apabila banyak masyarakat yang mempercayakan penyimpanan uangnya kepada bank tersebut, di samping itu sebuah bank dikenal sebagai bank besar apabila banyaknya cabang dari bank tersebut dimana-mana, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Semakin banyak cabang bank tersebut, maka akan semakin banyak jaringan komputer bank tersebut terhubung antara satu dengan yang lainnya agar pelayanan kepada masyarakatnasabah cepat dan memuaskan pelanggannya. Semakin banyak jaringan dari bank tersebut tersambung dengan internet akan semakin besar tingkat resiko yang ditimbulkannya, karena sekali bank tersebut terhubung dengan dunia luar bank melalui internet maka akan semakin tidak aman simpanan uang nasabah bank itu, karena terbuka dari ancaman para hacker, tinggal tergantung dari seberapa kuat sistem 120 pengamanan yang dibuat oleh bank tersebut untuk mengamanankan rahasia dalam banknya. Kejahatan hacking terhadap bank bisa dilakukan oleh siapa orang siapa saja, bahkan oleh pegawai dilingkungan perbankan itu sendiri. Di dalam Perundang-Undangan bidang perbankan yang dimiliki oleh Indonesia tidak ada satu pun yang secara jelas menyatakan bahwa hacking itu perbuatan jahat dan sangat berbahaya bagi bank tersebut bahkan bagi perekonomian sebuah negara. Begitu satu bank besar menjadi korban hacking maka berapa banyak nasabahkonsumen yang dirugikan. Bank Indonesia sebagai Bank Central 131 belum melakukan pembenahan baik pembenahan doktrin, landasan hukum serta kegiatan pelaksanaan yang menyangkut perilaku kejahatan di dunia siber. Bank Indonesia selaku bank sentra belum melakukan kerjasama Memorandum of Understanding dengan Polri untuk penanggulangan awal kejahatan siber, khususnya hacking terhadap bank. Terhadap kejahatan hacking yang korbannya adalah sebuah bank mempunyai kendala lainnya yaitu kendala aturan kerahasiaan bank dan sulitnya tahapan yang dilalui penyidik dalam rangka pengungkapan kasus kejahatan hacking. Dimana sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, pihak bank dilarang memberikan keterangan yang tercatat pada 131 Sebagaimana di atur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia juncto Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, secara tegas menyatakan bahwa Bank Indonesia adalah penanggung jawab otoritas moneter, Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. 121 bank tentang keadaan keuangan dan hal-hal lain dari nasabahnya, yang wajib dirahasiakan oleh bank menurut kelaziman dalam dunia perbankan, tentu dengan berdalih akan berpengaruh kepada nama baik bank tersebut terhadap publik pengurus bank meskipun perusahaannya sedang colaps tetap akan mempersulit penyidik untuk memperoleh bukti-bukti yang diperlukan. 132

4. Peran Masyarakat