hanya ditangani oleh unit yang tidak memiliki spesifikasi khusus dalam bidang cybercrime.
3. Fungsional
Kegiatan kepolisian di dalam menangani perilaku sosial masyarakat selalu melakukan tingkatan tindakan, yaitu mulai tindakan pre-emtif, preventif dan
represif. Eskalasi tindakan tersebut sudah ditentukan fungsi-fungsi kepolisian yang menanganinya.
150
Tindakan pre-emtif diemban oleh fungsi intelijen, tindakan preventif diemban oleh fungsi samapta, binamitra, lalulintas dan
tindakan represif diemban oleh fungsi penegakkan hukum yaitu fungsi reserse kriminal dan reserse narkoba.
Penanganan masalah cybercrime saat ini masih difokuskan pada penegakkan hukum saja, sehingga masih fungsi reserse kriminal yang menangani
masalah cybercrime. Penanganan di fungsi reserse juga hanya terbatas pada satuan kerja Mabes Polri saja, apabila Polda menemukan kejadian kejahatan yang
berhubungan dengan komputer, maka harus meminta bantuan dari personel Mabes Polri. Penanganan masalah cybercrime dengan menggunakan sarana non
penal yaitu dengan mengedepankan fungsi kemitraan dengan masyarakat dan fungsi samapta masih terabaikan.
150
Momo Kelana, Memahami Undang - Undang Kepolisian, Jakarta : PTIK “Press”, 2002, hlm. 77.
133
Fungsi intelijen, merupakan bagian yang sangat menentukan bagi keberhasilan tugas-tugas kepolisian, sebab organ intelijen berfungsi menyediakan
bahan-bahan keterangan yang diperlukan satuannya untuk early warning dan early detection.
151
Intelijen adalah kegiatan di samping mencari data dan informasi, juga harus mampu memprediksi atau membuat perkiraan mengenai
kejadian dan kegiatan yang mungkin akan dihadapi atau terjadi di masa mendatang.
152
Hasil operasional intelijen adalah produk intelijen, yaitu informasi, data dan laporan tertulis, yang disampaikan oleh pelaksana intelijen kepada pimpinan.
Begitu pentingnya produk intelijen sehingga dikatakan bahwa produk intelijen adalah tahapan atau bagian dari operasional intelijen. Namun semua proses
olahan produk intelijen saat ini masih bersifat paperless sehingga komputer hanya dipakai seperti mesin tik elektronik saja, belum dimanfaatkan untuk kepentingan
pemantauan kegiatan dunia siber. Fungsi binamitra dengan mengedepankan program perpolisian masyarakat
belum menyentuh ke aspek kehidupan dunia siber. Program Perpolisian Masyarakat masih dalam tahap awal yaitu pembentukan dan proses meyakinkan
kepada masyarakat, sedangkan masyarakat tersebut melaksanakan program Perpolisian Masyarakat tersebut belum terbentuk secara mendalam di kehidupan
151
Y. Wahyu Saronto dan Jasir Karwita, Intelijen, Jakarta:PT Ekalaya Saputra, 2001, hlm. 1.
152
Ibid, hlm. 19. Teori dasar intelijen berkisar pada teori penyelidikan, pengamanan dan penggalangan. Oleh sebab itu negara-negara maju dalam rangka efesiensi dan efektifitas telah merubah
image intelijen dengan juga memanfaatkan proses intelijen pada berbagai lahan organisasi bisnis dengan methoda simbiosis mutualisme.
134
bermasyarakat. Polmas adalah sebuah filosofi, strategi operasional dan organisasional yang mendorong terciptanya suatu kemitraan baru antara
masyarakat dengan polisi dalam memecahkan masalah dan tindakan-tindakan proaktif sebagai landasan terciptanya kemitraan. Filosofi polmas berangkat pada
keyakinan bahwa tantangan-tantangan yang sedang dihadapi dimasa kini menuntut polisi memberikan pelayanan secara penuh, proaktif maupun reaktif.
153
Sebagai suatu strategi, polmas berarti model perpolisian yang menekankan kemitraan sejajar antara petugas polmas dengan masyarakat lokal. Kemitraan ini
penting dalam menyelesaikan dan mengatasi setiap permasalahan sosial yang mengancam keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat. Pada akhirnya
kemitraan ini dapat mengurangi kejahatan, rasa ketakutan akan terjadi kejahatan dan meningkatkan kualitas hidup warga setempat. Sebenarnya polmas sejalan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep sistem keamanan swakarsa siskam swakarsa – sistem keamanan yang muncul dari inisiatif warga. Konsep
ini kemudian disesuaikan dengan trend perpolisian dalam masyarakat madani masa kini. Dengan demikian konsep tersebut tidak semata-mata merupakan
penjiplakan dari konsep umum polmas. Tujuan penerapan polmas adalah terwujudnya kerjasama polisi dan
masyarakat lokal untuk menanggulangi kejahatan dan ketidak tertiban sosial dalam rangka menciptakan ketentraman umum dalam kehidupan masyarakat
153
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Buku Pedoman Pelatihan Perpolisian Masyarakat, Jakarta : Polri, 2006, hlm. 9.
135
setempat. Menanggulangi kejahatan dan ketidaktertiban sosial mengandung makna bukan hanya mencegah timbulnya tetapi juga mencari jalan keluar
pemecahan permasalahan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban yang bersumber dari komunitas itu sendiri serta dalam batas-batas
tertentu mengambil tindakan pertama jika terjadi kejahatan atau bahkan menyelesaikan pertikaian antar warga sehingga tidak memerlukan penanganan
melalui proses formal dalam sistem peradilan pidana. Kerjasama polisi dan masyarakat mengandung makna bukan sekedar bersama dalam operasional
penanggulangan kejahatan dan ketidaktertiban sosial tetapi juga meliputi mekanisme kemitraan yang mencakup keseluruhan proses manajemen mulai dari
perencanaan sampai pengawasanpengendalian dan analisisevaluasi atas pelaksanaannya.
154
Fungsi kesamaptaan, saat ini hanya difokuskan untuk menghindari terjadinya kejahatan dengan menghilangkan kesempatan berbuat jahat melalui
metode patroli. Ada beberapa pengertian tentang patroli, antara lain: Patroli Polisi sering diartikan sebagai polisi yang melaksanakan patroli. Atau perondaan yang
dilakukan oleh Polisi atau Tentara.
155
Sementara itu Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia membuat pengertian tentang patroli sebagai beriku:
154
Lampiran Surat Keputusan Kapolri No.Pol:SKEP737X2005, tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Model Perpolisian Masyarakat dalam penyelenggaraan
tugas Polri, hlm. 18.
155
Christina Ruse, Oxford Student’s Dictionary 1990, hlm. 459. menyebutkan bahwa patroli adalah: Patrol to go around palace to see that all is well, to look out for people doing wrong, in need
of help etc.
136
Patroli adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan oleh dua personel atau lebih dari prajurit Polri sebagai upaya mencegah bertemunya niat dan
kesempatan dengan cara mendatangi, menjelajahi, mengamati, mengawasi, memperhatikan, situasi dan kondisi yang diperkirakan akan menimbulkan segala
bentuk gangguan kamtibmas baik kejahatan maupun pelanggaran serta menuntut kehadiran Polri untuk melakukan tindakan-tindakan kepolisian guna
memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat.
156
Tugas pokok patroli polisi antara lain :
157
a. Mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan berbuat jahat.
b. Memelihara dan meningkatkan tertib dan kepatuhan hukum masyarakt
serta membina ketentraman masyarakat. c.
Menjaga keselamatan orang, harta benda, hak asasi dan termasuk memberi perlindungan dan pertolongan.
d. Memelihara ketertiban, keteraturan dan keamanan umum.
e. Memberikan pelayanan masyarakat, menerima laporan dan
pengaduan. f.
Melakukan tindakan pertama terhadap peristiwa pidana tertangkap tangan, tipiring, tindakan hukum lainnya atas perintah kasatwil,
menangani kecelakaan lalu-lintas atau kecelakaan lainnya atau
156
Petunjuk Pelaksanaan Kapolri No.Pol: Juklak35V1989, tanggal 26 Mei 1989, tentang Patroli Polisi.
157
Ibid.
137
pelanggaran hukum lalu-lintas, menangani musibah khususnya bencana alam.
g. Melakukan pengawasan dan tindakan pertama di TKP untuk
kepentingan penyidikan. h.
Memberikan peneranganpenyuluhan pada masyarakat guna merangsang partisipasi masyarakat dalam berkamtibmas.
i. Mencatat, mengumpulkan data dan informasi tentang apa yang dilihat,
apa yang disaksikan dan apa yang dialami kemudian melaporkannya ke kesatuan tempat bertugas dalam bentuk laporan patroli, laporan
polisi serta wajib membuat berita acara atas tindakan-tindakan yang telah dilakukan di TKP.
Dari tugas-tugas pokok patroli polisi di atas sama sekali tidak disentuh ataupun disebutkan masalah kegiatan di dunia siber. Tugas pokok di atas hanya
diperuntukkan pada kegiatan di dunia nyata saja. Bentuk patroli yang selama ini dikenal oleh seorang polisi antara lain
patroli berjalan kaki, patroli bersepeda, patroli bermotor, patroli berkuda, patroli dengan kapal laut, patroli dengan pesawat terbang. Bila dilihat dari daerah yang
dipatroli, bentuk patroli dapat dibagi menjadi patroli wilayah tertentu, patroli jalan tertentu, patroli obyek tertentu.
158
Munculnya kehidupan masyarakat di dunia siber membuat organisasi Polri harus sudah memikirkan teknik dan cara
berpatroli didunia siber cyber patrol.
158
Djunaidi Maskat, Patroli, Teknik dan Taktik, Sukabumi : Secapa Polri, 1995, hlm. 13.
138
Fungsi reserse kriminal, melakukan kegiatan represif yang meliputi penyelidikan, penindakan, pemeriksaan serta penyelesaian dan penyerahan berkas
perkara kepada Jaksa Penuntut Umum sebagai upaya penegakkan hukum yang dilakukan oleh Polri, kegiatan tersebut kemudian dikenal sebagai pelaksanaan
penyidikan tindak pidana, yang pada hakekatnya merupakan suatu upaya penegakkan hukum yang bersifat pembatasanpengekangan hak azasi sekarang
dalam rangka kepentingan individu dan kepentingan umum guna terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat.
159
Tugas pokok fungsi reserse kriminal adalah melaksanakan penyidikan tindak pidana, dimana dalam pelaksanaanya
berpedoman kepada Petunjuk Pelaksanaan Kapolri No.Pol:JUKLAK04II1982 tanggal 18 Pebruari 1982 tentang proses penyidikan tindak pidana.
160
Kegiatan fungsi reserse kriminal masih belum diaktifkan untuk penyelidikan dan
penyidikan kasus-kasus cybercrime. Dalam bahan ajaran yang diberikan kepada siswataruna polisi masih bahan ajaran yang menyangkut dengan fungsi dan
pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan di dunia nyata saja.
161
159
Pieter Yacob Sihasale, Diktat Fungsi Tehnis Reserse Semarang : Departemen Profesi Akpol, hlm. 7.
160
Ibid. hlm. 8.
161
Ibid, Dalam diktat fungsi teknis reserse Akademi Kepolisian disebutkan bahwa faktor-faktor yang menentukan keberhasilan penyidikan hanya disebutkan faktor-faktor yang ada di dunia nyata,
antara lain : faktor manusia formal, fisik, mental dan kemampuan, faktor dana, faktor sarana dan faktor metoda.
139
4. Sarana dan Prasarana