sedangkan jalur non penal lebih menitik beratkan sifat preventif pencegahanpenangkalanpengendalian sebelum kejahatan terjadi.
46
d. Kejahatan adalah perbuatan jahat Strafrechtelijk misdaadsbegrip sebagaimana terwujud in abstracto dalam peraturan-peraturan pidana.
Perbuatan yang dapat dipidana dibagi menjadi :
47
1 Perbuatan yang dilarang oleh Undang-Undang dan; 2 Orang yang melanggar larangan itu.
e. Hacking adalah suatu perbuatan penyambungan dengan cara menambah terminal komputer baru pada sistem jaringan komuter tanpa izinsecara
melawan hukum, dari pemilik sah jaringan komputer tersebut.
48
f. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
49
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, artinya bahwa penelitian ini cenderung menggunakan data sekunder yang terdiri atas bahan
46
Barda Nawawi Arief, Upaya Non Penal dalam Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, makalah disampaikan pada seminar Kriminologi VI, Semarang, tanggal 16-18 September 1991, hlm.
2.
47
Sudarto, Kapita Selecta Hukum Pidana, Bandung : Alumni, 1981, hlm. 38.
48
Ibid
49
Lihat Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
48
hukum primer dan bahan hukum sekunder. Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis
50
yaitu penelitian ini selain untuk menggambarkan fakta-fakta hukum mengenai pertanggung jawaban pidana terhadap hacking juga bertujuan untuk
menjelaskan dengan melakukan analisis terhadap cara-cara danatau mekanisme yang dilakukan oleh criminal justice system dihubungkan dengan ketentuan
yuridis yang terdapat dalam peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan pertanggung jawaban pelaku kejahatan.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah bersifat yuridis normatif yaitu data yang dikumpulkan baik data primer maupun data sekunder ditelaah
secara yuridis dengan tidak menghilangkan unsur non yuridis lainnya. Pendekatan ini mengarah kepada peraturan Perundang-Undangan sebagai kajian utama dan
perilaku hukum dari pelaku kejahatan yang menyalahgunakan tehnologi dan informasi sebagai pendukung kongkrit dalam memperkuat analisis yuridis
tersebut.
2. Sumber Data
Sumber data ini berasal dari data sekunder yang terdiri atas bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder, yaitu :
a. Bahan hukum primer
50
Soerjono Soekanto, Sri Maudji, Cetakan IV, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 12.
49
1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. 2
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. 3
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. 4
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang TPPU Money Laundering.
6 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia. 7
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.
8 Perpu Nomor 3 Tahun 2008 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. 9
Peraturan-Peraturan Bank Indonesia. 10
Peraturan-Peraturan Kapolri. 11
Juklak-Juknis Polri. b.
Bahan hukum sekunder Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum,
jurnal-jurnal hukum dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.
50
Bahkan hukum sekunder terutama adalah buku teks karena buku teks berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-
pandangan klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi.
51
c. Bahan hukum tersier
Berupa bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum sekunder seperti kamus umum, kamus hukum,
majalah dan jurnal ilmiah.
52
Jadi penelitian ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan tersier sebagai sumber hukum penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data