Keseimbangan lintasan
berorientasi pada waktu pelaksanaan operasi atau
kejadian penting sehingga penentuan waktu siklus setiap stasiun kerja merupakan syarat mutlak untuk diketahui guna menyeimbangkan lintasan produksi. Oleh
karena itu tujuan penentuan keseimbangan lintasan adalah mendistribusikan elemen–elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu menganggur dari
stasiun kerja pada suatu lintasan produksi dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga pemanfaatan dari peralatan maupun operator dapat digunakan
semaksimal mungkin.
3.3. Penelitian Waktu Time Study
Penelitian kerja dan analisa metoda kerja pada dasarnya akan memusatkan perhatiannya pada bagaimana suatu macam pekerjaan akan diselasaikan. Dengan
mengaplikasikan prinsip dan teknik pengaturan cara kerja yang optimal dalam suatu sisitem kerja tersebut, maka akan diperoleh alternatif metoda pelaksanaan
kerja yang dianggap memberikan hasil yang efektif dan efesien. Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efesien apabila waktu penyelesaiannya
berlangsung paling singkat. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha–usaha untuk
menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Secara singkat pengukuran kerja
adalah metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
Pada garis besarnya teknik–teknik pengukuran waktu dibagi kedalam dua bagian, pertama secara langsung dan kedua secara tidak langsung. Cara pertama
disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung yaitu di tempat dimana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Dua cara yang termasuk
didalamnya adalah cara jam berhenti dan sampling pekerjaan. Sebaiknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu tanpa harus berada di tempat
pekerjaan yaitu dengan membaca tabel–tabel yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen
gerakan. Dimana yang termasuk kelompok ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan.
Suatu hasil pengukuran yang baik yang dapat dipertanggungjawabkan, maka tidak cukup hanya sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan
menggunakan alat ukur. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti
yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran dan jumlah pengukuran.
3.4. Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti Stopwatch Time Study
Pengukuran kerja secara langsung dengan menggunakan jam henti adalah merupakan aktivitas yang mengawali dan menjadi landasan untuk kegiatan–
kegiatan pengukuran kerja yang lain. Pengukuran waktu kerja dengan jam henti stopwatch time study diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W.Taylor
sekitar abad 19 yang lalu. Cara ini tampaknya merupakan cara yang paling banyak
Universitas Sumatera Utara
dikenal, kadang karena itu banyak dipakai. Salah satu penyebabnya adalah kesederhanaan aturan–aturan pengukuran yang dipakai.
Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan
sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan yang sama seperti itu. Secara garis besar langkah–
langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan diberitahukan
maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati. Hal–hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil
pengukuran digunakan, beberapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.
2. Catat semua informasi yang berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan seperti
layout, karakteristikspesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan.
3. Bagi operasi kerja dalam elemen–elemen kerja sedetail–detailnya tapi masih
dalam batas–batas kemudahan untuk pengukuran waktunya. 4.
Diamati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen–elemen kerja tersebut.
5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah
jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak. Dilakukan juga keseragamaan data yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
6. Tetapkan rate of perfomance dari operator saat melaksanakan aktifitas kerja
yang diukur dan dicetak waktunya tersebut. Rate of perfomance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk perfomance
operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin maka perfomance dianggap normal.
7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan perfomance kerja yang ditunjukkan
oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. 8.
Tetapkan waktu longgar allowance time guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang akan diberikan ini, guna menghadapi kondisi–kondisi
seperti kebutuhan personil yang bersifat pribadi. Faktor kelelahan, keterlambatan material dan lain–lainnya.
9. Tetapkan waktu kerja baku standard time yaitu jumlah total antara waktu
normal dan waktu longgar. Berdasarkan langkah–langkah yang disebutkan di atas terlihat bahwa
pengukuran kerja dengan jam henti ini merupakan cara pengukuran yang objektif karena disini waktu yang ditetapkan berdasarkan fakta yang tidak cuma sekedar
diestimasi secara subyektif. Disini juga akan berlaku asumsi–asumsi dasar sebagai berikut :
1. Metode fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan harus sama dan dibakukan
terlebih dahulu sebelum kita mengaplikasikan waktu ini untuk pekerjaan yang serupa.
2. Operator harus memahami benar prosedur dan metoda pelaksanaan kerja
sebelum dilakukan pengukuran kerja. Operator–operator yang akan dibebani
Universitas Sumatera Utara
dengan waktu baku ini diasumsikan memiliki tingkat ketrampilan dan kemampuan yang sama serta sesuai dengan pekerjaan tersebut. Untuk
persyaratan mutlak pada waktu memilih operator yang akan dianalisa waktu kerjanya benar–benar memiliki tingkat kemampuan yang rata–rata.
3. Kondisi lingkungan fisik pekerjaan juga relatif tidak jauh berbeda dengan
kondisi fisik pada saat pengukuran kerja dilakukan. 4.
Perfomance kerja mampu dikendalikan pada tingkat yang sesuai untuk seluruh periode kerja yang ada.
Pengukuran waktu
adalah pekerjaan
mengamati dan mencatat waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat–alat seperti jam
henti, lembaran–lembaran pengamatan, dan pena atau pinsil. Aktivitas pengukuran kerja dengan jam henti stopwatch umumnya diaplikasikan pada
industri manufacturing yang memiliki karakteristik yang berulang–ulang, terspesifikasi jelas, dan menghasilkan output yang relatif sama. Nyatalah bahwa
aktifitas stopwatch time study ini bisa dilaksanakan untuk berbagai macam pekerjaan, baik yang bisa diklasifikasikan sebagai manufacturing job ataupun
service jobs. Aktivitas
pengukuran kerja
sendiri tidak mungkin bisa dilaksanakan apabila dijumpai pekerjaan–pekerjaan yang tidak memperdulikan volume atau
jumlah output yang ingin dihasilkan. Untuk mendapatkan waktu kerja yang dibutuhkan, dilakukan beberapa pengukuran yang dimulai dengan pengukuran
pendahuluan pertama yang dilakukan dengan melakukan pengukuran yang banyaknya data pengamatan ditentukan oleh pengukur.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan jumlah pengamatan yang dibutuhkan dalam aktivitas waktu jam henti selama ini dikenal lewat formulasi–formulasi tertentu dengan
mempertimbangkan tingkat kepercayaan dan derajat ketelitian yang diinginkan. Cara penetapan prosedur dengan formulasi tersebut membutuhkan analisa dan
perhitungan kuantitatif yang memerlukan waktu penyelesaian lama. Untuk membuat penetapan mengenai jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan
maka The Maytag Company telah memperkenalkan prosedur pelaksanaan pengamatan atau pengukuran awal dari elemen kegiatan yang ingin diukur
waktunya dengan ketentuan sebagai berikut : 1.
10 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus sekitar ≤
120 detik. 2.
5 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus waktu yang besar dari
≥120 detik. Satu hal yang penting dalam pelaksanaan pengukuran kerja ini adalah
bahwa semua pihak yang nantinya akan dipengaruhi oleh hasil studi haruslah diinformasikan mengenai maksud dan tujuan dari studi, sehinngga nantinya bisa
tercapai kerjasama yang sebaik–baiknya didalam pelaksanaan pengukuran.
3.5. Menentukan Keseimbangan Lintasan dengan Metode Pendekatan Wilayah