Penentuan Tambahan Penyusutan Penentuan Penambahan Penyelesaian Mesin

BAB IV PERENCANAAN PROSES PENCETAKAN

4.1 PEMBUATAN POLA 4.1.1 Bahan dan Jenis Pola Pola pejal merupakan jenis pola yang dipilih dalam pemilihan jenis pola karena bentuk coran yang direncanakan simetris. Pola pejal adalah pola yang biasa dipakai yang bentuknya hampir serupa dengan bentuk coran . Jenis pola pejal yang digunakan adalah jenis pola setengah. Untuk bahan pola dipilih dari jenis kayu karena harganya yang relatif murah dan mudah dibuat. Syarat kayu yang dapat digunakan adalah jenis kayu yang kadar airnya tidak lebih dari 14, lebih dari itu tidak dapat digunakan karena akan terjadi pelentingan yang disebabkan perubahan kadar air dalam kayu. Bahan pola yang digunakan adalah kayu jelutung.

4.1.2 Penentuan Tambahan Penyusutan

Karena coran menyusut pada saat pembekuan dan pendinginan maka perlu dipersiapkan penambahan untuk penyusutan. Besarnya penyusutan sering tidak isotropis, sesuai dengan bahan coran, bentuk, tempat, tebal atau ukuran coran, dan kekuatan inti. Tabel berikut memberikan harga-harga angka penambahan penyusutan. Tabel 4.1 Tambahan penyusutan yang disarankan Tambahan penyusutan Bahan 8 1000 Besi cor, baja cor tipis 9 1000 Besi cor, baja cor tipis yang banyak menyusut 10 1000 Sama dengan atas aluminium 12 1000 Paduan aluminium, Brons, baja cor tebal 5-7 mm 14 1000 Kuningan kekuatan tinggi, baja cor 16 1000 Baja cor tebal lebih dari 10 mm Universitas Sumatera Utara 20 1000 Coran baja yang besar 25 1000 Coran baja besar dan tebal Tambahan penyusutan pada perancangan pola Shaft Mill Roll Shell ini berdasarkan pada tabel 4.1 diatas diambil dengan bahan coran baja besar dan tebal yaitu 251000.

4.1.3 Penentuan Penambahan Penyelesaian Mesin

Tempat dimana diperlukan penyelesaian mesin setelah pengecoran. Harus dibuat dengan kelebihan tebal seperlunya. Kelebihan tebal penambahan ini berbeda menurut bahan, ukuran arah kup dan drag dan keadaan pekerjaan mekanik seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar 4.1 Tambahan penyelesaian mesin untuk coran baja 4.1.4 Ukuran Pola Setelah penentuan tambahan tersebut maka hal yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah menentukan ukuran pola melalui perhitungan dengan memperhitungkan ukuran gambar perancangan dengan nilai penyusutan dan tambahan permesinan. Ukuran dimensi gambar yang telah dihitung pada bab sebelumnya yaitu pada gambar 3.8 dipakai sebagai acuan untuk perhitungan pembuatan pola. Pada gambar 4.2 dibawah merupakan bagian-bagian untuk pembuatan pola yang terdiri dari enam bagian. Gambar 4.2 Bagian-bagian perhitungan pola I I III IV V V Universitas Sumatera Utara Berikut merupakan perhitungan ukuran pola dari Mill Shaft Roll Shell dengan nilai penyusutan dan tambahan permesinan. • Bagian I dengan ukuran P x L x T yaitu 300 x 300 x 220 P I = 300 + 251000 x 300 + 2 + 5 = 314,5 mm L I = 300 + 251000 x 300 + 2 + 5 = 314,5 mm T I = 220 + 251000 x 220 + 2 + 5 = 232,5 mm • Bagian II dengan diameter D = 500 dan panjang L = 450 D II = 500 + 251000 x 500 + 3 + 10 = 525,5 mm L II = 450 + 251000 x 450 + 3 + 10 = 474,25 mm • Bagian III dengan diameter D = 450 dan panjang L = 600 D III = 450 + 251000 x 450 + 3 + 10 = 474,25 mm L III = 600 + 251000 x 600 + 3 + 10 = 628 mm • Bagian IV dengan diameter D = 500 dan panjang L = 1800 D IV = 500 + 251000 x 500 + 3 + 10 = 525,5 mm L IV = 1800 + 251000 x 1800 + 3 + 10 = 1858 mm • Bagian V dengan diameter D = 450 dan panjang L = 600 D V = 450 + 251000 x 450 + 3 + 10 = 474,25 mm Lv = 600 + 251000 x 600 + 3 + 10 = 628 mm • Bagian VI dengan diameter D = 500 dan panjang L = 50 D VI = 500 + 251000 x 500 + 3 + 10 = 525,5 mm L VI = 50 + 251000 x50 + 3 + 10 = 64,25 mm Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan diatas dapat digambarkan pola dengan bahan kayu yang digambarkan dibawah berikut ini : Gambar 4.3 Ukuran pola 4.2 SISTEM SALURAN Sistem saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan ke dalam rongga cetakan. Tiap bagian diberi nama, mulai dari cawan tuang dimana logam cair dituangkan dari ladel sampai saluran masuk ke dalam rongga cetakan. Sistem saluran seperti terlihat pada Gambar 4.4. Cawan tuang merupakan penerima logam cair langsung dari ladel. Saluran turun adalah saluran pertama yang membawa cairan logam dari cawan tuang ke dalam pengalir dan saluran masuk. Pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun ke bagian-bagian yang cocok pada cetakan. Saluran masuk adalah saluran yang mengisikan logam cair dari pengalir ke dalam rongga cetakan. Gambar 4.4 Sistem saluran Universitas Sumatera Utara

4.2.1 Saluran Turun