20
2.1.3. Landasan Teori
Adapun teori yang mendasari pengungkapan tanggung jawab sosial dalam penelitian ini adalah teori agensi dan teori legitimasi.
2.1.3.1. Teori Agensi
Teori agensi menjelaskan potensi konflik kepentingan diantara berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan.
Konflik ini terjadi dikarenakan perbedaan tujuan dari masing- masing pihak berdasarkan posisi dan kepentingan terhadap
perusahaan Indriani, 2011. Prinsip utama teori agensi merupakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
prinsipal yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang agen yaitu manajer entitas bisnis. Hubungan keagenan merupakan
suatu kontrak dimana seseorang atau lebih prinsipal melibatkan orang lain agen untuk melakukan beberapa layanan atas nama
mereka yang melibatkan mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen.
Teori agensi mempunyai kaitan dengan teori akuntansi positif yang mempunyai tujuan untuk menjelaskan dan
memprediksi praktik
akuntansi. Teori
akuntansi positif
menggunakan asumsi sebagai berikut Indriani, 2011: a.
Manajer mengambil tindakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
b. Manajer memiliki kebebasan untuk memilih metode
akuntansi yang memaksimumkan keputusan mereka atau mengubah kebijakan produksi, investasi dan pendanaan
perusahaan untuk memaksimumkan keputusan mereka.
21 c.
Manajer, investor, kreditur, dan individu lain bersikap rasional dan berusaha memaksimalkan keputusan.
2.1.3.2. Teori Legistimasi
Menurut Adikara 2011 menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku
organisasi, karena teori legitimasi adalah hal yang paling penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-
norma dan nilai-nilai sosial dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan
memperhatikan lingkungan. Dasar pemikiran teori ini adalah perusahaan atau organisasi
akan terus berkelanjutan keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk sistem nilai yang sepadan
dengan system nilai masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini, perusahaan dan perusahaan memiliki kontrak
sosial yang berisi sejumlah kewajiaban dan hak. Kontak sosial akan berubah sejalan dengan perubahan kondisi mayarakat. Akan
tetapi, walaupun ada perubahan yang terjadi, kontrak sosial tetaplah merupakan dasar bagi legistimasi bisnis. Legistimas
adalah keadaan psikologi keberpihakan seseorang dan kelompok yang sangat peka terhadap gejala lingkungan sekitarnya, baik
secara fisik maupun nonfisik. Hasil penelitian di atas menjelaskan bahwa legitimasi
perusahaan dapat ditingkatkan melalui tanggung jawab sosial
22 perusahaan CSR. Untuk itu, pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan diperlukan untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat.
2.1.4. Karakteristik Perusahaan yang Mempengaruhi Pengungkapan