Latar Belakang Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pertanggungjawaban Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanggung jawab sosial merupakan sebuah gagasan yang menjadikan suatu organisasi atau perusahaan secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan, sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya manusia tidak hanya berpihak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangan saja. Kesadaran akan tanggung jawab sosial meningkat disebabkan adanya upaya menunjukkan kepedulian sebuah organisasi pada persoalan sosial dan lingkungan. Namun, juga dapat menjadi pendukung terwujudnya pembengunan sosial yang didukung dengan perlindungan lingkungan hidup. Globalisasi telah meningkatkan tumbuhnya kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan dan tanggung jawab bisnis pada masyarakat. Tanggung jawab sosial dapat dijadikan landasan penting bagi sebuah bisnis untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pemangku kepentingan, dan hal ini dapat menjadi awal penting bagi peningkatan daya saing. Tanggung jawab sosial secara luas dinilai sebagai ikatan tanggung jawab yang layak dijalankan untuk menjamin terciptanya manfaat berkelanjutan bagi perusahaan maupun masyarakat. Kegiatan Tanggung jawab sosial tanpa disertai peningkatan kompetensi atau kemampuan dari organisasi tersebut tidak akan memberikan hasil yang saling menguntungkan buat organisasi maupun lingkungan organisasi. 2 Penerapan prinsip tanggung jawab sosial seharusnya secara langsung didorong oleh pemahaman bisnis akan strategi bisnisnya yang diimbangi dengan pemahaman akan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan terhadap barang atau jasa yang dapat member kepuasan jasmani dan rohani yang dipengaruhi peradaban, lingkungan, adat istiadat dan agama. Untuk negara-negara dengan perekonomian kurang maju, titik berat kegiatan tanggung jawab sosial adalah penciptaan kemakmuran masyarakat secara berkelanjutan, terutama untuk penduduk yang berpenghasilan rendah. Ini dapat dilakukan melalui peningkatan kompetensi, pelatihan masyarakat, kampanye kesehatan peningkatan mutu, tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance-GCG, dan penerapan keunggulan kerja. Menurut survei CEO Chief Eksekutif Officer yang dilakukan oleh IBM International Business Machiness corporation 2004, 2006, 2008 secara jelas mencatat bahwa tanggung jawab sosial menentukan masa depan. Hal ini dikarena terbatasnya pasokan sumber daya manusia berbakat maka reputasi tanggung jawab sosial perusahaan menjadi alat penting untuk menarik dan mempertahankan karyawan. Prinsip GCG diantaranya menyatakan perlunya perusahaan memperhatikan kepentingan para pemegang kepentingan stakeholder. Konsep stakerholders menurut Siagian dan Suriadi 2010 : 13 menegaskan bahawa perusahaan memiliki berbagai kelompok kepentingan, yang bukan saja menyangkut nilai-nilai ekonomi atau keuntungan perusahaan, tetapi juga pihak pemasok, pihak karyawan perusahaan pihak pemerintahan, pihak masyarakat setempat, bahkan pihak masyarakat satu bangsa secara keseluruhan. 3 Tanggung jawab sosial harus dirancang dengan sangat hati-hati agar diterima dan member manfaat optimum. Tanggung jawab sosial bukan alat untuk memutuskan persoalan kemiskinan, eksploitasi, kelangkaan lapangan kerja, dan kerusakan lingkungan, akan tetapi, lebih berupa instrumen yang dapat digunakan perusahaan untuk membantu pemerintah memberdayakan dan mendukung masyarakat serta struktur sebuah daerah. Perusahaan juga mengakui bahwa bersama-sama dengan pemerintah bertanggung jawab terhadap kesejahteraan sosio-ekonomi di wilayah tempat perusahaan beroperasi. Keterlibatan perusahaan dalam kesepakatan sosial biasanya mempertimbangkan pandangan yang luas, yaitu keadaan sosial, budaya, dan ekonomi di negara tempat bisnis beroperasi. Perusahan internasional yang merencanakan pengoptimalan peluang di pasar global yang luas dengan membangun rantai pasokan internasional atau masuk ke pasar di negara-negara perekonomian baru harus melaksanakan prakarsa tanggung jawab sosial dengan mengikuti kaidah kegiatan tanggung jawab sosial dinegara berkembang. Permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia terjadi karena lemahnya penegakan peraturan tentang tanggung jawab sosial, misalnya aturan ketenagakerjaan dan pencemaran lingkungan. Selain itu, dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1 revisi 2004 paragraf 9 masih bersifat suka rela dalam mengungkap tanggung jawab sosial kepada public melalui laporan tahuanan perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1 revisi 2004 paragraf 9 secara jelas 4 menyampaikan saran dalam mengungkapkan bentuk tanggung jawab sosial, yaitu sebagai berikut: “Perusahaan dapat pula menyajian laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambahan value added statement, khususnya bagi industry dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang laporan penting” Dari Penjelasan PSAK diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan belum diwajibkan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama mengenai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitrar perusahaan. Dampak dari belum diwajibkannya penyampaian informasi sosial perusahaan membuat perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diperoleh dengan mengungkapkan informasi sosial. Apabila manfaat yang diperoleh dengan mengungkapkan informasi sosial lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengungkapan informasi sosial maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut. Seiring dengan meningkatnya masalah lingkungan dan sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan, akibat dari lemahnya penegakapan peraturan tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang masi dilakukan secara suka rela. Maka pada tahun 2007 pemerintah mengambil tindakan dengan mengesahkan Undang-Undang RI Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan dengan bidang usaha di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang tertuang dalam Bab V Pasal 66 ayat 2c dan Pasal 74. 5 Ketentuan dalam undang –undang tersebut terutama pasal 66 ayat 2c mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Laporan Tahunan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan muncul karena adanya tuntutan dari masyarakat dan para pengguna laporan keuangan terhadap dampak kegiatan bisnis perusahaan. Pertanggung-jawaban pengungkapan tanggung jawab sosial harus memberikan informasi yang relevan kepada publik akan meningkatkan kepercayaan public dan investor terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilaksanakan oleh seluruh perusahaan di Indonesia. Pasal 74 ayat 1 menyatakan bahwa perseroan memiliki kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, baik dari peseroan menjalankan kegiatan usahanya yang bergerak dibidang yang berkaitan dengan sumber daya alam. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dapat berbentuk perbaikan terhadap lingkungan perusahaan. Dalam ayat 2 dan 3 menegaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Apabila perseroan tidak melakukam kewajiban tersebut akan mendapatkan sanksi yang tegas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan suatu upaya yang dilakukan perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosialnya sebagai salah satu wujud etika dalam membangun kinerja jangka panjang. Pengungkapan tanggungjawab sosial di Indonesia dimulai dari kritisnya masyarakat dan perlunya 6 masyarakat terhadap keberlangsungan lingkungan sosial dalam jangka panjang untuk menunjukkan nilai-nilai etika. Perkembangan pengungkapan tanggungjawab sosial terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, dimulai dari polusi udara dan air, penggundulan hutan, hingga pemanasan global. Masalah yang telah disebutkan diatas menarik perhatian para peneliti. Untuk melakukan penelitian untuk menentukan hubungan karakteristik perusahaan dengan tingkat pengungkapan tanggungjawab sosial. Penelitan- penelitian tersebut juga menghasilkan temuan yang beragam. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sitepu 2009, Safitri 2010, Indriani 2011, dan Adikara 2011. Leverage merupakan perbandingan antara dana yang dimiliki oleh perusahaan dengan dana yang diperoleh dari ekstern perusahaan. Hubungan leverage dengan tanggung jawab sosial yaitu jika perusahaan memiliki leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan yang dilakukan. Berdasarkan penelitian Sitepu 2009, Adikara 2011 dan Indiani 2011 menemukan hasil bahwa tingkat leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Profitabilitas adalah suatu perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan melakukan pengungkapan yang lebih luas sebagai salah satu upaya untuk meyakinkan pihak eksternal bahwa perusahaan berada dalam persaingan yang kuat dan juga memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik pada saat itu. Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sitepu 2009 dan Indriani 7 2011 profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan menurut Adikara 2011 tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran perusahan merupakan suatu skala yang berfungsi untuk mengklasifikasikan besar kecilnya suatu entitas bisnis. Skala ukuran perusahaan dapat dipengaruhi dari luasnya pengungkapan laporan keuangan dan informasi perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sitepu 2009 dan Safitri 2010 ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sedangkan, menurut Indriani 2011 dan Adikara 2011 ukuran perusahaan size berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian terdahulu hubungan antara profil perusahaan dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Adikara 2011 bahwa profil perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dewan komisaris merupakan wakil Shareholder didalam perusahaan yang berbadan hokum perseroan terbatas yang berfungsi sebagai pengawas dalam pengelolaan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen. Perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris yang besar akan lebih banyak mengungkapan informasi mengenai tanggung jawab sosial. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sitepu 2009 ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap jumlah informasi sosial. Sedangkan, Adikara 2011 ukuran dewan komisaris dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan. 8 Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menunjukan hasil yang belum konsisten maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan akan menganalisis karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu memotivasi peneliti untuk meneliti kembali dengan menggunakan variabel sebagai berikut: leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, profil perusahaan dan ukuran dewan komisaris yang berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian terdahulu. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan pada perusahaan manufaktur ya ng terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap voluntary disclosure perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 44 114

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 52 95

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012.

0 1 14

PENDAHULUAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 9

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 13

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pertanggungjawaban Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pertanggungjawaban Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

0 0 11

ABSTRAK ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

0 0 14

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 11