Jenis dan prosedur pengumpulan data Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2006 : 56. Metode pengambilan sampel adalah simple random sampling. Langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner dikirim kepada semua anggota populasi 2. Setelah 1 minggu, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden 3. Jika ada responden yang belum mengembalikan daftar pertanyaan tersebut, maka kepada mereka diberi waktu 1 minggu lagi. Setelah batas waktu yang ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data belum mencukupi, maka akan dicoba lagi untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan.

C. Jenis dan prosedur pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, adapun metode yang digunakan yaitu metode survei. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner yaitu memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dalam penelitian ini dirancang untuk bersifat kuantitatif, oleh karena itu bentuk pertanyaan tertutup agar memudahkan pengukuran respon. Skala pengukuran adalah 5 lima poin skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari varibel dependen terikat dan variabel independen bebas. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pengamatan dan dipengaruhi oleh variabel independen serta menjadi konsekuensi dari variabel independen. Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah penyajian neraca SKPD dan aksesibilitas laporan keuangan SKPD. Definisi operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala Penelitian Variabel Dependen Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD Transparansi adalah kebebasan untuk mengakses aktifitas politik dan ekonomi pemerintah dan keputusan- Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD diukur berdasarkan persepsi dari responden tentang Interval keputusannya. Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan pengelolaan Keuangan SKPD. Variabel ini diukur dengan skala likert yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 SS=sangat setuju, skor 4 S=setuju, skor 3 TT=tidak tahu, skor 2 TS=tidak setuju, dan skor 1 STS=sangat tidak setuju. Variabel Independen Penyajian Neraca SKPD Penyajian Neraca SKPD adalah penyajian laporan aset, utang, dan ekuitas dana dari SKPD Penyajian Neraca SKPD diukur berdasarkan persepsi responden tentang penyajian Neraca SKPD. Variabel ini diukur dengan skala likert yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 SS=sangat setuju, skor 4 S=setuju, skor 3 TT=tidak tahu, skor 2 TS=tidak setuju, dan skor 1 STS=sangat tidak setuju. Interval Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD adalah memberikan kemudahan dalam mencari informasi mengenai Laporan Keuangan SKPD. Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD diukur berdasarkan persepsi dari responden mengenai akses publik terhadap laporan keuangan SKPD. Variabel ini diukur dengan skala likert yaitu Interval mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 SS=sangat setuju, skor 4 S=setuju, skor 3 TT=tidak tahu, skor 2 TS=tidak setuju, dan skor 1 STS=sangat tidak setuju.

E. Pengujian Kualitas Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kota Medan

12 138 95

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Samosir

22 160 109

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Skpd Dan Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD Terhadap Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD

14 72 105

Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

0 8 1

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

1 18 105

Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

0 1 2

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

0 0 13

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

0 0 2

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP, Pelatihan, Akuntabilitas, Transparansi Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Padangsidimpuan

0 2 8

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAN PENYAJIAN NERACA TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ( Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Kudus )

0 0 12