Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS untuk memperoleh hasil terarah.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut Riyadi 2000 dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan,
peneliti menggunakan koefisien cronbach alpha. Suatu instrument dikatakan reliable jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,5 Nunnally,1976:120.
F. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: 1
normalitas, 2 multikolinearitas, dan 3 heterokedastisitas.
1. Uji Normalitas
Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan
bentuk lonceng bell Shaped. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.
Pedoman pengambilan keputusan dengan uji kolmogorov-smirnov tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari:
a. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi
data adalah tidak normal.
b. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi
data adalah normal. Selain melihat signifikansi dari uji kolmogorov smirnov, untuk melihat
apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Z
skewness
. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan uji skewness.
Berdasarkan uji ini, maka suatu data dikatakan memiliki distribusi normal jika Z
hitung
lebih kecil dari Z
tabel
. Nilai Z dari uji Skewness dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Z
hitung
= n
Skewness 6
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut
variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya
sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
a. Koefisien-koefisien menjadi tidak dapat ditaksir.
b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar varibel independen. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu:
1 Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan
B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.
2 Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi
Ridge. Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi
antara variabel bebas independent variable. Jika nilai korelasi antara variabel bebas tersebut lebih besar dari 0.7 Nunnally, 1967, maka dapat dikatakan bahwa
terjadi gejala multikolinearitas. Di samping dengan melakukan uji korelasi tersebut, pengujian ini juga dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance
Inflation Factor dari model penelitian, jika nilai VIF diatas 2 Hair, 2003, maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model
penelitian.
3. Uji Heterokedastisitas