Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
Pada contoh di atas, rekening alat kerja bukan mesin mengalami kenaikan sebesar Rp 3.600.000 Rp 67.350.000 – 63.750.000 sehingga beban depresiasi
dalam tahun buku 2002 juga berjumlah Rp 3.600.000,- kurang dari total cost alat kerja bukan mesin yang dibeli dan ditempatkan dalam tahun tersebut, seperti pada
hasil perhitungan berikut ini : Depresiasi tahun 2002 = Rp 51.000.000 – Rp 67.350.000 – Rp 63.750.000
= Rp 51.000.000 – Rp 3.600.000 = Rp 47. 500.000
D.
Penghentian Aktiva Tetap
Aktiva dapat dihentikan penggunaannya dengan cara menjual, menukarkan atau membuatnya. Pada umumnya, pada waktu aktiva dilepaskan, penyusutan
yang belum dicatat untuk periode bersengkutan dicatat sampai tanggal pelepasan. Dengan demikian nilai buku pada tanggal pelepasan dapat dihitung sebagai selisih
antara harga perolehan aktiva itu dan akumulasi penyusutannnya. Jika harga pelepasan lebih besar daripada nilai buku, diakui sebagai keuntungan. Sebaliknya
, jika harga pelepasan lebih kecil daripada nilai buku diakui sebagai kerugian. Keuntungan atau kerugian dilaporkan pada pelaporan laba rugi sebagai
pendapatan dan keuntungan lain-lain atau beban dan kerugian lain-lain pada tahun pelepasan aktiva. Sebagai bagian dari ayat pelepasan, saldo dalam perkiraan
aktiva dan akumulasi penyusutan untuk aktiva tersebut dihapuskan. 1.
Penghentian Penggunaan Aktiva Melalui Penjualan. 2.
Penghentian Penggunaan Aktiva Melalaui Pertukaran Dengan Aktiva Non Moneter Lainnya.
3. Penghentian Penggunaan Aktiva Karena Konversi Terpaksa.
E. Penyajian dan Pengungkapan Aktiva Tetap
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
Aktiva tetap, sumber daya alam dan aktiva tak berwujud biasanya dilaporkan secara terpisah di neraca. Baik nilai perolehan kotor maupun
akumulasi penyusutan aktiva tetap harus diungkapkan. Pengungkapan demikian tidak diperlukan untuk aktiva tak berwujud dan aktiva habis pakai, dan banyak
perusahaan melaporkan hanya nilai bersih aktiva ini. Karena ada beberapa metode alternatif untuk menghitung beban alokasi harga perolehan aktiva tersebut, maka
metode yang digunakan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Tanpa informasi ini, pemakai laporan keuangan dapat keliru dalam usahanya untuk
membandingkan hasil keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Metode alokasi harga perolehan biasanya dilaporkan dalam penjelasan pertama
laporan keuangan. Dengan kata lain penyusutan aktiva tetap dapat dilakukan dengan
mengakumulasi nilai perolehan yang terpakai dalam suatu periode akuntansi. Aktiva tetap yang dicantumkan dalam neraca merupakan nilai perolehan aktiva
tetap setelah dikurangkan dengan penyusutan. Hal ini dilakukan agar para pembaca informasi tidak mengalami salah penafsiran. Menurut Smith Skousen
1997 : 455 “FASB mengharuskan pengungkapan baik nilai perolehan maupun akumulasi penyusutan untuk harta tetap neraca atau penjelasan
laporan keuangan”.
Penyusutan dapat dihitung tiap bulan atau ditunda sampai pada akhir tahun fiskal. Apabila laporan keuangan intern di buat secara bulanan maka penyusutan
yang dilakukan secara bulanan akan lebih dapat mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha dalam bulan yang bersangkutan. Ayat jurnal yang digunakan
untuk mencatat perkiraan adalah sebagai berikut :
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
Biaya penyusutan xxx
Akumulasi penyusutan xxx
Atau dapat pula digunakan jurnal sebagai beriut : Biaya penyusutan
xxx Cadangan penyusutan
xxx Namun pada penggunaan perkiraan cadangan penyusutan ini jarang
digunakan oleh perusahaan, karena penggunaan kalimat cadangan sering kali menimbulkan kesalahpahaman, seolah olah kata cadangan disama artikan dengan
laba yang dicadangkan untuk tujuan tertentu. Biaya penyusutan merupakan perkiraan sementara yang pada akhir tahun akan ditutup ke perkiraan sisa laba
bersama – sama dengan perkiraan sementara yang lain. Perkiraan akumulasi penyusutan akan digunakan untuk mencatat jumlah penyusutan yang telah
dilakukan, sehingga selisih antara harga perolehan dengan akumulasi penyusutan merupakan nilai bersih aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Selisih ini
biasanya disebut dengan nilai buku book value aktiva tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN