Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi
atau memasok barang dan jasa untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.
Masa manfaatnya adalah :
a. Periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan.
b. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari
aktiva oleh perusahaan.
Besar kecilnya jumlah penyusutan untuk setiap periode tergantung pada metode alokasi yang digunakan. Banyak metode penyusutan yang dapat dipakai
untuk menghitung penyusutan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK 17 : par 09 penyusutan dapat
dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut ini :
a. Berdasarkan waktu
1
Metode Garis Lurus Straight line method 2
Metode pembebanan yang menurun a
Metode jumlah angka tahun Sum of the years digit method b
Metode saldo menurun saldo menurun ganda Declining Double declining balance method.
b. Berdasarkan penggunaan
1
Metode jam jasa Service hour method 2
Metode jumlah unit produksi Productive out put method c.
Berdasarkan kriteria lainnya 1
Metode berdasarkan jenis atau kelompok group and composite method
2 Metode anuitas annuity method
3 Sistem persediaan inventory system
Berikut ini penjelasan dari metode penyusutan di atas :
a. Berdasarkan waktu
1 Metode Garis Lurus Straight line method
Penyusutan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap yang didasarkan atas jangka waktu
pemanfaatan aktiva tetap yang bersangkutan. Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan mudah dalam pelaksanaannya.
D = K – R N DALAM TAHUN
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
Keterangan : D
= Beban Depresiasi Periodik
K =
Kos atau Nilai Perolehan R
= Taksiran Nilai Residu
N =
Taksiran Masa Manfaat Contoh :
Berikut adalah informasi yang berhubungan dengan salah satu aktiva tetap PT.ABC yang ditempatkan dan mulai dipakai secara aktif pada awal tahun 2001.
Tabel 1.1 Aktiva Tetap No. 1234
AKTIVA TETAP NO 1234
1 Kos atau Nilai Perolehan K
Rp. 6.000.000 2
Taksiran Nilai Residu R Rp 1.000.000
3 Taksiran Masa Manfaat N
3.1 Dalam Tahun
5 Tahun 3.2
Dalam Unit Output 25.000 Unit
3.3 Dalam Jam Kerja
60.000 Jam Sumber : Hemanto 2002
Sesuai dengan formula perhitungan tersebut, depresiasi tahun pertama D1 untuk Aktiva Tetap No.1234, dihitung sebagai berikut :
D1 = Rp 6.000.000,00 – Rp 1.000.000,00 5 D1 = Rp 1.000.000,00
Secara konseptual metode garis lurus dipandang tepat untuk digunakan apabila penurunan mnfaat potensial akiva tetap terutama berlalunya faktor waktu,
dan dalam jumlah yang sama untuk setiap satuan waktunya. Metode ini juga dipandang tepat untuk digunakan apabila penurunan manfaat potensial aktiva
tetap tergantung pada tingkat produktivitasnya, dengan penggunaan aktiva tetap yang relatif sama dari waktu ke waktu.
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
Tabel 1.2 Skedul Depresiasi Aktiva Tetap No.1234 Methode Garis Lurus
Akhir Tahun
Beban Depresiasi Debit
Akumulasi Depresiasi Kredit
Nilai Buku Debit
- -
Rp. 6.000.000,00 1
Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00
Rp. 5.000.000,00 2
Rp 1.000.000,00 Rp 2.000.000.00
Rp. 4.000.000,00 3
Rp 1.000.000,00 Rp 3.000.000,00
Rp. 3.000.000,00 4
Rp 1.000.000,00 Rp 4.000.000,00
Rp. 2.000.000,00 5
Rp 1.000.000,00 Rp 5.000.000,00
Rp. 1.000.000,00 Sumber : Harnanto 2002
Setiap kali penyusutan dijurnal sebagai berikut : Tahun 1 Sampai ke 5 :
Biaya penyusutan Aktiva Tetap No. 1234 Rp 1.000.000
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap No.1234
Rp 1.000.000 Nilai buku adalah harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Akumulasi
penyusutan adalah kumpulan penyusutan – penyusutan yang telah dilakukan.
Pada metode ini, besarnya biaya penyusutan tidak semata – mata dihubungkan dengan manfaat yang diberikan oleh aktiva tetap yang bersangkutan,
metode ini mempunyai anggapan sebagai berikut : 1.
Berkurangnya manfaat aktiva tetap setiap tahunnya proporsional 2.
Biaya pemeliharaan yang berkaitan dengan aktiva tetap tiap periodenya sama 3.
Penggunaan aktiva tetap tiap periodenya sama 4.
Penyusutan fungsional karena berjalannya waktu
2 Metode Pembebanan Menurun
a Jumlah Angka Tahun Sum of The Years Digits Method
Metode pembebanan menurun berdasarkan jumlah angka tahun adalah metode penyusutan yang besarnya menurun, sesuai dengan jumlah umur
penggunaan aktiva tetap. Bobot perkalian didasarkan atas umur penggunaan aktiva tetap. Menurut metode ini depresiasi pada tahun tertentu dihitung
berdasarkan formula sebagai berikut :
D = ANGKA TAHUN BERJALAN JUMLAH ANGKA TAHUN x K-R
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
Depresiasi untuk setiap tahun dihitung berdasarkan proporsi atau rasio untuk tahun terkait sebagai berikut :
Tabel 1.3 Kalkulasi Jumlah Penysusutan
Thn Proporsi
Kalkulasi Jumlah
1 515
515 x Rp 6.000.000 – Rp 1.000.000 Rp 1.666.667
2 415
415 x Rp 6.000.000 – Rp 1.000.000 Rp 1.333.333
3 315
315 x Rp 6.000.000 – Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
4 215
215 x Rp 6.000.000 – Rp 1.000.000 Rp 666.667
5 115
115 x Rp 6.000.000 – Rp 1.000.000 Rp 333.333
Total Rp 5.000.000
Sumber : Harnanto 2002
Tabel 1.4 Skedul Depresiasi Aktiva Tetap
Akhir Tahun
Beban Depresiasi Debit
Akumulasi Depresiasi Kredit
Nilai Buku Debit
Rp 6.000.000 1
Rp 1.666.667 Rp 1.666.667
Rp 4.333.333 2
Rp 1.333.333 Rp 3.000.000
Rp 3.000.000 3
Rp 1.000.000 Rp 4.000.000
Rp 2.000.000 4
Rp 666.667 Rp 4.666.667
Rp 1.333.333 5
Rp 333.333 Rp 5.000.000
Rp 1.000.000 Sumber : Harnanto 2002
Selanjutnya tiap tahun penyusutan tersebut dijurnal dengan mendebet perkiraan biaya penyusutan aktiva tetap No. 1234 dan mengkredit perkiraan
akumulasi penyusutan aktiva tetap No 1234 masing – masing sebesar penyusutan tahun yang bersangkutan. Metode ini hanya dapat digunakan bila mempunyai nilai
sisa minimal Rp 1,-
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
Penentuan jumlah angka tahun sebagai denominator dalam rasio atau proporsi depresiasi dapat ditentukan berdasarkan formula berikut ini :
Keterangan : N
= Jumlah angka tahun masa manfaat aktiva JAT = Jumlah Angka Tahun
Sebagai contoh untuk suatu aktiva dengan taksiran umur 20 tahun, jumlah angka tahun sebagai denominator rasio atau proporsi dpresiasinya adalah :
JAT = 20 20 + 1 2 JAT = 210
b Metode saldo menurun saldo menurun ganda Desclining Double
declining balance method. Metode pembebanan menurun berdasarkan saldo menurun adalah metode
penyusutan yang didadarkan atas saldo nilai buku. Turunnya jumlah penyusutan adalah akibat turunnya harga tiap – tiap periode. Sebelum perhitungan penyusutan
dilakukan terlebih dahulu harus ditetapkan tarif penyusutan. Tarif penyusutan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : T
= Tarif NR
= Nilai Residu HP
= Harga Perolehan N
= Masa Manfaat Aktiva Contoh : PT. ABC memiliki aktiva tetap No. 1234 dengan harga perolehan RP
55.000.000,- Taksiran nilai residu Rp 5.000.000,- Masa manfaat selama 5 tahun. Tarif = 1- 5
5.000.000 55.000.000 = 1-0,61.904.392
= 0,38095608 = 38
Setelah tarif diketahui dapat dibuat tabel penyusutan sebagai berikut :
Tabel 1.5 Skedul Depresiasi Aktiva Tetap No. 1234 Metode Saldo Menurun
JAT = N N + 1 2
T = 1- n NR HP
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
Akhir Tahun
Beban Depresiasi Debit
Akumulasi Depresiasi
Kredit Nilai Buku
Debit
Rp 55.000.000 1
38 x Rp 55.000.000= Rp 20.900.000 Rp 20.900.000
Rp 34.100.000 2
38 x Rp 34.100.000= Rp 12.958.000 Rp 33.858.000
Rp 21.142.000 3
38 x Rp 21.142.000= Rp 8.033.960 Rp 41.891.960
Rp 13.108.040 4
38 x Rp 13.108.040= Rp 4.981.055 Rp 46.873.015
Rp 8.126.985 5
38 x Rp 8.123.985= Rp 3.088.255 Rp 49.961.270
Rp 5.038.730
Sumber : Harnanto 2002 Selanjutunya setiap tahun penyusutan tersebut dijurnal dengan mendebit
perkiraan “biaya penyusutan aktiva tetap No 1234 masing-masing sebesar penyusutan tahun yang bersangkutan. Metode ini hanya dapat digunakan kalau
mempunyai nilai sisa minimal Rp. 1,-
Metode Saldo Menurun Ganda Double Declining Balance Method Yaitu yang besarnya ditetapkan dengan persentase tertentu yang besarnya dua kali
persentase bila menggunakan metode garis lurus, dan penyusutannya berdasarkan atas nilai buku.
Diaplikasikan dari soal diatas maka, tarif depresiasinya, tampak pada perhitungan berikut :
SMG = 2 x 100 5 = 40
Tabel 1.6 Kalkulasi Jumlah Penyusutan – Metode Saldo Menurun Ganda
SMG = 2 x 100 N
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
Kalkulasi Jumlah
D1= 0,40 X Rp 6.000.000,00 Rp 2.400.000,00
D2= 0,40 X Rp 6.000.000,00 – Rp 2.400.000,00 Rp 1.440.000,00
D3= 0,40 X Rp 6.000.000,00 – Rp 3.840.000,00 Rp 864.000,00
D4 = 0.40 X Rp 6.000.000,00 – Rp 4.704.000,00 Rp 518.400,00
D5 = 0,40 X Rp 6.000.000,00 – Rp 5.222.400,00 Rp 311.040,00
Sumber : Harnanto 2002
Tabel 1.7 Skedul Depresiasi Aktiva Tetap No 1234 Metode Saldo Menurun Ganda
Akhir Tahun
Beban Depresiasi Debit
Akumulasi Depresiasi
Kredit Nilai Buku
Debit
Rp 6.000.000,00 1
Rp 2.400.000,00 Rp 2.400.000,00
Rp 3.600.000,00 2
Rp 1.440.000,00 Rp 3.840.000,00
Rp 2.160.000,00 3
Rp 864.000,00 Rp 4.704.000,00
Rp 1.296.000,00 4
Rp 296.000,00 Rp 5.000.000,00
Rp 1.000.000,00 5
Rp 0,00 Rp 5.000.000,00
Rp 1.000.000,00 Sumber : Harnanto 2002
b. Berdasarkan Penggunaan