Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
6. Hadiah, hibah
Jika aktiva yang diperoleh dengan cara dihadiahkan atau ditemukan sendiri, maka transaksi ini disebut Resiprocal Transfer atau tidak memerlukan umpan
balik, aktiva ini harus dicatat sebesar harga perolehan pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak atau perusahaan penilaian
yang independen, aktiva ini harus disusutkan sebagaimana mestinya.
C. Penyusutan Aktiva Tetap
1. Pengertian Penyusutan
Aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan secara periodik akan disusutkan. Untuk itu diadakan kebijakan mengalokasikan aktiva tetap selama masa manfaat
dari aktiva tersebut masih dipergunakan oleh perusahaan, maka pengalokasian ini disebut penyusutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 17 : 02
menyatakan bahwa : “ Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk
periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”.
Penyusutan berarti alokasi yang sistematis dan rasional dalam membebankan biaya dan bukan merupakan penilaian aktiva atau pengumpulan dana untuk
menggantikan aktiva tersebut. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan dan pembebanan secara sistematis dan rasional diatas untuk aktiva
tetap kecuali tanah. Dan dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No :17 :1 Mengatakan bahwa :
Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang : 1.
Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
2. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas
3. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi
atau memasok barang – barang dan jasa untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.
Pernyataan tersebut memberikan gambaran bahwa seluruh aktiva tetap yang digunakan perusahaan akan mengalami penyusutan. Tanah biasanya memiliki
masa manfaat yang tidak terbatas dan biasanya tidak dianggap sebagai auatu aktiva tetap yang disusutkan. Namun tanah yang memiliki masa manfaat terbatas
bagi perusahaan diperlakukan sebagai aktiva tetap yang dapat disusutkan. Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 16 : 09 menyatakan “ Tanah dan
bangunan harus diperlakukan sebagai aktiva yang terpisah untuk tujuan akuntansi walaupun diperoleh secara sekaligus. Tanah biasanya memiliki usia tak terbatas,
oleh karena itu tidak disusutkan. Bangunan memiliki usia terbatas oleh karena itu disusutkan. Peningkatan nilai tanah tempat bangunan didirikan tidak
mempengaruhi masa manfaat bangunan. Sedangkan jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan suatu
aktiva atau jumlah lain yang disubsitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi dengan nilai sisanya. Para ahli menyatakan bahwa ada beberapa faktor
yang memerlukan beban penyusutan antara lain : a.
Harga Perolehan Harga perolehan merupakan semua jenis pengeluaran ataupun pengorbanan
yang terjadi untuk memperoleh aktiva tetap sampai pada kondisi di tempat dan siap untuk digunakan. Harga perolehan juga merupakan hal yang sangat
penting dalam menghitung biaya penyusutan suatu aktiva tetap.
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
b. Nilai Residu
Jumlah yang diharapkan dapat direalisasikan bila aktiva tersebut tidak dapat digunakan lagi, nilai residu ini tidak mesti ada, bisa saja harga pada saat
menjadi besi tua atau dengan kata lain tidak terpakai yaitu nihil. Dalam menghitung beban penyusutan nilai ini dikurangi dengan harga perolehan.
Nilai residu ini merupakan taksiran. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai taksiran realisasi penjualan melalui kas. Aktiva tersebut setelah akhir
penggunaannya atau pada saat mana aktiva tersebut harus ditarik dari kegiatan produksi.
c. Umur Teknis
Yang dimaksud umur teknis disini adalah umur fisik berarti berapa lama aktiva tetap itu secara fisik mampu memberikan sumbangan terhadap kegiatan
produksi. Sehingga umur teknis atau masa manfaat ini didasarkan atas taksiran, dan taksiran tersebut dipengarui oleh pemeliharaan, perbaikan dan
juga harus memperhitungkan sebab keausan fisik dan fungsional. Dan umur fungsional berarti berapa lama aktiva itu mampu memproduksi barang yang
dapat ditawarkan dan dapat diterima masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan umur taksiran adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva itu
dalam kegiatan produksi. d.
Pola Pemakaian Pola pemakaian aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi harus
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi. Jadi yang mempengaruhi besar kecilnya penyusutan setiap
tahunnya adalah umur ekonomi yaitu umur dari aktiva tetap sejak
Nafir Robihan Pohan : penerapan psak no. 16 dan 17 tentang aktiva tetap pada PT. Askes Persero Cabang Utama Medan, 2010.
dipergunakan sampai aktiva tetap tersebut secara ekonomis tidak menguntungkan lagi jika dipergunakan. Pola pemakaian ini berhubungan erat
dengan umur pemakaian. Apabila penyusutan ditaksir menurut umum, maka digunakan metode garis lurus atau metode saldo menurun. Bila ditaksir
menurut hasil produksi dan jam jasa maka digunakan metode jam kerja atau jumlah produk.
2. Metode Penyusutan