Robert Clinton, The Making of A Leader dan dimodifikasi oleh Y. Tomatala, dalam
18
Walaupun bukan satu-satunya ukuran keberhasilan dari tingkat kinerja organisasi, akan tetapi kenyataan membuktikan tanpa kehadiran pemimpin,
suatu organisasi akan bersifat statis dan cenderung berjalan tanpa arah.
11
Dalam sejarah peradaban manusia, gerak hidup dan dinamika organisasi tergantung pada sekelompok kecil manusia penyelenggara
organisasi. Bahkan, dapat dikatakan kemajuan umat manusia datangnya dari sejumlah kecil orang-orang istimewa yang tampil kedepan. Orang-orang ini
adalah perintis, pelopor, dan ahli organisasi. Sekelompok orang istimewa inilah yang disebut pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan seorang
merupakan kunci dari manajemen. Dalam skripsi ini, penulis memberikan sedikit gambaran tentang teori-teori kepemimpinan, diantaranya:
1. Kepemimpinan Menurut Teori Sifat Trait Theory
Studi mengenai sifat atau ciri untuk mengidentifikasi karakteristik fisik, ciri kepribadian, dan kemampuan orang yang dipercaya sebagai
pemimpin alami. Studi tentang sifat atau ciri telah dilakukan, namun sifat atau ciri tersebut tidak memiliki hubungan yang kuat dan konsisten
dengan keberhasilan kepemimpinan seseorang. Penelitian mengenai sifat atau ciri tidak memperhatikan pertanyaan tentang bagaimana sifat atau
ciri itu berinteraksi sebagai suatu integrator dari kepribadian dan perilaku atau bagaimana situasi menentukan relevansi dari berbagai sifat atau ciri
dan kemampuan bagi keberhasilan seorang pemimpin.
12
11
Maryono Abdul Ghofur, Dasar-dasar Manajemen Organisasi, Surabaya: Sinar Emas, 2007, h. 12-17.
12
Subanto Zaini, Leadership in Action, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2011, h. 59.
19
2. Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku Behavioral Theory
Selama tiga dekade, tahun 1950-an, penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada aspek perilaku. Studi
mengenai perilaku kepemimpinan, menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan hubungan. Beberapa
studi telah dilakukan untuk melihat, bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti
kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan, untuk menyelidiki bagaimana
perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan. Jika kita cermati, penemuan dari teori perilaku ini, bahwa para pemimpin
yang penuh perhatian mempunyai banyak bawahan yang puas.
13
3. Teori Kontingensi Contigensy Theory
Teori kontingensi berasumsi bahwa, berbagai pola perilaku pemimpin atau ciri dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi efektivitas
kepemimpinan. Pada umumnya, pemimpin memotivasi para pengikut dengan mempengaruhi persepsi mereka tentang konsekuensi dari
berbagai upaya. Bila para pengikut percaya, hasil dapat diperoleh dengan usaha yang serius, akan mendapatkan hasil yang baik. Aspek-aspek
situasi seperti sifat tegas, lingkungan kerja dan karakteristik pengikut
13
Zaini, Leadership in Action, 63-65.
20
menentukan tingkat keberhasilan dari jenis perilaku kepemimpinan untuk memperbaiki kepuasan dan usaha para pengikut.
14