Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan Data

40

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian lapangan field research yakni penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi, BAZIS wilayah Jakarta Utara di Ruang Bahari Kantor Wali Kota Jakarta Utara Lt 2 dengan demikian penulis dapat mengamati langsung kegiatan-kegiatan yang terjadi disana. Sebagai langkah strategi untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah, maka program ini diorientasikan dalam bentuk pemberian beasiswa kepada siswa SLTA yang berprestasi dari keluarga kurang mampu. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui 4 cara, yaitu: d. Wawancara Wawancara atau kuisioner lisan adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya. 35 Adapun wawancara dalam penelitian ini telah dilakukan oleh penulis dengan Bapak Drs. Muh Alwi. M selaku Kepala Pelaksana BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara. 36 Hasil wawancara terlampir. 35 Sukandarumidi, Metodologi Penelitian, h.100 36 Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis Jakarta Utara, 9 februari 41 e. Quesioner Kuisioner atau angket dapat dipandang sebagai interview tertulis dimana sample atau responden dihubungi melalui suatu daftar pertanyaan. 37 Tujuan pokok pembuatan quesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, hasil quesioner tersebut akan berbentuk angka dan tabel. Dalam penyebaran angket dilakukan dengan cara menyebarkan skala yang berisi pernyataan, skala adalah ukuran gabungan untuk suatu variabel. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, dimana pernyataan menyatakan dua kutub sikap, dari yang paling positif sampai yang paling negatif. Skala ini disusun berdasarkan indikator- indikator variable yang merupakan ciri- ciri perilaku yang hendak diteliti. Format respon yang diberikan dengan menggunakan skala model likert, Biasanya ada lima altenatif jawaban untuk subyek sangat setuju SS, setuju S, ragu-ragu R, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS. Namun, kelemahan skala ini adalah sulit untuk menginterpretasikan jawaban pada kategori ragu-ragu serta menghindari social desirability. Namun ternyata ada kecendrungan responden untuk mengamankan jawaban mereka ditempat netral. Sehinga beberapa penelitian sama sekali menghilangkan angka netral dan mengurangi skala menjadi 4 yaitu sangat 37 Progo Nudjaman, dkk, Metodologi Penelitian Social:Terapan Dan Kebijaksanaan Jakarta, BPP Depdagri RI,,2000,h.69 42 setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS Sehingga dalam penelitian ini hanya terdapat 4 katagori jawaban yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu setuju dan tidak setuju. Tabel 3.1 Skor Item Respon Siswa SLTA Positif dan Negatif Skala Favorable Unfavorable Sangat setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak setuju TS 2 3 Sangat tidak setuju STS 1 4 Sumber: Metodologi Penelitian Bisnis, Eti Rochaety f. Observasi Menurut Patton dalam Poerwandari 1998 observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Observasi dalam penelitian ini yakni Pengamatan langsung terhadap kegiatan penyaluran dana zakat, infak dan shadaqah yang dilakukan oleh peneliti di walikota jakarta utara. 43 g. Studi dokumentasi Dilakukan dengan cara mempelajari laporan tahunan dan dokumen- dokumen yang berhubungan dengan aktivitas yang telah dilakukan oleh BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.

2. Variable yang Digunakan