Pengertian Distribusi Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah BAZIS

14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Distribusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, distribusi adalah penyaluran pembagian atau pengiriman dari yang kelebihan kepada yang kekurangan ke beberapa orang atau kebeberapa tempat 7 . Jadi distribusi zakat adalah penyaluran atau pembagian harta yang kelebihan kepada orang-orang yang kekurangan harta yaitu mustahik. Zakat sebagai pendistribusian, sepertinya sangat ideal untuk dijadikan satu model alternatif dalam upaya pengentasan orang-orang yang termasuk kekelompok ekonomi lemah. Dengan demikian, bahwa zakat dapat melindungi umat dari kemiskinan dan dari segala bentuk bahaya yang ditimbulkannya, serta menghindarkan umat atau negara dari ideologi-ideologi luar yang menunggangi kemiskinan sebagai kudanya.

B. Dasar Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah ZIS

1. Hakikat Zakat

Zakat berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “zaka” yang artinya berkah, tumbuh, berkembang, kebajikan dan membersihkan. 8 Kata zakat ini 7 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ”Disrtibusi” Jakarta: Balai Pustaka,1999. h. 209 8 Samit Athif Zyn, Mujma’ul Bayanil Hadits Tafsir Mufradat al-Fadzil Qur’anil Karim Beirut: Syirkah Alamiyah kitab 5 .m.l 1994, cet III h 391. 15 dalam berbagai bentuk derivasinya disebutkan dalam al-Quran sebanyak 60 kali, yang tersebar dalam surat-surat makiah dan madaniah. 9 a. Menurut syara’ , zakat dapat berarti: 1 Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak. 10 2 Mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri juga disebut zakat. 3 Mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai sedekah wajib kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syariat-syariat yang telah ditentukan oleh hukum Islam. 11 4 Merupakan salah satu rukun Islam: yaitu kewajiban yang dibebankan atas kekayaan tiap pribadi yang dibebankan atas harta kekayaan tiap pribadi muslim wanita atau pria, bahkan anak-anak yang belum aqil baligh. 12 Semua pengertian tersebut tidak salah, sekalipun berbeda-beda perumusannya. Hanya saja masing-masing rumusan masih kurang lengkap unsur- unsur pengertiannya. Menurut Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.109 tentang Akuntansi Zakat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh 9 Syarifuddin Abdullah, Zakat Profesi, Jakarta: Moyo Segoro Agung 2003 h. 19. 10 Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan Nailul Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003, h 19 11 Moh. Rifa‟i, ”Fiqih Islam Lengkap”, Semarang: CV Toha Putra, 1978, h.346. 12 Pemda DKI, ”Pedoman Pengelolaan ZIS”, Jakarta,1992,cet 1.hal 2 16 muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya Mustahik. Infak atau sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi ditentukan maupun tidak dibatasi. Para pemikir ekonomi Islam mendefinisikan zakat sebagai harta yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwenang kepada masyarakat umum atau individual yang bersifat mengikat, final, tanpa mendapat imbalan tertentu yang dilakukan pemerintah sesuai dengan kemampuan pemilik harta. Zakat itu dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan delapan golongan yang telah ditentukan oleh al-Quran, serta untuk memenuhi tuntutan politik bagi keuangan Islam. 13 Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. M. Fuadz Baqi, menunjukkan bahwa hukum dasar zakat sangat kuat di dalam al- Qur‟an, di antaranya:               13 Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan Nailul Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003, h. 3 17 Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat- ayat itu bagi kaum yang mengetahui”.al-Taubah: 11 Adapun dasar hukum berdasarkan sunnah yaitu: “Dari Ibnu Abbas r.a”ia berkata: aku diberitahu oleh Abu Sufyan r.a, lalu ia menyebutkan hadits Nabi saw, ia mengatakan: “Nabi saw menyuruh kita supaya mendirikan shalat, menunaikan zakat, silaturahmi menghubungi keluarga dan ifaf yakni menahan diri dari perbuatan buruk”. Bukhari II,1993: 320 Berdasarkan unsur-unsur pengertian tersebut, maka definisi zakat secara lengkap adalah sebagai berikut: zakat adalah rukun Islam ketiga yang berupa sejumlah harta tertentu yang terselip dalam kekayaan yang dimiliki secara riil oleh setiap pribadi muslim yang diwajibkan oleh Allah untuk disedekahkan kepada orang-orang yang berhak atas itu setelah mencapai nisab dan haul, guna membersihkan harta kekayaan dan menyucikan jiwa pemiliknya. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sabab itu hukum zakat adalah wajib fardhu atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia. 18

2. Hakikat Infak

Di dalam al- Qur‟an banyak pula menyinggung masalah infak. Infak adalah pengeluaran suka rela yang dilakukan seseorang setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendaki sendiri. Infak berarti pula sebagai belanja untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarga atau sering kita dengar dengan istilah nafkah khusus di Indonesia, kata infak lebih cenderung diartikan sebagai sifat kedermawanan. Dimana kata infak tersebut kadang digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian wajib zakat digunakan untuk menunjukkan pengertian pemberian biasa atau infak. Dasar hukum yang berkaitan dengan infak yaitu tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 267, yang berbunyi sebagai berikut:                                Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah di jalan Allah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk- buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Dari ayat diatas terdapat kata “anfiqu” yang merupakan kata dalam bentuk perintah. Ini berarti bahwa kata infak dalam al-Quran kadang digunakan untuk menunjukkan pengertian pemberian wajib zakat harta. Kadang pula digunakan 19 untuk menunjukkan pengertian pemberian biasa infak anjuran sunnah. Yang membedakan dengan zakat ialah bahwa zakat itu ditetapkan nisbahnya sedangkan infak tidak ada penetapan berapa besarnya yang harus dikeluarkan, tetapi diserahkan langsung kepada orang yang bersangkutan. Infak dikeluarkan oleh orang yang beriman baik itu orang yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit. Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah infak itu berarti memberikan sebagian dari harta baik itu untuk keluarganya maupun untuk orang lain.

3. Hakikat Sedekah

Sedangkan shodaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. terutama kepada orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. Antara kata sedekah dengan kata zakat dalam al- Qur‟an sering digunakan silih berganti.“Pungutlah zakat sedekah dari harta kekayaan mereka dengan itu engkau membersihkan dan menyucikan mereka”. 14 Shadaqoh disinggung pula oleh al- Qur‟an dalam berbagai bentuk seperti di ungkapkan dalam surat al-Taubah ayat 103 yang berbunyi sebagai berikut:                   14 al-Quran, 9:103 20 Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Kata Infak dan shodaqoh sering kali disamakan, padahal Untuk mengeluarkan infak adalah pada waktu menerima rezeki karunia dari Allah tanpa ditentukan kadar jumlah yang dikeluarkan. Sedangkan pada sedekah lebih luas dan lebih umum lagi. Tidak ditentukan jenis, jumlah, waktu dan peruntukannya. Mengenai jenisnya, sedekah dapat berupa:  Pemberian benda atau uang.  Bantuan tenaga atau jasa  Menahan diri untuk tidak berbuat kejahatan.  Mengucapkan takbir, tahmid, tahlil, istigfar,dsb Rasulullah saw. mewajibkan setiap pribadi muslim untuk bersedekah setiap hari. Seperti hadis Nabi yang mengatakan “adalah satu kewajiban atas tiap pribadi muslim bersedekah setiap hari matahari terbit ”. 15 Dari seluruh uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sedekah adalah keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan setiap muslim untuk menciptakan kesejahteraan sesama umat manusia, termasuk untuk kelestarian lingkungan hidup dan alam semesta ciptaan ilahi guna memperoleh hidayah dan ridha Allah swt”. 15 Pemda.DKI,”Pedoman Pengelolaan ZIS”Jakarta:1992. Cet 1 hal 5. 21 Sedekah berarti termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan dalam al-Quran dan Sunnah. zakat telah disebutkan pula dengan sedekah karena zakat merupakan jenis derma yang diwajibkan. Hanya saja dapat kita bedakan bahwa zakat adalah pemberian wajib. Sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pungutan wajib, sedangkan sedekah lainya dibayar secara sukarela . 16 jumlah nisab zakat ditetapkan sedangkan sedekah yang lain sepenuhnya tergantung pada keinginan orang yang menyumbangnya.

C. Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah BAZIS

Dalam menghimpun dana untuk kesejahteraan masyarakat, BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara tidak hanya menerima dan menyalurkan hasil pengumpulan ZIS dari umat Islam muslim, tetapi juga amal sosial yang diberikan oleh umat non muslim. Dengan menyadari bahwa warga Ibukota itu bersifat majemuk aneka ragam, termasuk aneka ragam yang dipeluknya maka dengan tetap berpegang teguh pada akidah dan syarak agama Islam maka penyaluran hasil pengumpuln ZIS dan amal sosial disampaikan kepada yang berhak secara proposional sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Di dalam al-Quran telah ditetapkan delapan kelompok ashnaf penerima zakat, yaitu : fakir, miskin, amil pengelola dana zakat, muallaf orang yang baru 16 Afsalur Rahman. ”Doktrin Ekonomi Islam”Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 2002. jilid 3 h. 241. 22 masuk Islam, riqab orang yang membebaskan budak, gharimin orang yang berhutang untuk kemaslahatan dirinya atau masyarakat, sabilillah orang yang berusaha menegakkan kepentingan agama atau ummat, dan ibn sabil orang yang kehabisan bekal diperjalanan. al-miskin al-mahrum yakni orang yang tidak mampu akan tetapi menjaga kehormatan diri, tidak mau minta-minta. Sedangkan orang yang meminta-minta tetap disebut dengan fakir dan termasuk dalam pengertian ini adalah orang gelandangan. Nama fakir mencakup sa’il dan mahrum sa’il yaitu orang fakir yang meminta-minta dan sekarang disebut dengan gelandangan, pengemis sedangkan mahrum adalah orang fakir yang tidak mahu meminta-minta, menjaga kehormatan diri dan disebut dengan miskin. Barangkali orang miskin mampu menjaga kehormatan dirinya, tidak mau meminta-minta itu karena mempunyai harga diri yang kuat atau karena memang kefakirannya tidak separah orang fakir dari kemungkinan yang kedua inilah al- Syafi„i dan mayoritas pengikutnya berpendapat bahwa fakir lebih jelek keadaannya dari pada miskin. Sedangkan menurut mazhab Abu Hanifah dan Malik, miskin lebih jelek keadaanya dari pada fakir miskin. Jadi disini ada perbedaan pendapat yang bertolak belakang antara golongan Syafi‟iyyah dan golongan Hanafiyyah. Sayyid Sabiq berusaha ingin mengkompromikan. Ia menjadikan satu kategori fakir dan 23 miskin, yaitu orang-orang yang tidak memperoleh kecukupan hidup, lawan kata orang-orang kaya, yaitu mereka yan mendapatkan kecukupan kebutuhan hidupnya. BAZIS Kota Administrasi Jakarta mengikuti cara Sayyid Sabiq, yaitu keduanya adalah sama-sama mustahik yang memiliki harta tetapi tidak dapat memenuhi keperluan hidupnya. Jadi mereka itu adalah mustahik yang mempunyai satu atau dua ciri: a kelemahan dalam bidang harta, b kelemahan dalam bidang fisik. Bahkan al-Qaradawi menganggap perbedaan pendapat tentang hakikat fakir dan miskin itu tidak menghasilkan buah manfaat yang dapat dipetik dalam bab ini. Akan tetapi bagaimana juga mencari perbedaan antara dua hakikat itu besar juga manfaatnya, yaitu dalam pembagian zakat, apabila hasil pungutan zakat itu sangat terbatas, meski tentang perbedaan namanya itu tidak demikian penting. Dalam keadaan hasil koleksi zakat sangat terbatas, menurut Malik, harus diprioritaskan golongan yang paling membutuhkan, yaitu fakir menurut pengertian golongan al- Syafi‟iyyah atau miskin menurut pengertian Abu Hanifah dan Malik. Dana ZIS yang ada di BAZIS Kota Administrasi Jakarta hanya disalurkan kepada enam kelompok saja, yaitu selain riqab dan amil, dengan alasan bahwa budak tidak ada di indonesia dan hak amil sudah ditanggung oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD DKI membaginya menjadi tiga kelompok: fakir miskin, sabilillah dan muallaf, gharim, ibn sabil. Hanya saja, pengertian kelompok fakir miskin tidak lagi diartikan sebatas mereka yang tidak punya 24 pekerjaan, atau punya pekerjaan tetapi tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk pengembangan pendidikan anak tingkat SDMI s.d perguruan tinggi. Argumentasinya adalah bahwa pendidikan penting untuk mengangkat taraf kehidupan ekonomi masyarakat miskin, demikian menurut mantan kepala BAZIS DKI Jakarta, Abdul Shomad Muin Republika, 8 Desember. 2000. 17 Untuk mendapatkan bantuan dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta, mustahik harus mengisi formulir sesuai kategorinya masing- masing formulir sesuai kategorinya masing-masing BAZIS,1996. Penggunaan formulir santunan anak asuh dan sumbangna wajib belajar modal A adalah sebagai berikut:  Model A1 digunakan untuk isian permohonan calon penerima santunan anak asuh murid SD.  Model A2 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangna wajib belajar murid SMP.  Model A3 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbanga anak asuh murid madrasah ibtidaiyah.  Model A4 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangann wajib belajar murid madrasah tsanawiyah.  Model A5 digunakan untuk islam permohonan calon penerima beasiswa pascasarjana. 17 Lili dan dkk, Zakat Wirausaha Jakarta:CED,Center for entrepreneurship development 2005cet 1 hal 103 25 Penggunaan formulir bantuan Sabilillah Model S adalah sebagai berikut: 1 Model S1 digunakan untuk isian permohonan bantuan fisik keagamaan. 2 Model S2 digunakan untuk isian permohonan bantuan kegiatan keagamaan. 3 Model S3 digunakan untuk isian bantuan santunan guru ngaji yang tidak mempunyai penghasilan tetap dan merbot masjid. 18 Dalam penyaluran dan pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS, BAZIS melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 19 a. Pada akhir tahun anggaran mengeluarkan pemberitahuan atau pengumuman kepada khalayak ramai, agar para mustahik mengusulkan permintaan bantuan santunan kepada BAZIS DKI melalui jalur masing- masing, seperti: 1 Petugas operasioal zis kelurahan, untuk musrahik kelurahan. 2 Petugas operasional ZIS kecamatan, untuk mustahik kecamatan. 3 Pelaksana BAZIS kotamadya, untuk mustahik kotamadya. b. Menerima usulan- usulan dari petugas operasional ZIS wilayah dan unitsatua kerja. c. Merumuskan kebijakan gubernur kepada daerah dalam pendayagunaan ZIS, sesuai dengan aspirasi usulan dari musrtahik. d. Menetapkan rincian penyaluran dan pendayagunaan ZIS sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh gubernur kepala daerah. 18 Ibid hal 105. 19 Bazis DKI Jakarta Pengelolaan Zakat, InfakSedekah h. 34 26 e. Menyalurkanmendayagunakan dana ZIS kepada mustahik. f. Memonitor dan membina pemanfaatan ZIS yang diterima mustahik. g. Mengevaluasi pendayagunaan ZIS, untuk mengetahui apakah penyaluran telah mencapai sasaran secara optimal, yaitu meningkatkan kesejahterahan umat khususnya para dhuafa. h. Meningkatkan tertib Administrasiinistrasi.

D. Pengelolaan Dana ZIS DKI 1.