pendistribusian dana bantuan bazis dan hubungannya dengan peningkatan prestasi belajar siswa SLTA di Wilayah Jakarta Utara

(1)

DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI WILAYAH JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

ALFIANAH NURAINI PUTRI NIM: 106046101593

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i

DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA

DI WILAYAH JAKARTA UTARA SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

ALFIANAH NURAINI PUTRI NIM: 106046101593

Dibawah bimbingan

Dr. Asep Saepuddin Jahar, M. A NIP: 196912161996031001

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS dan Hubungannya dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA Di Wilayah Jakarta Utara, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 10 Maret 2011

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

Prof. Dr. H. Muhammad. Amin Suma, SH, MA, MM. NIP: 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

1. Ketua : Dr. Euis Amalia, M. Ag (……….) NIP: 197107011998032002

2. Sekretaris : Mu’min Roup, S.Ag, M. Ag (……….) NIP: 150281979

3. Pembimbing I : Dr. Asep Saepuddin Jahar, M. A (……….) NIP: 196912161996031001

4. Penguji I : Dr. Phil. JM Muslim, M. A (……….) NIP:150295489

5. Penguji II : Fahmi M Ahmadi, S.Ag, M.Si (……….) NIP: 197412132003121002


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada kita untuk urusan ini. Tidaklah akan selesai segala urusan dan usaha seseorang kecuali mendapatkan petunjuk serta pertolongan dari Allah swt. Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad dan Rasul di akhir zaman yang telah membimbing umatnya untuk menuju jalan yang benar.

Dengan izin-Mu ya Allah hamba-Mu mampu menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dari serangkaian perkuliahan di Konsentrasi Perbankan

Syariah Jurusan Muamalat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis mengambil judul

PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI WILAYAH JAKARTA UTARA

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali bantuan-bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

iv

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag, dan Bapak Mu’min Roup, S. Ag., M. Ag. sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar M.A selaku dosen pembimbing atas segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.

4. Segenap pimpinan BAZIS Jakarta Utara beserta stafnya yang telah membantu penulis memberikan informasi yang sangat berharga dalam penyelesaian penulisan skripsi.

5. Papah Mamah tercinta yang telah merawat, mendidik dan mencurahkan segala kasih sayangnya kepada penulis selama hayat. Semoga Allah swt

mengampuni segala dosanya dan melimpahkan rahmat, karunia dan ridho-Nya kepada beliau berdua.

6. Pendamping dunia dan akhiratku Sumawijaya yang memberikan motivasi dan selalu siaga disaat lapang maupun sempit.

7. Adik-adikku tersayang : Maryam Jundiah Rahmah, Cindy Ziyadatul Hikmah, Vika

Zakiyatun Nisa, Urfa Rizka Fauziyah dan Adam As’ad Hifzhillah serta semua keluarga

yang penulis cintai, atas semangat dan dorongan yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(6)

v

Jazakumullahu Khairul Jaza. Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah swt dan di balas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin. Mudah-mudahan pula skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca yang budiman pada umumnya.

Jakarta, 10 Maret 2011


(7)

vi

ABSTRAK

Alfianah Nuraini Putri NIM : 106046101593, Pendistribusian Dana Bantuan Bazis dan Hubungannya dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA di Wilayah Jakarta Utara.

BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara yang telah eksis dihadapan kita memiliki program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu namun berprestasi dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Adapun yang di maksud dengan beasiswa itu sendiri diberikan untuk biaya belajar. Harapan BAZIS, yakni dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah, jangan sapai putus sekolah karna tidak adanya biaya dan juga membuat siswa lebih semangat dalam meraih prestasi. Pada akhirnya melahirkan anak bangsa yang berpengetahuan luas, pendidikan tinggi dan akan membangun negara.

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diberikan guru berupa raport yang merupakan hasil dari beberapa bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik.

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan melalui wawancara, yaitu penulis mengadakan wawancara dengan pihak BAZIS, kemudian dengan observasi, peyebaran quesioner dan studi dokumentasi. Ditentukan variabel X, pendistribusian dana ZIS, sedangkan variabel Y adalah prestasi siswa setelah menerima dana BAZIS. Setelah data tersebut diperoleh, penulis menganalisa data dan melakukan uji hipotesis. Selanjutnya penulis menyimpulkan hasil penelitian dalam bentuk analisis interpretasi data.

Setelah penelitian ini dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pendistribusian dana BAZIS dengan prestasi belajar siswa SLTA. Kontribusi pendistribusian dana BAZIS terhadap prestasi belajar siswa adalah 0.323. Adapun 0.677 lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa SLTA ditentukan atau dipengaruhi oleh pendistribusian dana BAZIS sebanyak 32,3% dan 67,7% lagi ditentukan oleh faktor yang lain.


(8)

vii MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS. al-Insyirah: 6-7).

Menunda pekerjaan, sama dengan menabung penderitaan. Lakukan apa yang bisa kita lakukan saat ini, karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada esok hari. (penulis).

Sebuah kesuksesan terwujud karena diikhtiarkan, melalui...

perencanaan yang matang, keyakinan, kerja keras, keuletan dan niat baik


(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

MOTTO ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR……….. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Review studi terdahulu ... 10

E. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Distribusi ... 14

B. Dasar Hukum Zakat, Infak, Dan Shadaqah (ZIS) ... 14

C. Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah (BAZIS) ... 21

D. Pengelolaan Dana ZIS DKI ... 26

E. Hakikat Prestasi Belajar ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36


(10)

ix

B. Populasi dan Sampel ... 38

C. Pengumpulan Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BAZIS ... 46

1. Latar belakang bazis ... 46

2. Visi Misi dan Tujuan Serta Prinsip Pengelolaan BAZIS ... 48

3. Pemberdayaan Dana ZIS Bagi Pendidikan ... 49

B. Mekanisme Penyaluran Dana BAZIS ... 53

C. Pemberdayaan Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS Kota ADM Jakarta Utara ... 58

D. Uji Instrumen Penelitian ... 61

E. Analisi Data ... 63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Saran-saran ... 81

DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 83


(11)

x

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indoneisa ... 2 Table 3.1 Skor Item Respon Siswa SLTA Positif dan Negatif ... 42 Table 4.1 Perkembangan Jumlah PenerimaBeasiswa BAZIS Jakarta Utara

tahun 2007-2010 ... 57 Table 4.2 Norma reliabilitas ... 63


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Prestase Responden Bedasarkan Perkerjaan Orang Tua ... 63 Gambar 4.2 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Manajemen

Pengelolaan BAZIS ... 69 Gambar 4.3 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Penyampaian Informasi

Mengenai Penyaluran Beasiswa Melalui WE ... 71 Gambar 4.4 Presentase Jawaban Responden Tentang Melaksanakan atau

Mengelola Pendistribusian Dana ... 72 Gambar 4.5 Presentase Jawaban Responden Tentang Pengontrolan dan

Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa ... 73 Gambar 4.6 Presentase Jawaban Responden Tentang Penggunaan Dana

BAZIS Sesuai Tujuan ... 74 Gambar 4.7 Presentase Jawaban Responden Tentang Prestasi Belajar ... 77 Gambar 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Peningkatan Rengking .. 78


(13)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Permasalahan dalam ekonomi pembangunan pada suatu negara salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan fenomena yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan masyarakat. Kemiskinan pula merupakan masalah klasik yang sudah ada dalam catatan sejarah manusia, berbagai usaha telah dilakukan untuk menghapuskan masalah kemiskinan ini, akan tetapi masalah kemiskinan tetap saja muncul sampai sekarang. Kemiskinan membuat orang menjadi lemah, baik dari gizi tidak tercukupi maupun dari pendidikan yang layak. Sebagai akibatnya pendidikan yang rendah telah membuat kualitas sumber daya manusia ikut menjadi rendah.Oleh karenanya, miskin harta berimplikasi kepada miskin keahlian dan tentunya berakhir pada miskin produktivitas.

Sistem ekonomi yang berlaku dewasa ini telah berkontribusi dalam memberikan berbagai macam kemajuan material dan sedang dalam proses kearah kemajuan-kemajuan yang tidak bisa dibayangkan. Sistem ekonomi yang berjalan juga belum mampu dalam mengentaskan masalah kemiskinan, kenyataannya dewasa ini menunjukkan bahwa kemiskinan tetap saja merajalela, terutama kemiskinan yang melanda umat Islam1.

1

Masdar F. Mas‟udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatkan Zakat,Infak dan Shodaqah. h. 126


(14)

Tabel 1

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indoneisa (Dalam Juta)

Tahun Jumlah Persentase 2006 36,20 16,66 2007 35,10 15,97 2008 39,30 17,75 2007 37,17 16,58 2008 34,96 15,24 2009 32,53 14,15 2010 31,02 13,33 Sumber: Berita Resmi Statistik

Menurut Harian Republika jumlah dan persentase penduduk miskin di Indoneisa (dalam juta)2 sebagaimana tersebut pada tabel di atas.

Melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sejak 2006 memang sudah terjadi penurunan persentase penduduk miskin. Tapi, lagi-lagi terlihat bahwa penurunan tersebut sangat lambat. Dari bagan diatas menggambarkan bahwa Pertumbuhan ekonomi dan penurunan jumlah orang miskin menunjukkan, bahwa pertumbuhan ekonomi yang selama ini terjadi tidak terbagi rata.

2


(15)

Mengapa jeratan kemiskinan ini terus melanda rakyat Indonesia? bisa saja karena sebagian orang-orang kaya yang menjadi penyebab miskinnya orang lain. Sebagian kelompok orang kaya yang tidak mau hidup berbagi rezeki, enggan mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, padahal dalam ibadah bahwa zakat dan infak bukan semata-mata ibadah vertikal kepada Yang Maha Kuasa, namun secara horizontal dapat memberi efek positif dalam meminimalis kemiskinan.

Allah berfirman dalam al-Qur'an Surah al-Taubah ayat 11:

















“Jika mereka bertaubat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui”.

Zakat merupakan salah satu instrumen keuangan negara dan ajaran yang melandasi bertumbuh kembangnya sebuah kekuatan sosial ekonomi umat Islam. Seperti empat rukun Islam yang lain, ajaran zakat menyimpan beberapa dimensi yang kompleks meliputi nilai privat, publik, vertikalhorizontal, serta ukhrawi duniawi. Nilai-nilai tersebut merupakan landasan pengembangan kehidupan kemasyarakatan yang komprehensif. Bila semua dimensi yang terkandung dalam ajaran zakat ini


(16)

dapat diaktualisasikan, maka zakat akan menjadi sumber kekuatan yang sangat besar bagi pembangunan umat menuju kebangkitan kembali peradaban Islam.3

Indonesia sebuah bangsa yang sudah lebih dari setengah abad merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang, ternyata belum mampu bangkit menjadi negara maju berpenduduk makmur sejahtera. Bermacam-macam tipe pemimpin di Indonesia, tetap saja menyisakan sebuah titik persamaan realita yakni anggaran pendidikan sebesar 20% yang termuat dalam Anggaran Belanja Pendapatan Negara (APBN) kita yang merupakan amanah Undang-Undang Dasar 1945 belum juga terwujud.

Coba lihat pendidikan kita, banyak orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya karena alasan tak mampu membayar sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) dan masih banyak lagi siswa terancam putus sekolah karena biaya pendidikan mahal. Padahal pendidikan adalah investasi masa depan untuk melangsungkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa di segala aspek kehidupan berbanding lurus dengan kualitas pendidikan bangsa.

Dana zakat didistribusikan dalam berbagai macam bentuk, salah satunya bentuk konsumtif kreatif yakni zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut dengan

3

Safwan Idris, Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, Pendekatan Transformatif (Jakarta: Citra Putra Bangsa,1997), Cet. I, h. 33


(17)

harapan dapat bermanfaat lebih baik,semisal beasiswa, peralatan sekolah dan pakaian anak-anak yatim.4

Tentu saja dengan melihat anggaran 20 % yang belum terwujud, para pengelola zakat dituntut untuk lebih kreatif, amanah dan professional. Dan tentunya, hal ini sangat membantu masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan. Dengan menfasilitasi warga negara yang beragama Islam dalam menunaikan zakat, pemerintah tidak hanya memberi kebebasan kepada warga negara dalam menjalankan agama dan kepercayaan sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat (1) dan (2), namun secara langsung pemerintah telah mempercepat cita-cita bangsa mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Dalam bahasa yang mudah dipahami, masalah zakat bukan lagi masalah umat Islam, tetapi telah menjadi masalah bersama Bangsa Indonesia. Peran pemerintah dan masyarakat secara simultan merupakan akselerasi bagi perwujudan amanah para pendiri bangsa bahwa pendidikan adalah hak dasar warga negara. Inilah salah satu bagian dari istimewanya ajaran Islam. Keselarasannya dengan fitrah manusia, Islam telah memberikan perhatian secara seimbang terhadap unsur materi dan unsur ruhani. Kita dapat melihat sisi keistimewaan tersebut, misalnya pada perintah wajib zakat.

4

Didin Hafiduddin dkk, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelola Zakat Tenggara,


(18)

Bila zakat diterapkan secara benar dan menyeluruh, ia memiliki peran yang sangat esensial yang selanjutnya akan merealisasikan keadilan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa melalui zakat pendidikan, dan juga melahirkan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan pesat. Alih-alih menunggu tanpa kepastian anggaran sebesar 20% untuk pendidikan dari pemerintah, masyarakat -dalam hal ini diwakili oleh lembaga pengelola zakat- tentu telah bisa menjawab ketidak pastian tersebut.

Masalah-masalah seperti inilah yang seharusnya dapat dijawab dengan konsep atau program tertentu dalam rangka mendayagunakan fungsi zakat, sebagaimana dikehendaki oleh ajaran Islam. Dalam hal ini program-program yang dapat dilakukan BAZIS dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, memberikan bantuan kepada organisasi atau yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan baik berupa uang pengelolanya diserahkan penuh kepada pengurus. Kedua, memberikan bantuan biaya sekolah kepada anak-anak tertentu atau sifatnya tetap dalam bentuk beasiswa kepada beberapa anak, sehingga ia dapat melanjutkan sekolah atau belajar sampai jenjang tertentu yang ditetapkan oleh pengelola atau pengurus BAZIS.5

Kehadiran BAZIS provinsi DKI Jakarta memiliki pengaruh yang sangat signifikan, terutama bagi masyarakat Jakarta. Kerja kultural dan struktural terus menerus dilakukan. Dengan berpijak pada surat keputusan Gubernur DKI Jakarta no. 120 Tahun 2002 BAB II mengenai kedudukan dan fungsi, maka BAZIS propinsi

5

Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan Konvensional


(19)

DKI Jakarta berusaha terus memberi arti bagi masyarakat Jakarta.6 Dengan cara memberikan bantuan bagi masyarakat diwilayah DKI Jakarta.

BAZIS DKI yang telah eksis sejak tahun 1968 memiliki program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu dan berprestasi dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Adapun yang dimaksud dengan beasiswa itu sendiri adalah uang yang diberikan untuk biaya belajar.

Adapun harapan BAZIS, yakni dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah agar tetap melanjutkan sekolah dan membuat siswa lebih semangat dalam meraih prestasi, yang pada akhirnyamelahirkan anak bangsa yang akan membangun negara ini.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian pada badan amil, zakat, infak, dan shadaqah (BAZIS), yang selama ini telah memberikan dana bantuan kepada sejumlah siswa/i sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Penulis berupaya untuk mengetahui aktivitas BAZIS wilayah Jakarta Utara dalam pengelolaan zakatnya, khususnya dalam penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah. Oleh karena itu, penulis megajukan skripsi dengan judul PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI WILAYAH JAKARTA UTARA

6


(20)

B.Pembatasandan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah diatas, tentu akan sangat luas jika masalah tersebut dibahas secara keseluruhan dalam skripsi ini. Maka penulis menganggap perlu menyajikan hanya sebatas ”Distribusi dana ZIS yang diberikan oleh BAZIS wilayah Jakarta utara yang ditujukan untuk siswa-siswi SLTA yang berprestasi dan kurang mampu”.

2. Perumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang dan pembatasan masalah maka untuk lebih memfokuskan pembatasan, maka penulis mencoba untuk merumuskan beberapa permasalahan dalam tulisan ini, sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme penyaluran dana bantuan ZIS yang diberikan BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara kepada siswa SLTA?

b. Adakah Hubungan antara Pendistribusian Dana BAZIS dengan peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Seiring dengan perumusan dan pembatasan masalah di atas, maka yang akan menjadi tujuan penelitian adalah:


(21)

a. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran dana bantuan ZIS yang diberikan BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara kepada siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara.

b. Untuk mengetahui hubungan antara Pendistribusian Dana BAZIS dengan peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA

2. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian dan penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

1) Menambah wawasan keilmuan ekonomi Islam tentang lembaga keuangan yakni penyaluran zakat, infak dan sedekah (ZIS) dan bagi masyarakat pada umumnya.

2) Bagi peneliti diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan penelitian efektifitas penyaluran dana BAZIS untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat selanjutnya.

3) Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi kalangan pelajar, mahasiswa dan akademis lainnya.

b. Manfaat Praktis

1) Agar masyarakat mengetahui dan memahami penyaluran dana BAZIS di antaranya untuk membantu para siswa dari keluarga yang kurang


(22)

mampu namun berprestasi serta lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.

2) Agar masyarakat terpacu dan termotivasi dalam berpartisipasi lebih aktif lagi untuk menyalurkan dananya kepada BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara demi meningkatkan ekonomi orang tua siswa yang kurang mampu, Sehingga siswa dapat memenuhi kebutuhan sekolah dan tetap melanjutkan sekolah sehingga pada akhirnya membuat siswa lebih semangat dalam meraih prestasi.

3) Sebagai bahan masukan bagi BAZIS dalam penerapan, pemberdayaan dan pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) khususnya dalam program pendidikan.

D.ReviewStudi Terdahulu

Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan ini adalah:

1. Abdul Waiz, 203046101654, Efektifitas Zakat Produktif Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Petani, (Jakarata, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Abdul Waiz membahas bagaimana konsep dan pengaruh zakat produktif terhadap kehidupan masyarakat petani. Apakah dengan adanya zakat produktif akan membantu


(23)

ekonomi masyarakat petani yang berada dilingkungan Lembaga Sosial Dompet Dhuafa Republika Bogor.

2. Lisa Hafiza, 102046125301, Efektifitas PenyaluranDana Zakat BAZDA Kota Tangerang Terhadap Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Mikro, (Jakarta, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2006).

Penelitian yang dilakukan saudari Lisa Hafiza membahas tentang penyaluran dana zakat dalam pemberdayaan pengusaha kecil dan menengah. Serta melihat keefektifan atas penyaluran dana zakat BAZDA Kota Tangerang terhadap pemberdayaan pengusaha kecil dan mikro.

3. Devy Sukmawati, 204046102902, Efektifitas Penyaluran Dana lazis muhammadiyah bagi Siswa Berprestasi Di SMK Muhammadiyyah 01 Ciputat,

(Jakarta, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008)

Penelitian yang dilakukan Saudari Devy Sukmawati membahas tentang keefektifan dari penyaluran dana zakat Lazis Muhammdiyah bagi siswa berprestasi di SMK Muhammadiyah terhadap prestasi belajar siswa.

Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan data-data yang sudah penulis kumpulkan dari berbagai sumber kepustakaan, penulis menyimpulkan bahwa apa yang menjadi masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting. Penulis akan


(24)

membahas tentang "pendistribusian dana bantuan BAZIS dan hubungannya dengan peningkatan prestasi belajar siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara)".

Dalam hal ini penulis akan meneliti prosedur pendistribusian dana BAZIS yang telah dihimpun dari masyarakat kepada para siswa/I dan penulis akan meneliti dana BAZIS yang telah distribusikan kepada para siswa yang kurang mampu namun berprestasi yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa atau malah sebaliknya.

E. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih sistematis, maka tata uraian terbagi menjadi lima bab dengan susunan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan landasan pada bab-bab berikutnya. Oleh karena itu, bab ini didalamnya akan membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang pengertian dan konsep pendistribusian, dasar hukum zakat, infak, dan shadaqah (ZIS), mengambarkan pula secara deskripsi kerangka teori mengenai landasan teori penyaluran ZIS pada badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS), pengelolaan ZIS DKI dan hakekat prestasi belajar.


(25)

BAB III METODE PENELITIAN

Jenis penelitian, pendekatan penelitian, jenis data dan sumber data, populasi dan sempel, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Merupakan bab yang membahas mengenai latar belakang berdirinya BAZIS, visi misi, pemberdayaan ZIS bagi pendidikan. Mekanisme penyaluran dana BAZIS, pemberdayaan program pengembangan pendiddikan di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, Uji instrumen penelitian dan analisis.

BAB V PENUTUP


(26)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Distribusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), distribusi adalah penyaluran (pembagian atau pengiriman) dari yang kelebihan kepada yang kekurangan ke beberapa orang atau kebeberapa tempat7. Jadi distribusi zakat adalah penyaluran atau pembagian harta yang kelebihan kepada orang-orang yang kekurangan harta yaitu mustahik.

Zakat sebagai pendistribusian, sepertinya sangat ideal untuk dijadikan satu model alternatif dalam upaya pengentasan orang-orang yang termasuk kekelompok ekonomi lemah. Dengan demikian, bahwa zakat dapat melindungi umat dari kemiskinan dan dari segala bentuk bahaya yang ditimbulkannya, serta menghindarkan umat atau negara dari ideologi-ideologi luar yang menunggangi kemiskinan sebagai kudanya.

B. Dasar Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS) 1. Hakikat Zakat

Zakat berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “zaka” yang artinya

berkah, tumbuh, berkembang, kebajikan dan membersihkan.8 Kata zakat ini

7

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Disrtibusi” (Jakarta: Balai Pustaka,1999). h. 209

8 Samit Athif Zyn, Mujma’ul Bayanil Hadits Tafsir Mufradat al

-Fadzil Qur’anil Karim (Beirut:


(27)

dalam berbagai bentuk derivasinya disebutkan dalam al-Qur'an sebanyak 60 kali, yang tersebar dalam surat-surat makiah dan madaniah.9

a. Menurut syara’ , zakat dapat berarti:

1) Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.10

2) Mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri juga disebut zakat.

3) Mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai sedekah wajib kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syariat-syariat yang telah ditentukan oleh hukum Islam.11

4) Merupakan salah satu rukun Islam: yaitu kewajiban yang dibebankan atas kekayaan tiap pribadi yang dibebankan atas harta kekayaan tiap pribadi muslim wanita atau pria, bahkan anak-anak yang belum aqil baligh.12 Semua pengertian tersebut tidak salah, sekalipun berbeda-beda perumusannya. Hanya saja masing-masing rumusan masih kurang lengkap unsur-unsur pengertiannya.

Menurut Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.109) tentang Akuntansi Zakat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh

9

Syarifuddin Abdullah, Zakat Profesi, (Jakarta: Moyo Segoro Agung 2003) h. 19.

10

Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan & Nailul (Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003), h 19

11Moh. Rifa‟i, ”

Fiqih Islam Lengkap”, (Semarang: CV Toha Putra, 1978), h.346.

12 Pemda DKI, ”


(28)

muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (Mustahik). Infak atau sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi.

Para pemikir ekonomi Islam mendefinisikan zakat sebagai harta yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwenang kepada masyarakat umum atau individual yang bersifat mengikat, final, tanpa mendapat imbalan tertentu yang dilakukan pemerintah sesuai dengan kemampuan pemilik harta. Zakat itu dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan delapan golongan yang telah ditentukan oleh al-Quran, serta untuk memenuhi tuntutan politik bagi keuangan Islam.13

Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

M. Fuadz Baqi, menunjukkan bahwa hukum dasar zakat sangat kuat di dalam al- Qur‟an, di antaranya:



















































13

Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan & Nailul (Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003), h. 3


(29)

Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui”.(al-Taubah: 11)

Adapun dasar hukum berdasarkan sunnah yaitu:

“Dari Ibnu Abbas r.a”ia berkata: aku diberitahu oleh Abu Sufyan r.a, lalu ia

menyebutkan hadits Nabi saw, ia mengatakan: “Nabi saw menyuruh kita supaya

mendirikan shalat, menunaikan zakat, silaturahmi (menghubungi keluarga) dan ifaf (yakni menahan diri dari perbuatan buruk)”. (Bukhari II,1993: 320)

Berdasarkan unsur-unsur pengertian tersebut, maka definisi zakat secara lengkap adalah sebagai berikut: zakat adalah rukun Islam ketiga yang berupa sejumlah harta tertentu yang terselip dalam kekayaan yang dimiliki secara riil oleh setiap pribadi muslim yang diwajibkan oleh Allah untuk disedekahkan kepada orang-orang yang berhak atas itu setelah mencapai nisab dan haul, guna membersihkan harta kekayaan dan menyucikan jiwa pemiliknya.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sabab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti salat, haji dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.


(30)

2. Hakikat Infak

Di dalam al-Qur‟an banyak pula menyinggung masalah infak. Infak adalah pengeluaran suka rela yang dilakukan seseorang setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendaki sendiri. Infak berarti pula sebagai belanja untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarga atau sering kita dengar dengan istilah nafkah khusus di Indonesia, kata infak lebih cenderung diartikan sebagai sifat kedermawanan. Dimana kata infak tersebut kadang digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian wajib (zakat) digunakan untuk menunjukkan pengertian pemberian biasa atau infak.

Dasar hukum yang berkaitan dengan infak yaitu tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 267, yang berbunyi sebagai berikut:





























































































Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Dari ayat diatas terdapat kata “anfiqu” yang merupakan kata dalam bentuk

perintah. Ini berarti bahwa kata infak dalam al-Quran kadang digunakan untuk menunjukkan pengertian pemberian wajib (zakat harta). Kadang pula digunakan


(31)

untuk menunjukkan pengertian pemberian biasa (infak anjuran / sunnah). Yang membedakan dengan zakat ialah bahwa zakat itu ditetapkan nisbahnya sedangkan infak tidak ada penetapan berapa besarnya yang harus dikeluarkan, tetapi diserahkan langsung kepada orang yang bersangkutan.

Infak dikeluarkan oleh orang yang beriman baik itu orang yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit. Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah infak itu berarti memberikan sebagian dari harta baik itu untuk keluarganya maupun untuk orang lain.

3. Hakikat Sedekah

Sedangkan shodaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. terutama kepada orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. Antara kata sedekah dengan kata zakat dalam al-Qur‟an sering digunakan silih

berganti.“Pungutlah zakat (sedekah) dari harta kekayaan mereka (dengan itu)

engkau membersihkan dan menyucikan mereka”.14

Shadaqoh disinggung pula oleh al-Qur‟an dalam berbagai bentuk seperti di ungkapkan dalam surat al-Taubah ayat 103 yang berbunyi sebagai berikut:









































14 al-Qur'an, 9:103


(32)

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Kata Infak dan shodaqoh sering kali disamakan, padahal Untuk mengeluarkan infak adalah pada waktu menerima rezeki (karunia) dari Allah tanpa ditentukan kadar jumlah yang dikeluarkan. Sedangkan pada sedekah lebih luas dan lebih umum lagi. Tidak ditentukan jenis, jumlah, waktu dan peruntukannya.

Mengenai jenisnya, sedekah dapat berupa:

 Pemberian benda atau uang.

 Bantuan tenaga atau jasa

 Menahan diri untuk tidak berbuat kejahatan.

 Mengucapkan takbir, tahmid, tahlil, istigfar,dsb

Rasulullah saw. mewajibkan setiap pribadi muslim untuk bersedekah setiap hari. Seperti hadis Nabi yang mengatakan “adalah satu kewajiban atas tiap

pribadi muslim bersedekah setiap hari matahari terbit”.15

Dari seluruh uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sedekah adalah keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan setiap muslim untuk menciptakan kesejahteraan sesama umat manusia, termasuk untuk kelestarian lingkungan hidup dan alam semesta ciptaan ilahi guna memperoleh hidayah dan ridha Allah swt”.

15 Pemda.DKI,”


(33)

Sedekah berarti termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan dalam al-Quran dan Sunnah. zakat telah disebutkan pula dengan sedekah karena zakat merupakan jenis derma yang diwajibkan. Hanya saja dapat kita bedakan bahwa zakat adalah pemberian wajib. Sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pungutan wajib, sedangkan sedekah lainya dibayar secara sukarela .16 jumlah nisab zakat ditetapkan sedangkan sedekah yang lain sepenuhnya tergantung pada keinginan orang yang menyumbangnya.

C. Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah (BAZIS) Dalam menghimpun dana untuk kesejahteraan masyarakat, BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara tidak hanya menerima dan menyalurkan hasil pengumpulan ZIS dari umat Islam (muslim), tetapi juga amal sosial yang diberikan oleh umat non muslim. Dengan menyadari bahwa warga Ibukota itu bersifat majemuk (aneka ragam, termasuk aneka ragam yang dipeluknya) maka dengan tetap berpegang teguh pada akidah dan syarak agama Islam maka penyaluran hasil pengumpuln ZIS dan amal sosial disampaikan kepada yang berhak secara proposional sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

Di dalam al-Quran telah ditetapkan delapan kelompok (ashnaf) penerima zakat, yaitu : fakir, miskin, amil (pengelola dana zakat), muallaf (orang yang baru

16Afsalur Rahman. ”

Doktrin Ekonomi Islam”(Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 2002). jilid


(34)

masuk Islam), riqab (orang yang membebaskan budak), gharimin ( orang yang berhutang untuk kemaslahatan dirinya atau masyarakat), sabilillah (orang yang berusaha menegakkan kepentingan agama atau ummat), dan ibnsabil (orang yang kehabisan bekal diperjalanan).

al-miskin al-mahrum yakni orang yang tidak mampu akan tetapi menjaga kehormatan diri, tidak mau minta-minta. Sedangkan orang yang meminta-minta tetap disebut dengan fakir dan termasuk dalam pengertian ini adalah orang gelandangan. Nama fakir mencakup sa’il dan mahrumsa’il yaitu orang fakir yang meminta-minta dan sekarang disebut dengan gelandangan, pengemis sedangkan mahrum adalah orang fakir yang tidak mahu meminta-minta, menjaga kehormatan diri dan disebut dengan miskin.

Barangkali orang miskin mampu menjaga kehormatan dirinya, tidak mau meminta-minta itu karena mempunyai harga diri yang kuat atau karena memang kefakirannya tidak separah orang fakir dari kemungkinan yang kedua inilah

al-Syafi„i dan mayoritas pengikutnya berpendapat bahwa fakir lebih jelek

keadaannya dari pada miskin.

Sedangkan menurut mazhab Abu Hanifah dan Malik, miskin lebih jelek keadaanya dari pada fakir miskin. Jadi disini ada perbedaan pendapat yang bertolak belakang antara golongan Syafi‟iyyah dan golongan Hanafiyyah. Sayyid Sabiq berusaha ingin mengkompromikan. Ia menjadikan satu kategori fakir dan


(35)

miskin, yaitu orang-orang yang tidak memperoleh kecukupan hidup, lawan kata orang-orang kaya, yaitu mereka yan mendapatkan kecukupan kebutuhan hidupnya. BAZIS Kota Administrasi Jakarta mengikuti cara Sayyid Sabiq, yaitu keduanya adalah sama-sama mustahik yang memiliki harta tetapi tidak dapat memenuhi keperluan hidupnya. Jadi mereka itu adalah mustahik yang mempunyai satu atau dua ciri: (a) kelemahan dalam bidang harta, (b) kelemahan dalam bidang fisik.

Bahkan al-Qaradawi menganggap perbedaan pendapat tentang hakikat fakir dan miskin itu tidak menghasilkan buah manfaat yang dapat dipetik dalam bab ini. Akan tetapi bagaimana juga mencari perbedaan antara dua hakikat itu besar juga manfaatnya, yaitu dalam pembagian zakat, apabila hasil pungutan zakat itu sangat terbatas, meski tentang perbedaan namanya itu tidak demikian penting. Dalam keadaan hasil koleksi zakat sangat terbatas, menurut Malik, harus diprioritaskan golongan yang paling membutuhkan, yaitu fakir menurut pengertian golongan al-Syafi‟iyyah atau miskin menurut pengertian Abu Hanifah dan Malik.

Dana ZIS yang ada di BAZIS Kota Administrasi Jakarta hanya disalurkan kepada enam kelompok saja, yaitu selain riqab dan amil, dengan alasan bahwa budak tidak ada di indonesia dan hak amil sudah ditanggung oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI membaginya menjadi tiga kelompok: fakir miskin, sabilillah dan muallaf, gharim, ibn sabil. Hanya saja, pengertian kelompok fakir miskin tidak lagi diartikan sebatas mereka yang tidak punya


(36)

pekerjaan, atau punya pekerjaan tetapi tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk pengembangan pendidikan anak tingkat SD/MI s.d perguruan tinggi. Argumentasinya adalah bahwa pendidikan penting untuk mengangkat taraf kehidupan ekonomi masyarakat miskin, demikian menurut mantan kepala BAZIS DKI Jakarta, Abdul Shomad Muin (Republika, 8 Desember. 2000).17

Untuk mendapatkan bantuan dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta, mustahik harus mengisi formulir sesuai kategorinya masing- masing formulir sesuai kategorinya masing-masing (BAZIS,1996). Penggunaan formulir santunan anak asuh dan sumbangna wajib belajar modal A adalah sebagai berikut:

 Model A1 digunakan untuk isian permohonan calon penerima santunan anak asuh murid SD.

 Model A2 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangna wajib belajar murid SMP.

 Model A3 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbanga anak asuh murid madrasah ibtidaiyah.

 Model A4 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangann wajib belajar murid madrasah tsanawiyah.

 Model A5 digunakan untuk islam permohonan calon penerima beasiswa pascasarjana.

17

Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta:CED,Center for entrepreneurship development 2005)cet 1 hal 103


(37)

Penggunaan formulir bantuan Sabilillah Model S adalah sebagai berikut: 1) Model S1 digunakan untuk isian permohonan bantuan fisik keagamaan. 2) Model S2 digunakan untuk isian permohonan bantuan kegiatan keagamaan. 3) Model S3 digunakan untuk isian bantuan/ santunan guru ngaji yang tidak

mempunyai penghasilan tetap dan merbot masjid.18

Dalam penyaluran dan pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS, BAZIS melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:19

a. Pada akhir tahun anggaran mengeluarkan pemberitahuan atau pengumuman kepada khalayak ramai, agar para mustahik mengusulkan permintaan bantuan (santunan) kepada BAZIS DKI melalui jalur masing- masing, seperti:

1) Petugas operasioal zis kelurahan, untuk musrahik kelurahan. 2) Petugas operasional ZIS kecamatan, untuk mustahik kecamatan. 3) Pelaksana BAZIS kotamadya, untuk mustahik kotamadya.

b. Menerima usulan- usulan dari petugas operasional ZIS wilayah dan unit/satua kerja.

c. Merumuskan kebijakan gubernur kepada daerah dalam pendayagunaan ZIS, sesuai dengan aspirasi/ usulan dari musrtahik.

d. Menetapkan rincian penyaluran dan pendayagunaan ZIS sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh gubernur kepala daerah.

18

Ibid hal 105.

19


(38)

e. Menyalurkan/mendayagunakan dana ZIS kepada mustahik.

f. Memonitor dan membina pemanfaatan ZIS yang diterima mustahik.

g. Mengevaluasi pendayagunaan ZIS, untuk mengetahui apakah penyaluran telah mencapai sasaran secara optimal, yaitu meningkatkan kesejahterahan umat khususnya para dhuafa.

h. Meningkatkan tertib Administrasiinistrasi.

D. Pengelolaan Dana ZIS DKI 1. Pengalokasian dana ZIS

Aparat BAZIS di DKI Jakarta telah diberikan pedoman kerja dalam mengelola ZIS, tetapi masih dalam ketentuan-ketentuan yang masih terpisah-pisah. Pedoman-pedoman kerja ini ada yang dituangkan (dimuat) dalam Keputusan, Instruksi, Surat Seruan, Surat Edaran dan ada pula yang dituangkan dalam surat pemberitahuan. Kebijaksanaan umum pendayagunaan ZIS dan amal sosial ditetapkan dengan keputusan gubernur kepala daerah, sedangkan rincian dan pelaksanaannya ditetapkan dengan keputusan dan ketua BAZIS DKI Jakarta.20

Dari pejabat atau instansi yang mengeluarkan, ada yang dikeluarkan oleh Gubernur -Kepala Daerah, Wakil Gubernur atau pejabat lain atas nama Gubernur Kepala Daerah, ada yang dikeluarkan oleh Kanwil Agama dan ada

20 Cholid Fadlullah. ”

Mengenal Hukum ZIS (Zakat Dan Infak/Sedekah) Pengamalannya di DKI Jakarta”Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta.


(39)

pula yang dikeluarkan oleh Ketua BAZIS DKI Jakarta. Dikeluarkannya petunjuk kerja ini biasanya didasarkan pada kebutuhan nyata dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam mengelola ZIS Atau sebagai pelaksanaan terhadap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh atasan dalam mengurus masalah ZIS21.

Karena pedoman-pedoman kerja yang ditetapkan tadi dalam keadaan terpisah-pisah maka tidak mustahil apabila tidak setiap pejabat atau petugas pelaksana memahaminya secara utuh dan menyeluruh. Dari segi ilmu manajemen dinyatakan bahwa dalam mengemban misi dan tujuan organisasi, baik lembaga instansi maupun organisasi formal, setiap tahunnya harus mempunyai sasaran atau target yang hendak dicapai. Sasaran atau target ini ditetapkan oleh pejabat atau pimpinan berkewenangan. Atas dasar target atau sasaran ini, lembaga yang bersangkutan menyusun rencana dan program kerja serta cara melaksanakan rencana dan program kerja tersebut.

Langkah selanjutnya adalah melaksanakan program kerja dalam kegiatan nyata sehari-hari. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan menjaga agar tidak terjadi penyimpangan perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan. Kemudian diadakan evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan program kerja. Hasil evaluasi ini dijadikan bahan masukan dalam merumuskan dan

21 BAZIS provinsi DKI Jakarta”

Bagaimana cara mengelola ZIS di DKI jakarta” artikel diakses

pada 9 Januari 2011dari http://bazisdki.go.id/panduan/zakat/145-bagaimana-cara-mengelola-zis-di-dki-jakarta


(40)

menentukan rencana dan program kerja pada tahun berikutnya. Dalam mengelola ZIS di DKI Jakarta, urutan kegiatannya adalah sebagai berikut.22

a. Setiap awal tahun Gubernur menetapkan target pengumpulan ZIS dan strategi prioritas pendayagunaannya.

b. Berdasarkan target dan strategi tersebut, BAZIS DKI Jakarta menyusun rencana dan program kerja, termasuk cara-cara yang harus ditempuh dalam pelaksanaannya.Rencana dan program kerja ini disampaikan kepada Badan Pembina untuk memperoleh persetujuan (restu).

c. Setelah memperoleh restu Badan Pembina, Ketua BAZIS DKI Jakarta menyampaikan dan menjelaskan rencana dan program kerja tadi kepada seluruh aparat jajaran BAZIS, untuk pelaksanaan lebih lanjut.

d. Unit-unit operasional (BAZIS tingkat Pemerintah Kotamadya, Kecamatan dan Kelurahan serta BAZIS-BAZIS Unit/Satuan Kerja) melaksanakan rencana dan program kerja yang telah ditetapkan. Dengan diberikan kebebasan bertindak dalam pengembangan teknis operasional pengumpulan ZIS sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan kebijaksanaan atasan. Hasil pengumpulan Z1S tersebut disetorkan dan dilaporkan secara berkala kepada BAZIS DKI Jakarta.

e. BAZIS DKI Jakarta menerima, memonitor dan memberikan bimbingan yang diperlukan. Kemudian menyimpan hasil pengumpulan ZIS di Bank yang

22


(41)

ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah dan melaporkan penyimpanan tersebut kepada Gubernur Kepala Daerah melalui Badan Pembina.

f. Dalam rangka penyaluran dan pendayagunaan dana ZIS yang terkumpul, BAZIS DKI Jakarta menampung dan menyeleksi semua usulan pendayagunaan ZIS yang berasal dari para mustahik yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Kotamadya, Kecamatan, Kelurahan serta Unit/Satuan Kerja.

g. Merumuskan strategi kebijaksanaan penyaluran dan pendayagunaan ZIS untuk tahun yang bersangkutan, untuk diusulkan kepada Gubernur Kepala Daerah guna memperoleh penetapan lebih lanjut.

h. Berdasarkan ketetapan kebijaksanaan Gubernur tersebut, Ketua BAZIS DKI Jakarta menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan tentang alokasi dan rincian pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS serta menyalurkan secara bertahap kepada yang berhak menerimanya.

i. BAZIS DKI Jakarta menyalurkan kepada mustahik dan membina usaha produktif para mustahik. Dalam pembinaan ini BAZIS DKI Jakarta melakukan kerja sama dengan semua instansi/lembaga sosial kemasyarakatan yang terkait.

j. Mengadakan evaluasi terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan pada tahun itu dan merumuskan program dan rencana kerja untuk tahun


(42)

berikutnya berdasarkan kebijaksanaan (target dan strategi) pendayagunaan yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.

2. Kriteria ZIS yang Bersifat Konsumtif dan Produktif

Salah satu fungsi zakat adalah fungsi sosial sebagai sarana saling berhubungan sesama manusia terutama antara orang kaya dan orang miskin, karena dana zakat dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk mengatasi kemiskinan yang merupakan masalah sosial yang selalu ada dalam kehidupan masyarakat.

Dari delapan Asnaf, ada yang mempunyai hak menerima bantuan, ada juga yang menerima hak santunan dan ada pula yang menerima hak imbalan. Di samping itu ada pula asnaf yang di samping menerima hak santunan dan sekaligus dapat menerima hak bantuan, yaitu fakir-miskin. Dalam hal ini BAZIS memberikan dana untuk keperluan konsumtif, seperti untuk membeli makanan dan pakaian dia menerima hak santunan. Tetapi bagi fakir-miskin yang ingin berusaha untuk berusaha mandiri, dan karena itu kepadanya diberikan modal usaha, berarti dia menerima bantuan.

Khusus bagi amilin, mereka adalah menerima hak imbalan. Karena mereka bekerja yaitu memungut atau mengumpulkan ZIS maka wajarlah apabila kepada mereka diberikan imbalan (balas jasa, kontra prestasi). Banyak mustahik yang belum atau kurang memahami cara untuk memperoleh bantuan atau santunan dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.


(43)

Agar dana zakat yang disalurkan itu dapat berdayaguna dan berhasil guna, maka pemanfaatannya harus selektif untuk kebutuhan konsumtif atau produktif. Masing- masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif kemudian dibagi dua, yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif keatif, sedangkan yang berbentuk produktif dibagi menjadi produktif konvensional dan produktif kreatif.

Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan sebagai berikut:23

Konsumtif tradisional, zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh

mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan zakat dibagikan kepada mustahik dengan secara langsung untuh kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang kepada faqir miskin setiap idul fitri atau pembagian zakat mal secara langsung oleh para muzakki kepada mustahiq yang sangat membutuhkan karena ketiadaan pangan atau karena mengalami musibah. Pola ini merupakan program jangka pendek dalam mengatasi permasalahan umat.

Konsumtif kreatif adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana

23


(44)

ibadah seperti sarung dan mukena, bantuan alat petani, seperti cangkul untuk petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil dan sebagainya.

Produktif tradisional yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produksi, dimana dengan menggunakan barang-barang tersebut, para mustahiq dapat menciptakan suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit dan sebagainya.

Produktif kreatif yaitu pendayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk modal, baik untuk membangun suatu proyek sosial seperti membangun sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun menambah modal pedagang untuk berwirausaha sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.24

Yang dimaksud dengan bantuan adalah dana yang diberikan oleh BAZIS yang dipergunakan untuk kepentingan usaha produktif, antara lain:25

a. Dana untuk membangun tempat ibadah, sarana dan prasarana pendidikan Islam.

b. Dana untuk membantu pelajar/mahasiswa yang berupa beasiswa.

24

Departemen agama, manajemen pengelola zakat, direktorat pengembangan zakat dan wakaf, jakarta, 2005, hlm 35-36

25

BAZIS Provinsi DKI Jakarta”petunjuk Praktis Bagi Mustahik“diakses pada 9 januari 2011 dari http://www.bazisdki.go.id/panduan/zakat/157-petunjuk-praktis-bagi-mustahik


(45)

c. Dana untuk modal usaha, seperti untuk membuka warung nasi, jualan makanan, jualan bakso dan lain-lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan santunan adalah pemberian sejumlah uang dari BAZIS kepada mustahik yang sedang dilanda kesulitan terutama masyarakat yang kurang mampu, yang bersifat konsumtif.

E.Hakekat Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi didefinisikan dengan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan. Diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan.26 Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.27

Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat tundamental dalam setiap penyelenggara jenis jenjang pendidikan. ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu tidak terlalu tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami siswa, akan tetapi keadaan psikologis siswa juga yang paling mendukung dalam dunia pelajar. Tidak

26

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: balai pustaka,1988). Cet ke I h. 786 27


(46)

konsentrasi akan penjelasan guru dan tidak fokus dalam belajar ini pun menjadi pemicu dari peningkatan belajar siswa.

Dalam perspektif Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hai ini dinyatakan dalam al-quran surat al-mujaadilah ayat 11:



































































































"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Belajar juga merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari kecil sampai akhir hayat seseorang: Rasulullah saw mengatakan dalam salah satu haditsnya bahwa manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat.28

Memperhatikan uraian di atas, dapat diketahui betapa urgennya arti belajar bagi kehidupan kita. Karena Allah swt dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk belajar agar kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat mengantarkan

28

Martinis Yamin, Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi ,(Jakarta: Gaung Persada Press, 2004). h. 97.


(47)

kita kearah kehidupan yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan kita.

Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazim ditunjukkan dengan niai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.29

Abdul Ghafur berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor.30

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya proses belajar dalam rangka waktu tertentu. Prestasi belajar dalam bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikannya.

Adapun prestasi yang ingin diketahui oleh penulis yakni adanya pengakuan peningkatan motivasi belajar, keingin tahuan lebih banyak akan ilmu yang ditimbulkan setelah mendapatkan biaya bantuan pendidikan kepada siswa. Dengan adanya bantuan biaya pendidikan dapat membantu biaya sekolah dan Prestasi belajar siswa bertambah, keingin tahuan akan ilmupun terpenuhi dengan membeli buku-buku pengetahuan karena prestasi belajar merupakan suatu gambarkan tingkat keberhasilan dari proses belajar dalam kurun waktu tertentu.

29

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta: Modern English ,1991)h. 1190.

30


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Robert Bogdan dan Steven J.Taylor, yang di maksud dengan

metodologi penelitian ilmiah adalah: “The process, principles and procedures by

which approach problemsand seek answers.in the social sciences the tern applies to how one conducts research”.31 Metodologi pada hakekatnya berusaha untuk memberikan pedoman tentang cara-cara seseorang ilmuwan untuk mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian ialah usaha untuk menghimpun serta menemukan hubungan-hubungan yang ada antara fakta-fakta yang diamati secara seksama.

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah field researh (penelitian lapangan). Field research adalah pengumpulan data dilakukan secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan dan melakukan peninjauan langsung ke lokasi, BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara bertempatan di Ruang Bahari Kantor Wali kota Jakarta Utara Lt 2 dengan demikian penulis dapat mengamati langsung kegiatan-kegiatan yang terjadi di sana.

31


(49)

1. Pendekatan penelitian dan jenis penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif dengan memakai statistik, namun pembahasan lebih mendalam akan dilakukan secara kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis,32 yang bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi yang akurat dari berbagai sumber dan memainkan peran yang amat penting dalam menciptakan hipotesis .

2. Jenis data dan sumber data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu:

a. Sumber Data Primer

Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak BAZIS selaku pengelola dana ZIS yang berkopeten dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan pada skripsi ini. b. Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data yang diperoleh dari laporan data-data yang dikeluarkan oleh BAZIS. Juga diperoleh dari literature-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta lainnya yang berkaitan dengan meteri penulis skripsi ini.

32


(50)

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang berupa manusia, hewan, tumbuh- tumbuhan, gejala, nilai dan lainya. Populasi amat beragam dillihat dari pengertian diatas dan populasi dalam penelitian ini termasuk pada populasi terbatas.33 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara yang telah menerima dana ZIS (beasiswa) di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara pada priode tahun 2009 sampai 2011, dengan jumlah siswa 205. Dengan ketentuan siswa yang menerima bantuan biaya pendidikan BAZIS Administrasi Jakarta Utara pada tahun 2009- 2010 sebanyak 100 siswa dan untuk periode tahun 2010- 2011 sebanyak 105 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara- cara tertentu yang memiliki karakteristik yang jelas, lengkap dan mewakili populasi.34 Teknik penarikan sample dengan cara populasi sampling berdasarkan pendapat Arikunto (1993, hal 107) sebagai berikut: Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau tergantung dari:

33

Burhan Bungin, Motode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Orenada Media Group, 2005) h. 99

34

Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002)h. 58.


(51)

a. kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana ( biaya). b. Sempitnya atau luasnya wilayah penelitian dari setiap subjek, karena

hal ini menyangkut sedikit banyaknya data.

c. Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti, untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan lebih baik.

Adapun sampel dalam penelitian ini menggunakan jenis sampel homogen yaitu siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang mana dalam pengambilan sampel minimal 10% dari jumlah populasi yang ada. Dalam penelitian ini, jumlah populasi yang menerima dana bantuan BAZIS sebanyak 205 siswa.

Dari total jumlah 205 siswa tersebut yang tercatat telah menerima dana bantuan BAZIS selama dua periode tahun 2009 sampai 2011 sebanyak 40 siswa (terlampir). Oleh karenanya, penulis mengambil sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa dan jumlah ini telah memenuhi dari persyaratan dalam jenis penelitian sampel homogen minimal 10 % dari total populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel acak sederhana atau simple random sampling.


(52)

C.Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian lapangan (field research) yakni penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi, BAZIS wilayah Jakarta Utara di Ruang Bahari Kantor Wali Kota Jakarta Utara Lt 2 dengan demikian penulis dapat mengamati langsung kegiatan-kegiatan yang terjadi disana. Sebagai langkah strategi untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah, maka program ini diorientasikan dalam bentuk pemberian beasiswa kepada siswa SLTA yang berprestasi dari keluarga kurang mampu.

Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui 4 cara, yaitu:

d. Wawancara

Wawancara atau kuisioner lisan adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya.35Adapun wawancara dalam penelitian ini telah dilakukan oleh penulis dengan Bapak Drs. Muh Alwi. M selaku Kepala Pelaksana BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara. 36 (Hasil wawancara terlampir).

35

Sukandarumidi, Metodologi Penelitian, h.100

36

Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis Jakarta Utara, 9 februari


(53)

e. Quesioner

Kuisioner atau angket dapat dipandang sebagai interview tertulis dimana sample atau responden dihubungi melalui suatu daftar pertanyaan.37 Tujuan pokok pembuatan quesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, hasil quesioner tersebut akan berbentuk angka dan tabel.

Dalam penyebaran angket dilakukan dengan cara menyebarkan skala yang berisi pernyataan, skala adalah ukuran gabungan untuk suatu variabel. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, dimana pernyataan menyatakan dua kutub sikap, dari yang paling positif sampai yang paling negatif. Skala ini disusun berdasarkan indikator- indikator variable yang merupakan ciri- ciri perilaku yang hendak diteliti.

Format respon yang diberikan dengan menggunakan skala model likert, Biasanya ada lima altenatif jawaban untuk subyek sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Namun, kelemahan skala ini adalah sulit untuk menginterpretasikan jawaban pada kategori ragu-ragu serta menghindari social desirability.

Namun ternyata ada kecendrungan responden untuk mengamankan jawaban mereka ditempat netral. Sehinga beberapa penelitian sama sekali menghilangkan angka netral dan mengurangi skala menjadi 4 yaitu sangat

37

Progo Nudjaman, dkk, Metodologi Penelitian Social:Terapan Dan Kebijaksanaan (Jakarta, BPP Depdagri RI,),2000,h.69


(54)

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) Sehingga dalam penelitian ini hanya terdapat 4 katagori jawaban yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu setuju dan tidak setuju.

Tabel 3.1

Skor Item Respon Siswa SLTA Positif dan Negatif Skala Favorable Unfavorable

Sangat setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak setuju (TS) 2 3

Sangat tidak setuju (STS) 1 4

(Sumber: Metodologi Penelitian Bisnis, Eti Rochaety)

f. Observasi

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Observasi dalam penelitian ini yakni Pengamatan langsung terhadap kegiatan penyaluran dana zakat, infak dan shadaqah yang dilakukan oleh peneliti di walikota jakarta utara.


(55)

g. Studi dokumentasi

Dilakukan dengan cara mempelajari laporan tahunan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan aktivitas yang telah dilakukan oleh BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.

2. Variable yang Digunakan

Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) variable yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah pendistribusian dana ZIS dan variabel Y adalah Prestasi Belajar siswa Post Penerimaan Dana BAZIS.

Gambar: 1 Gambar Hubungan Variabel X dan Y 3. Teknik Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan total 39 item, skala pendistribusian Dana ZIS terdiri dari 19 item dan skala Peningkatan prestasi siswa SLTA terdiri dari 20 item. Adapun tujuan dari pelaksana uji instrumen ini dilakukan dengan maksud:

a. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor setiap item dikorelasikan dengan skor total.

b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.

Y X

Pendistribusian dana ZIS

Prestasi Belajar siswa Post Penerimaan


(56)

Validitas adalah ukuran yang benar- benar untuk mengukur apa yang akan diukur, yaitu ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukuran.38 Dalam penelitian ini teknik uji validitas menggunakan “product

moment” dengan menghitung dengan menghitung korelasi antar masing- masing

pernyataan dengan skot total, yang rumusnya seperti berikut:

rxy

  

 

 

                 

N N N y x xy

y

y

x

x

2 2 2 2

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi variabel x dengan variabel y.

xy = jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y. x = jumlah nilai setiap item.

y = jumlah nilai konstan. N = jumlah subyek penelitian.

Setelah uji validitas, diberlakukan uji realibilitas yaitu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, alpha cronbach dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen pertanyaan yang jawabannya berskala, reabilitas alpha crombach juga dipergunakan untuk menguji reliabilitas pertanyaan- pertanyaan esai.39 Dalam

38

Eti Rochaeti, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi Spss (jakarta: mitra wacana media, 2009) h. 57

39

Burhan Nurgiantoro dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2002, Cet: 2) H 329.


(57)

penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS dengan rumus :

r = 

  

S x

j S k

k

2 2

1

1

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I Sx = jumlah varians skor total 4. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data menggunakan analisis bersifat deskriptif- analitis adalah teknik yang memberikan gambaran atau lukisan secara sistematis fuktual dan akurat mengenai fakta- fakta yang terkait dengan pembahasan. Dan teknik ini bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat.

Analisis data akan dilakukan dengan bantuan SPSS dengan pengolahan data statistik deskriptif, yaitu frequencies ini hanya untuk mengetahui besarnya presante jawaban responden dalam peningkatan prestasi siswa SLTA yang mendapat dana bantuan pendidikan (beasiswa) di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BAZIS DKI

1. Latar belakang Bazis DKI Jakarta

Dalam konsep ekonomi Islam, al-Qur'an melarang manusia untuk mengeksploitasi harta secara berlebihan. Islam mengajarkan agar manusia memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki seperlunya. Karenanya, islam mengingatkan kepada orang-orang yang mempunyai harta tentang perlunya tanggung jawab sosial. Bagaimana menciptakan strata ekonomi yang lebih adil antara golongan ekonomi lemah dengan golongan ekonomi yang lebih kuat.

Zakat dapat menjadi altenatif pemerataan ekonomi bila dikelola dengan baik. Ia merupakan potensi besar yang belum digali secara maksimal. Bisa dibayangkan, jika kesadaran membayar zakat sudah menyeluruh pada kalangan umat islam, maka akan sangat banyak dana terkumpul yang bisa dilakukan untuk membangun berbagai sarana yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi umat.

Lemahnya kesadaran masyarakat untuk membayar zakat juga disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah masalah kepercayaan terhadap proses pengelolaan zakat. Disinilah, perlunya lembaga pengelola zakat didirikan. Adalah bagaimana zakat yang terkumpul dari masyarakat itu bisa dimanfaatkan


(59)

dengan sebaik-baiknya. Dan lembaga ini pula yang bertanggung jawab terhadap proses pengumpulan dan pengambilan zakat dari masyarakat.40

Badan amil zakat, infak dan sedekah (BAZIS) adalah sebuah lembaga yang bertujuan untuk mengumpulkan zakat, infak dan sedekah, dari masyarakat (umat Islam) serta kemudian menyalurkannya kepada yang berhak. Pengeluaran zakat, infak dan sedekah (ZIS) itu sendiri merupakan salah satu perintah dalam ajaran Islam bagi orang-orang yang mampu. Dalam hal ini BAZIS merupakan badan pengelola dan koordinator pengeluaran dan pembagian ZIS dari yang berkewajiban kepada yang berhak.

Sejak berdiri dari tahun 1968 hingga tahun 1973, badan amil zakat (BAZ) DKI Jakarta telah berjalan dengna cukup baik. Hanya saja pada aspek penghimpunan zakat yang terhimpun masih jauh dari potensi ZIS yang dapat digali dari masyarakat. Hal ini disebabkan lembaga ini membatasi diri pada penghimpunan dana zakat saja.

Pembentukan BAZIS dilandasi oleh Instruksi Menteri Agama No. 16/Th. 1989 serta Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 29/Th. 1991. BAZIS merupakan badan otonom yang berada di tiap propinsi, tanpa ada koordinasi pada tingkat nasional. Kepengurusan BAZIS berbeda-beda dari satu propinsi ke propinsi yang lain. Ada yang menjadi bagian dari

40

Bazis DKI Jakarta Pengelolaan Zakat dan Infak/ Sedekah di DKI Jakarta. Jakarta :1999, hal 5.


(60)

struktur pemerintah daerah setempat, ada pula yang dikelola sendiri oleh masyarakat.

Untuk memperluas sasaran operasional dan karena semakin kompleknya permasalahan zakat di provinsi DKI Jakarta maka Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada 1973 melalui keputusan No.D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973, menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan infak/shadaqah yang selanjutnya disingkat menjadi BAZIS.41

BAZIS DKI Jakarta merupakan bagian dari birokrasi Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dalam arti bahwa pengurus badan tersebut merupakan pegawai pemerintah daerah. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 280/Th. 1991, pengurus atau badan pelaksana ini berwenang untuk mengambil kebijakan teknis dalam hal pengumpulan dan pembagian ZIS. Kontrol terhadap kinerja BAZIS dilakukan oleh Dinas Inspektorat Daerah DKI Jakarta, untuk audit internal. Sedang untuk audit eksternal dilakukan oleh Akuntan Publik.42

2. Visi, Misi, Tujuan Pengelolaan Dana BAZIS

Visi BAZIS provinsi DKI jakarta adalah untuk ”Menjadi Badan Pengelola ZIS yang Unggulan dan Terpercaya, Misinya adalah Mewujudkan Optimalisasi Pengelolaan ZIS yang Amanah Profesional, Transparan,

41

BAZIS Provinsi DKI jakarta Manajemen ZIS bazis provinsi DKI Jakarta cet pertama: juni 2006 h,13.

42

Bazis DKI Jakarta, diakses pada 9 Januari 20 dari http: //www .lp3es.or.id/ direktori /fund/ bazis.htm


(1)

c. B

antuan kemanusiaan

No Uraian Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp) 1

Bantuan Dhuafa

(perorangan) 166 57.708.000 2 Santunan Ramadhan 115 23.000.000 3 Santunan Ramadhan (JCC) 100 30.000.000 4 Santunan Dhuafa 100 10.000.000

Jumlah 481 120.708.000

2. Fisabilillah (Dana Zakat)

a. Bantuan Pendidikan Dasar Ulama (PDU)

No Uraian Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp) 1 Beasiswa Mahasiswa PDU 40 48.000.000

Jumlah 40 48.000.000

b. Bantuan Guru ngaji/ Merbot

No. Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp) 1 Kec. Penjaringan 67 26.800.000 2 Kec. Pademangan 37 14.800.000 3 Kec. Tg Priok 86 34.400.000

4 Kec. Koja 64 25.600.000

5 Kec. Kelapa Gading 32 12.800.000 Desember 2010

1

Tingkat SLTA/

MA 105 94.500.000 2

Tingkat

Mahasiswa (S 1) 100 120.000.000


(2)

6 Kec. Cilincing 91 36.400.000 7 Tingkat kota 173 69.200.000 Jumlah 550 220.000.000

a. Bantuan Guru Madrasah Honorer

No Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp) 1 Kec. Penjaringan 73 29.200.000 2 Kec. Pademangan 32 12.800.000 3 Kec. Tg Priok 118 47.200.000

4 Kec. Koja 98 39.200.000

5 Kec. Kelapa Gading 59 23.600.000 6 Kec. Cilincing 209 83.600.000 7 Tingkat kota 161 64.400.000

Jumlah 750 300.000.000

b. Bantuan Monumental

No Wilayah Jumlah Mustahik

Alokasi Dana (Rp)

1 Kec. Penjaringan 1 50.000.000 MI Al Bahr Kel. Kamal Muara

2 Kec. Cilincing 1 50.000.000

RS. Islam Sukapura Kel.

Sukapura

Jumlah 2 100.000.000

1. Bantuan Sosial Keagamaan (Dana Infaq dan Shadaqah) a.Bantuan Lembaga Keagamaan/ Kegiatan (Non Fisik)


(3)

No Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)

1 Kec. Penjaringan 11 12.500.000 2 Kec. Pademangan 30 31.500.000 3 Kec. Tg Priok 38 44.500.000

4 Kec. Koja 14 17.000.000

5 Kec. Kelapa Gading 28 37.500.000 6 Kec. Cilincing 4 5.500.000 Jumlah 125 148.500.000

b. Bantuan Lembaga Keagamaan/ Pembangunan dan Renovasi (fisik)

No Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp) 1 Kec. Penjaringan 7 14.500.000 2 Kec. Pademangan 6 14.500.000 3 Kec. Tg Priok 17 41.000.000

4 Kec. Koja 17 44.000.000

5 Kec. Kelapa Gading 22 51.000.000 6 Kec. Cilincing 5 12.500.000

Jumlah 74 177.500.000

2. Pendidikan Keterampilan Mustahik (Dana Infaq dan Shodaqah)

No

Wilayah Jumlah Mustahik

Alokasi Dana (Rp)

1

Pelatihan Tata Boga

(Bogasari) 50 16.140.000


(4)

RESPONDEN PENELITIAN (SAMPEL YANG DIAMBIL)

NAMA SEKOLAH PEKERJAAN ORANG TUA

SMKN.55/XI/TM Pedagang SMK Nusantara II/XI/OT Buruh SMK PGRI 3/XI/Ak IRT SMK PGRI 3/X/SEK Buruh SMK PGRI 3 /XI/AK Buruh SMK Nusantara II/X/OT Buruh SMKN.12 /X/AP Buruh SMK Nusantara/X/OT Pedagang SMK Nusantara II/XII/M.O Buruh SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M IRT SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M IRT MAN 5/X-3/ Karyawan SMK PGRI 3 /XI Buruh SMK Tj.Priuk II/X/Ak Buruh SMK Nusantara 1 Buruh SMAN 13/X-6 Pensiunan SMK Dinamika/XI/Listrik Buruh


(5)

SMK Diinamika/XI/T.Av Buruh SMK Barunawati/XI/AP IRT SMK Sari Putra/XI/AP Buruh SMAN 92/X-7/ Buruh SMK Nusantara 2/X/Oto Pedagang SMK AL khoir bah/X/ak Buruh SMK Nusantara 1/XI/AP Buruh SMK Barunawati/X/AK Buruh SMAN 110/XI/IPS Wiraswasta SMK PGRI 3/X/AP Pedagang SMA.N 80/XI/IPS Buruh SMKN 12/XI/AP Pedagang SMK Nusantara/XI/Ak Pedagang SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M Buruh SMA YAPPENDA/XI/IPB Karyawan SMK Ar raudhah/XI AP Buruh MAN 5/X-2/ Wirasswata SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M Buruh SMK.N 49/XI/Pemasaran Pedagang SMK Ar raudhah/X/ AP Buruh


(6)

………..

SMK Yappenda/X/AP Supir SMK Gunung Jati/X/AP Pedagang SMK Ar raudhah/XI AP Buruh