17
3. Konsep Produk Penghimpunan Dana
Secara garis besar, bank syari’ah memiliki dua konsep produk dalam penghimpunan dana yang salah satunya adalah menggunakan prinsip
wadi’ah. Al-
Wadi’ah dapat dipahami sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja jika si penitip menghendakinya.
17
Aplikasinya dalam produk perbankan, pihak bank sebagai penerima simpanan dapat memanfaatkan prinsip
wadi’ah ini yang dalam bank konvensional dikenal dengan produk giro. Sebagai konsekuensinya, semua
keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik bank. Sebagai imbalannya, pihak penyimpan mendapat jaminan keamanan bagi
hartanya itu dan juga fasilitas-fasilitas giro lainnya. Prinsip-prinsip di atas dikembangkan berdasarkan ketentuan sebagai
berikut :
18
a. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau
ditanggung bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada
pemilik dana sebagai suatu insentif.
17
PSAK 59, Akuntansi Perbankan Syari’ah, Paragraf 134
18
Adiwarman Karim, Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, h. 108
18
b. Bank harus membuat aqad pembuatan rekening yang isinya mencakup izin
penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan-persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah.
c. Dalam pembukaan rekening ini, pihak bank dapat mengenakan pengganti
biaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang benar-benar terjadi. d.
Ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan tabungan tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah.
Selain produk wadi’ah, konsep penghimpunan dana dalam bank
syari’ah juga dapat dilakukan melalui prinsip mudharabah. Al-Mudharabah adalah aqad kerja sama antara dua pihak. Pihak pertama menyediakan modal
100, sedangkan pihak kedua menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Jika mengalami kerugian, maka hal ini menjadi tanggungan pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian
itu diakibatkan karena kelalaian si pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Pola transaksi mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, mudharabah
diterapkan pada tabungan dan deposito. Sedangkan pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan bagi pembiayaan modal kerja. Dengan menempatkan
dana pada prinsip mudharabah, pemilik dana tidak mendapatkan bunga