Pengertian Haji Konsep Jamaah Haji

36 Kota Jakarta Barat untuk memberikan cap jempol, sebagai tanda pada paspor.

4. Threats ancaman

Ancaman adalah kendala yang tidak menguntungkan. Ancaman yang dihadapi pada strategi pelayanan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat adalah: a. Adanya trevel- trevel haji yang menjanjikan kelebihan yang dimiliki dan ditawarkan dalam perjalanan haji, sehingga bagi kalangan yang mempunyai dana lebih, mereka lebih memilih trevel haji yang sudah tentu menjanjikan segala kebaikan dengan segala fasilitas yang baik dan relative memakan wakyu yang singkat. b. Banyaknya KBIH Kelompok Bimbingan Ibadah Haji yang membantu calon jamaah haji bagi mereka yang tidak ingin repot . 36

C. Konsep Jamaah Haji

1. Pengertian Haji

Haji menurut pengertian bahasa,”berarti berniat pergi, bermaksud, atau menuju ke suatu tempat tertentu ”. 37 Haji dalam pengertian istilah para ulama, ialah menuju ke Ka’bah untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Atau dengan perkataan 36 H. Madroji Alamsyah SH. S Ag, Wawancara Pribadi, Jakarta: 29 April 2010 37 Ahmad Thib Raya, Suti Musdah Mulia, h. 227 37 bahwa haji adalah mengunjungi suatu tempat tertentu dengan melakukan suatu pekerjaan tertentu . 38 Sebagaiman firman Allah, berikut ini: َ َﻌَﺟ ﷲا َﺔَﺒْﻌَﻜْا َﺖْﻴَﺒْا َﺮَﺤْا ما ﺎًﻣﺎَﻴِﻗ ِسﺎﱠﻨ ِ ةﺪﺋﺎﻤﻟا : 97 Artinya: ”Allah telah menjadikan ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat peribadatan dan urusan dunia bagi manusia”. QS. Al-Maidah : 97 39 Melaksanakan kewajiban haji, hanya sekali seumur hidup. Oleh karena itu, haji merupakan salah satu rukun Islam yang kelima yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya. Salah satu bukti bahwa haji merupakan Ibadah Mahdoh Bersifat Vertikal. Haji menurut syara’ adalah: sengaja mengunjungi Ka’bah untuk melaksanakan serangkaian amal ibadah sesuai dengan syarat dan rukun tertentu. Sebagaiman firman Allah, yaitu: ِﷲَو ﻰََ ِسﺎﱠﻨ ا ِﺣ ِﺖْﻴَﺒْا ِﻦَﻣ َعﺎَﻄَﺘْﺳا ِﻪْﻴَِإ ًﻼﻴِﺒَﺳ لا ناﺮﻤ : 97 Artinya: ”Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah”. Al-Imran:97. 40 Perintah haji yang diturunkan pada tahun itu belum dilakukan oleh Nabi dan Kaum Muslimin setahun kemudian, yaitu pada tahun ke-10 Hijriah. Ibadah haji merupakan ibadah yang besar yang setiap saat orang dapat menunaikannya, karena melaksanakan Ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik disamping kekuatan dana bagi muslim yang tinggal jauh 38 Ibid, h. 228 39 Departemen Agama RI, Hikmah Ibadah Haji, h. 4 40 Dr. Hj. Zurizal Z Aminuddin, M.Ag, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri, 2008, h. 185 38 dari Mekkah. Oleh karena itu, Allah hanya mewajibkan bagi orang-orang yang mampu hal yang perlu dicermati adalah konsep Istitha’ah, sebagai prasyarat utama bagi jamaah haji. Konsep istitha’ah yang selama ini banyak dipahami umat Islam tampaknya baru sebatas kemampuan ekonomi. Padahal dalam kajian yang bersifat teologis, Istitha’ah juga menunjukan pada nilai kemampuan yang bersifat spirit. Artinya, kemampuan ekonomi saja tidak cukup, tetapi perlu juga memiliki kemampuan dalam memahami potret lingkungan sosialnya, terutama bagi mereka yang sudah pernah haji. Bagi orang yang sudah berhaji, harusnya tidak egois mementingkan urusan haji berkali-kali tanpa menghiraukan kondisi sosial yang masih memperhatikan seperti sekarang ini . 41

2. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji BPIH