Asas Partai Masyumi MASYUMI

berarti keempat macam tujuan usaha yang diungkapkan pada anggaran dasar yang begitu ideal tidak terimplementasikan dengan baik. Pada kegiatan partai selama Lima Belas tahun nampak ada kelemahan dalam pelaksanaan program- programnya. Mungkin penyebabnya adalah lemahnya sistem menejerial keorganisasian anggota yang banyak tidak ditangani dengan sugguh-sungguh.

B. Asas Partai Masyumi

Partai Masyumi adalah partai yang berasaskan Islam, yang tujuannya adalah agar terlaksananya ajaran dan hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan negara di republik Indonesia, untuk menuju keridhaan Ilahi. Pemilihan Islam sebagai asas Partai Masyumi adalah sejalan dengan pembentukannya, cita-cita Islam sebagai ideologi Masyumi sudah nampak dari rumusan yang pertama kali diputuskan oleh Konggres Umat Islam di Jogjakart, tanggal 7-8 November 1945, yaitu pasal II, yang berbunyi 1 menegakkan kedaulatan Republik Indonesia dan Agam Islam 2 melaksanakan cita-cita Islam dalam urusan ketatanegaraan. 14 Asas tersebut mengemukakan agar semua hukum dan peraturan negara sesuai dengan hukum dan peraturan Islam. Hal ini tidak akan merugikan bagi yang berlainan agama karena ini tidak merugikan dan tidak ada prinsip Islam yang berlawanan dengan ajaran-ajaran agama-agama lain. Menurut Masyumi asas Islam, merupakan cita-cita yang bisa tumbuh dalam ketertiban dan keamanan, kekacauan akan memboroskan tenaga, harta dan jiwa,. Kekacauan 14 Prawoto Mangkusasmito, Memperingati enam tahun Masyumi, Jakarta, P.T. Hikmah, 1951 h. 6 akan meruntuhkan segala usaha dan ihtiar. Oleh karena itu partai menolak setiap usaha dari pihak manapun yang mengakibatkan kekacauan dan kelumpuhan negara serta alat-alatnya. 15 Tafsir asas yang menimbulkan pendirian partai Masyumi secara dasar terumuskan pada tahun 1952 pada konggres ke-6 bulan Agustus. Ini merupakan tonggak sejarah dalam pertumbuhan Masyumi sehingga pertikaian dapat dikembalikan pada partainya. Tafsir asas ini bermula dengan uraian entang keadaan International. Perkembangan terjadi dengan dua kekuatan dan analogi yang dibuat dengan membandingkan cerita-cerita dalam al-Quran. Yaitu Kapitalis dan Matrealisme yang menghasilkan falsafah perebutan hidup. struggle for life dan kejayaan sikuat yang mengalahakan si lemah, sehingga mengakibatkan permusuhan antara majikan dan bueruh. Dengan demikian damai tidak akan muncul karena masyarakat terpecah dalam golongan yang bermusuhan tanpa berniat untuk mengutamakan kepentingan bersama. Komunisme tidak jauh dengan pernyataan ini, dalam komunisme kesewenangan diperbaharui, hak-hak rakyat ditindas, dan dunia juga ingin direbut. 16 15 Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional, 1945-1965, Jakarta, P.T. Temprint, 1987, h. 138 16 Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Politik, Jakarta, P.T. Pustaka Utama Grafiti, 1987, h. 138.

C. Susunan Organisasi Masyumi