Majlis Syura Dewan Partai Pengurus Besar Pimpinan Bagian Penerangan Utusan Luar Negeri Bagian Barisan Sabilillah dan Hizbullah: Bagian Keuangan: Anggota-anggota:

1. Majlis Syura Dewan Partai

a. Hadratus Syeikh K.H. Hasyim Asj’ari NU, Ketua Umum b. Ki Bagus Hadikusuma Muhammadiyah, Ketua Muda I c. K.H. Wahid Hasjim NU, Ketua Muda II d. Mr. Kasman Singodimedjo Muhammadiyah, Ketua Muda III Anggota: a. R.H.M. Adnan Persatuan Penghulu dan Pegawainya, PPDP b. H. Agoes Salim Penjadar c. K.H. Abdul Wahab NU d. K.H. Sanusi PUI e. K.H. Abdul Halim PUI f. Syeh Djamil Djambek Majlis Tinggi, MIT

2. Pengurus Besar

a. Dr. Sukiman Wirjosandjojo Partai Islam Indonesia, PII, Ketua Umum b. Mr. Muhammad Roem Wakil Ketua I c. Mr. Syamsudin Wakil Ketua II d. Abikusno Tjokrosujoso PSII, Ketua Muda I e. Wali Alfatah PII Ketua Muda II f. Harsono Tjokroaminoto PSII, Sekretaris I g. Prawoto Magkusasmito Muhammadiyah, Sekretaris II h. Mr. R.A. Kasmat PII, Bendahara.

3. Pimpinan Bagian Penerangan

a. Wiwoho Purbohadidjojo, Menteri Penerangan b. K.H. Wahid Hasyim, Menteri Agama

4. Utusan Luar Negeri

a. Mr, Syamsudin, Duta Besar Indonesia di Mesir b. H. Dahlan Abdullah, Duta Besar Indonesaia di Irak c. Mohammad Roem, Komisaris Tinggi Indonesia di Negeri Belanda

5. Bagian Barisan Sabilillah dan Hizbullah:

a. K.H. Masykur NU b. W. Wondoamiseno PSII c. Hasyim Muhammadiyah d. Sulio Hadikusumo Jong Islamiten Bond, JIB

6. Bagian Keuangan:

a. Mr. R.A. Kasmat PII b. R. Prawiro Juwono Muhammadiyah c. H. Hamid BKN Muhammadiyah d. Harsono Tjokroaminoto PSII

7. Anggota-anggota:

a. K.H. Dahlan NU b. Ki Bagus Hadikusumo c. H.M. Farid Ma’ruf Muhammadiyah d. Junus Anis Muhammadiyah e. K.H. Fathurrahman NU f. Dr. Abu Hanifah g. Mohammad Natsir Persis h. S.M. Kartosuwiryo PSII Baru i. Anwar Cokro Aminoto PSII j. Dr. Syamsuddin Muhammadiyah k. Mr. Muhammad Roem Penjadar l. Mr. Syafruddin Prawiranegara Keterwakilan tokoh-tokoh berbagai organisasi Islam dalam Masyumi menceminkan sifat pluralisme sebagai “partai tunggal Islam” yang menghimpun semua potensi kekuatan politik Islam. Motif itu, menurut Yusril Ihza Mahendra didorong oleh pandangan-pandangan dasa modernisme yang positif dan optimis dalam memandang pluralisme. Perbedaan pandangan sebagai ramat Tuhan, karena perbedaan itu tidak bersifat fundamental, akan tetapi hanya berhubungan dengan masalah furu’iyah perkara-perkara kecil. Tidaklah mengherankan apabila pada akhirnya para tokoh tersebut mengambil keputusan dalam pembentukan partai Masyumi guna menyatukan golongan- golongan Islam kedalam satu partai politik yang kuat. Perakara-perkara besar yang dipandang perlu dan mendesak dilakukan menurut para tokoh pembentuk Masyumi adalah menyikapi suasana “revolusi Indonesia” dan persaingan berbagai ideologi politik dalam masyarakat Indonesia. Suasana revolusi sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Suasana tersebut tampak mempengaruhi rumusan tujuan dan program Masyumi yang kelihatan sangat patriotik dan nasionalistik. Inilah yang perlu di garis bawahi, sebagai kemantapan judul sekripsi yang penulis uraikan. Tujuan Masyumi pada kongres Umat Islam itu adalah “menegakkan kedaulatan Republik Indonesia dan Agama Islam”, dengan senantiasa melaksanakan cita-cita Islam dalam urusan kenegaraan. Pencapaian tujuan itu kemudian merumuskan program kerja sebagaimana terbaca pada paparan berikut:

D. Keanggotaan Partai Masyumi