Antimikroba yang mengganggu metabolisme sel mikroba Antimikroba yang menghambat sintesis protein mikroba Antimikroba yang mengganggumerusak membran sel mikroba

23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7 Tinjauan Tentang Antimikroba

2.7.1 Zat Antimikroba

Zat antimikroba adalah senyawa biologis atau kimia yang dapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Menurut Fardiaz 1989, zat antimikroba dapat bersifat bakterisidal membunuh bakteri, bakteristatik menghambat pertumbuhan bakteri, fungisidal, fungistatik atau menghambat germinasi spora bakteri. Kemampuan suatu zat antimikroba dalam menghambat pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu : 1 konsentrasi zat antimikroba, 2 suhu lingkungan, 3 waktu penyimpanan, 4 sifat-sifat mikroba, meliputi jenis, jumlah, umur, dan keadaan mikroba, 5 sifat-sifat fisik dan kimia makanan termasuk kadar air, pH, jenis, dan jumlah senyawa di dalamnya Frazier dan Westhoff, 1988. Kriteria ideal suatu antimikroba antara lain harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut : aman, ekonomis, tidak menyebabkan perubahan flavor, citarasa dan aroma makanan, tidak mengalami penurunan aktivitas karena adanya komponen makanan, tidak menyebabkan timbulnya galur resisten, sebaiknya bersifat membunuh daripada hanya menghambat pertumbuhan mikroba Ray, 2001. Penghambatan aktivitas antimikroba oleh komponen bioaktif tanaman dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : 1 gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, 2 peningkatan permeabilitas membran sel yang menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel, 3 menginaktifasi enzim metabolik, dan 4 destruksi atau kerusakan fungsi material genetik Branen dan davidson, 1993.

2.7.2 Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja dari antimikroba dapat digolongkan menjadi lima yaitu Berger et al., 1986 :

a. Antimikroba yang mengganggu metabolisme sel mikroba

Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar, kuman patogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam para amino benzoat PABA untuk kehidupannya. Mekanisme kerja antimikroba adalah dengan membentuk suatu 24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta senyawa yang akan berkompetisi dengan PABA. Apabila senyawa tiruan ini menang bersaing dengan PABA untuk diikut sertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Akibatnya, kehidupan mikroba akan terganggu.

b. Antimikroba yang menghambat sintesis protein mikroba

Dalam kelangsungan hidup sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Di ribosom sintesis protein berlangsung, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri terdapat dua sub unit ribosom yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S, kedua komponen ini akan bersatu pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S, sehingga dapat berfungsi pada sintesis protein. Penghambatan sintesis protein dapat terjadi dengan berbagai cara, salah satu contoh yaitu streptomisin berikatan dengan komponen ribosom 30S dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada waktu sintesis protein. Akibatnya, akan terbentuk protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba.

c. Antimikroba yang mengganggumerusak membran sel mikroba

Membran sel bakteri dapat dirusak oleh beberapa zat tertentu tanpa merusak sel inang. Akibat dari daya kerja zat ini akan terjadi perusakan membran sehingga isi sel akan keluar. Antibakteri ini berdaya kerja terhadap sel baik yang sedang tumbuh maupun yang tidak tumbuh. Misalnya, polymixin dan polyene dan antiseptik golongan surface active agent. Antimikroba golongan ini dapat merubah tegangan permukaan sehingga akan merusak permeabilitas selektif dari membran sel mikroba. Kerusakan membran sel akan menimbulkan kebocoran yang mengakibatkan keluarnya berbagai komponen sel yang esensial sehingga bakteri mengalami kematian.

d. Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba

Dokumen yang terkait

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETANOL DAUN Coleus scutellarioides TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

5 92 21

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etil Asetat Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Braine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 29 67

Uji aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Dilusi

6 31 75

Isolasi Fraksi Aktif Antibakteri dari Daun Garcinia benthami Pierre

4 44 99

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Isolasi, seleksi dan uji aktivitas antibakteri mikroba endofit dari daun tanaman garcinia benthami pierre terhadap staphylococcus aureus, bacillus subtilis, escherichia coli, shigella dysenteriae, dan salmonella typhimurium

1 55 0

Isolasi, Seleksi dan Uji Aktivitas Antibakteri Mikroba Endofit dari Daun Tanaman Garcinia benthami Pierre terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Shigella dysenteriae, dan Salmonella typhimurium

0 9 116

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun garcinia benthami pierre terhadap beberapa bakteri patogen dengan metode bioautografi

1 10 92

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Sanctum L) Terhadap Bakteri Patogen Dengan Metode KLT Bioautografi - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 78