24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
senyawa yang akan berkompetisi dengan PABA. Apabila senyawa tiruan ini menang bersaing dengan PABA untuk diikut sertakan dalam pembentukan asam
folat, maka terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Akibatnya, kehidupan mikroba akan terganggu.
b. Antimikroba yang menghambat sintesis protein mikroba
Dalam kelangsungan hidup sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Di ribosom sintesis protein berlangsung, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada
bakteri terdapat dua sub unit ribosom yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S, kedua komponen ini akan bersatu
pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S, sehingga dapat berfungsi pada sintesis protein. Penghambatan sintesis protein dapat terjadi dengan berbagai cara,
salah satu contoh yaitu streptomisin berikatan dengan komponen ribosom 30S dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada waktu sintesis
protein. Akibatnya, akan terbentuk protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba.
c. Antimikroba yang mengganggumerusak membran sel mikroba
Membran sel bakteri dapat dirusak oleh beberapa zat tertentu tanpa merusak sel inang. Akibat dari daya kerja zat ini akan terjadi perusakan membran sehingga
isi sel akan keluar. Antibakteri ini berdaya kerja terhadap sel baik yang sedang tumbuh maupun yang tidak tumbuh. Misalnya, polymixin dan polyene dan
antiseptik golongan surface active agent. Antimikroba golongan ini dapat merubah tegangan permukaan sehingga akan merusak permeabilitas selektif dari
membran sel mikroba. Kerusakan membran sel akan menimbulkan kebocoran yang mengakibatkan keluarnya berbagai komponen sel yang esensial sehingga
bakteri mengalami kematian.
d. Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba
Suatu antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel. Keseluruhan penghambatan rangkaian sintesis dinding sel tersebut akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam sel kuman lebih tinggi daripada di luar sel, maka kerusakan dinding sel kuman akan menyebabkan terjadinya lisis.
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Salah satu contoh klasik yang memiliki mekanisme antimikroba seperti ini adalah penisilin. Antibiotik ini menyebabkan penghambatan ikatan sebrang silang.
Pada konsentrasi rendah, penisilin menghambat pembentukan ikatan glikosida, sehingga pembentukan dinding sel baru akan terganggu dapat dilihat dari bakteri
dengan bentuk sel yang panjang tanpa dinding sekat. Pada konsentrasi tinggi, ikatan sebrang silang terganggu dan pembentukan dinding sel terhenti. Kepekaan
bakteri terhadap penisilin tergantung pada kemampuan mikroorganisme menghasilkan enzim beta-laktamase enzim ini dapat merusak daya kerjanya.
e. Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat
Antimikroba tertentu dapat berikatan dengan enzim polimerase RNA pada sub unit sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim tersebut, ada
pula antimikroba yang menghambat aktivitas satu sub unit dari enzim DNA girase pada kuman yang fungsinya menata kromosom yang sangat panjang menjadi
bentuk spiral sehingga dapat termuat dalam sel bakteri yang berukuran sangat kecil. Hambatan pada aktivitas DNA girase akan menyebabkan kematian pada sel
mikroba.
2.8 Antimikroba Pembanding 2.8.1 Kloramfenikol Depkes RI, 1995 dan Pratiwi, 2008
Kloramfenikol adalah antibiotik berspektrum luas, yaitu antibiotik yang dapat menghambat bakteri Gram positif dan negatif aerob dan anaerob. Karakteristik
kloramfenikol yang digunakan sebagai antibakteri pembanding adalah sebagai berikut :
a. Nama lain : D-treo---2,2-Dikloro-N- [β-hidroksi-α-hidroksimetil-p-
nitrofenetil]asetamida b. Rumus kimia : C
12
H
12
Cl
2
N
2
O
5
c. Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan.
d. Kelarutan : sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.
e. Mekanisme kerja : antibiotik memberikan efek dengan cara bereaksi pada sub unit 50S ribosom dan menghalangi aktivitas enzim peptidil
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
transferase. Enzim ini berfungsi untuk membentuk ikatan peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNA dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang, sebagai akibatnya, sintesis protein bakteri akan terhenti seketika.
27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium Steril dan Laboratorium Penelitian I Progam Studi Farmasi FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dimulai pada bulan Desember 2014 hingga bulan Mei 2015.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain, botol maserasi, gelas ukur PYREX, beaker glass DURAN, tabung reaksi IWAKI,
Erlenmeyer DURAN, corong PYREX, cawan penguap, batang pengaduk, spatel, pinset, jarum ose, mikropipet BIO RAD, pipet tetes, cawan petri
NORMAX, bunsen, hot plate, timbangan analitik AND, rotary evaporator EYELA, blender, autoklaf HIRAYAMA, oven WTB BINDER, incubator
FRANCE ETUVES, refrigerator, laminar air flow SPEG AIR TECH, dan vortex.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain, daun Garcinia benthami Pierre yang diperoleh dari Kebun Raya Bogor dan telah dideterminasi di
Pusat Penelitin Biologi-LIPI, akuades, pelarut n-heksan, etil asetat, metanol, DMSO 10, larutan p-iodonitrotetrazolium violet INT SIGMA, NaCl
fisiologis, mikroba uji, plat KLT silica gel 60 F
254
MERCK, medium Nutrient Agar NA, Brain Heart Infussion BHI, dan kloramfenikol INDOFARMA.
3.2.3 Mikroba Uji
Bakteri yang digunakan diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi UI, antara lain :
1. Staphylococcus epidermidis ATCC 12228
2. Bacillus subtillis ATCC 6633