Faktor-faktor penyebab obesitas Obesitas

Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Obesitas

1 . Defenisi obesitas Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan atau kegemukan yang berlebihan KBBI, 1996. Papalia dan Olds 1995 mengatakan bahwa obesitas atau kegemukan terjadi jika individu mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan. Sarafino 1998 juga mengatakan bahwa obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang berlebih dalam bentuk lemak yang berdampak buruk bagi kesehatan. Pengertian obesitas dalam psikologis menurut Wurtman Wurtman 1996 adalah simpanan energi yang berlebihan dalam bentuk lemak, yang berdampak buruk bagi kesehatan dan perpanjang usia. Dari penjelasan-penjelasan dapat disimpulkan bahwa obesitas merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.

2. Faktor-faktor penyebab obesitas

Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Zainun Mu’tadin 2002 mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebab obesitas diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak olahraga, emosi, dan faktor lingkungan. a Genetik Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010. Seringkali kita menjumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga yang salah satu atau kedua orang tuanya gemuk juga. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Dengan demikian tidak heran apabila bayi yang dilahirkan pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar. b Kerusakan pada salah satu bagian otak Perilaku makan seseorang dikendalikan oleh sistem pengontrol yang terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus merupakan sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dari darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral HL yang menggerakan nafsu makan awal atau pusat makan; hipotalamus ventromedial HVM yang bertugas merintangi nafsu makan pemberhentian atau pusat kenyang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusakhancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum diberi infus. Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan. c Pola makan berlebihan Pola makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang kegemukan. Orang yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding dengan orang yang memiliki Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010. berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Mereka cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan. d Kurang gerak atau olahraga Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi tubuh. Pengeluaran energi ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1 tingkat aktivitas dan olah raga secara umum; 2 angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal. Walaupun aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga dari pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang kegemukan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Ketika berolahraga kalori terbakar, makin sering berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang bekerja dengan duduk seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolisme normal. e Pengaruh emosional Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan makanan sebagai pelarian untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya. Makanan juga sering dijadikan sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010. kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan menyebabkan terjadinya kegemukan. f Lingkungan Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan.

3. Dampak obesitas