Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Suami

yang disebabkan oleh komplikasi akibat kehamilan perdarahan, infeksi, maka partisipasi suami yang sangat diharapkan yang dapat diwujudkan dalam bentuk suami SIAGA yaitu: a. Siap, suami hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan. b. Antar, suami hendaknya merencanakan angkutan dan menyediakan donor darah jika diperlukan. c. Jaga, suami hendaknya mendampingi istri selama proses dan selesai persalinan. 4. Membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan Agar ibu dan bayinya sehat, maka setelah melahirkan perlu mendapat perhatian khusus dari suami maupun keluarganya. Bayi dan ibu sehat maka angka kematian ibu maupun bayi dapat dihindarkan, sehingga berdampak pada penurunan AKI dan AKB Partisipasi suami dalam hal ini antara lain: a. Mengetahui apa yang disebut masa nifas. b. Mengingatkan dan mendorong istri agar memberikan ASI yang pertama kolostrum kepada sang bayi. c. Menemani istri untuk membawa bayinya mendapatkan imunisasi.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Suami

Menurut Cholill et all 1998 beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi suami dalam perlindungan kesehatan reproduksi istri ibu adalah: Universitas Sumatera Utara a. Budaya Diberbagai wilayah Indonesia terutama didalam masyarakat yang masih tradisional patrilineal menganggap bahwa kaum pria tidak sederajat dengan kaum wanita, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami saja. Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami terhadap kesehatan reproduksi istri, misal: kualitas dan kuantitas makanan yang lebih baik dibanding istri maupun anak karena menganggap suamilah yang mencari nafkah dan sebagai kepala rumah tangga sehingga asupan zat gizi mikro untuk istri kurang, suami tidak empati atau peduli dengan keadaan ibu yang sedang hamil maupun menyusui anak dan lain-lain. Beberapa cara merubah budaya di atas antara lain: 1. Persepsi mengenai kesetaraan gender perlu diberikan dan disosialisasikan sejak dini melalui kegiatan formal sekolah maupun non formal kelompok masyarakat, dan diaplikasikan ke dalam praktek kehidupan sehari-hari. 2. Penyuluhan pada sarana maupun tempat dimana pria sering berkumpul dan berinteraksi misalnya tempat kerja. Club, tukang cukur, dll 3. Berikan informasi sesering mungkin dengan stimulus yang menarik perhatian. 4. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih mempunyai perasaan malu dan sungkan kepada lingkungan sekitar, oleh karena itu pada pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu GSI perlu dipikirkan sesuatu atau kegiatan yang dapat memotivasi kepala keluarga untuk segera merealisasikan kepeduliannya kepada istri. Universitas Sumatera Utara b. Pendapatan Pada masyarakat kebanyakan, 75-100 penghasilannya dipergunakan untuk membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga yang setiap bulan bersaldo rendah. Sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan karena tidak mempunyai kemampuan untuk membayar. Secara konkrit dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga tidak mempunyai alasan untuk tidak memperhatikan kesehatan istrinya karena permasalahan keuangan. c. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan suami maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya semakin berkurang sehingga suami akan kesulitan mengambil keputusan secara efektif. Akhirnya, pandangan baru yang perlu diperkenalkan dan lebih dispesialisasikan kembali untuk memberdayakan kaum suami mendasarkan pada pengertian bahwa: 1. Suami memainkan peranan yang sangat penting, terutama dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan kesehatan reproduksi pasangannya 2. Suami sangat berkepentingan terhadap kesehatan reproduksi pasangannya 3. Saling pengertian serta kesetimbangan peranan antara kedua pasangan dapat membantu meningkatkan perilaku yang kondusif terhadap peningkatan kesehatan reproduksi Universitas Sumatera Utara 4. Pasangan yang selalu berkomunikasi tentang perencanaan keluarga maupun kesehatan reproduksi yang satu dengan yang lainnya akan mendapatkan keputusan yang lebih efektif dan lebih baik. Begitu pentingnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan, namun keadaan ini masih merupakan keadaan kecil di masyarakat Indonesia. 2.4 Konsep Kehamilan 2.4.1 Pengertian

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Dukungan Suami Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada Wanita Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 85 131

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

5 130 96

Pengaruh Pengetahuan, Kepercayaan dan Adat Istiadat terhadap Partisipasi Suami dalam Perawatan Kehamilan Istri di Kelurahan Pintu Sona Kabupaten Samosir

0 34 105

Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

3 62 63

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun Tentang Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010

5 62 89

Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentang Keluarga Sadar Gizi Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan Kota Padang Sidimpuan Tahun 2010

7 60 78

Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Timur Tahun 2010

0 33 57

Hubungan Pengetahuan Dan Frekuensi Anc Dengan Sikap Dalam Persiapan Laktasi Di Wilayah Kabupaten Pekalongan Tahun 2016

0 4 8

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 18

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN,PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PARTISIPASI SUAMI DALAM PROGRAM KB MOP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKUNCEN

0 0 17