Persamaan Regresi Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

3. Analisis Regresi

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Pengolahan data menggunakan regresi linear dilakukan dengan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen,yaitu dengan melihat pengaruh BL = fPAD, DAU, DBH. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.10 Analisis Hasil Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6,047 48,776 ,124 ,902 PAD ,380 ,761 ,083 ,499 ,621 DAU ,627 ,249 ,433 2,521 ,017 DBH ,590 ,324 ,276 1,820 ,078 a Dependent Variable: BL Sumber: Data yang diolah penulis, 2010. Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai beikut: Y = 6,047 + 0,380 X1 + 0,627 X2 + 0,590 X3 + ε Keterangan : 1 Konstanta sebesar 6,047 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X 1 = 0, X 2 = 0 dan X 3 = 0 maka Belanja Langsung sebesar 6,047. Universitas Sumatera Utara 2 β 1 sebesar 0,380 menunjukkan bahwa setiap kenaikan PAD sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Belanja Langsung sebesar 0,380 dengan asumsi variabel lain tetap. 3 β 2 sebesar 0,627 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DAU sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Belanja Langsung sebesar 0,627 dengan asumsi variabel lain tetap. 4 β 3 sebesar 0,590 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DBH sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Belanja Langsung sebesar 0,590 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen Universitas Sumatera Utara meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,599a ,359 ,297 83,29572 1,709 a Predictors: Constant, DBH, PAD, DAU b Dependent Variable: BL Sumber: Data yang diolah penulis, 2010. Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,599 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara Belanja Langsung dengan variabel independennya DAK, PAD, DBH kuat karena berada diatas 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,297. Hal ini berarti 29,70 variasi atau perubahan dalam Belanja Langsung dapat dijelaskan oleh variasi dari DAK, PAD dan DBH, sedangkan sisanya 70,30 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Standar Error of Estimate SEE adalah 83,29572, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

6 89 104

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi

1 37 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 20

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moder

0 0 15