Pengertian Dana Bagi Hasil Pengertian Belanja Langsung Klasifikasi Belanja Langsung

ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah.

5. Dana Bagi Hasil DBH

a. Pengertian Dana Bagi Hasil

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 Pasal 1, Dana Bagi Hasil DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DBH dilakukan berdasarkan prinsip by origin daerah penghasil dan penyaluran bedasarkan realisasi penerimaan.

b. Klasifikasi Dana Bagi Hasil

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 Pasal 11, DBH bersumber dari: 1 Pajak; DBH yang berasal dari pajak adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan, Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21. Penetapan Alokasi DBH Pajak ditetapkan oleh Menteri Keuangan. DBH Pajak s e n di r i disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah. Universitas Sumatera Utara a DBH PBB Penerimaan Negara dari PBB dibagi dengan imbangan 10 sepuluh persen untuk Pemerintah dan 90 sembilan puluh persen untuk daerah. DBH PBB untuk daerah sebesar 90 sembilan puluh persen dibagi dengan rincian sebagai berikut: 16,2 enam belas dua persepuluh persen untuk provinsi yang bersangkutan, 64,8 enam puluh empat delapan persepuluh persen untuk kabupatenkota yang bersangkutan, dan 9 sembilan persen untuk biaya pemungutan. Bagian Pemerintah sebesar 10 sepuluh persen dialokasikan kepada seluruh kabupaten dan kota. Alokasi untuk kabupaten dan kota sebagaimana dimaksud dibagi dengan rincian sebagai berikut: 6,5 enam lima persepuluh persen dibagikan secara merata kepada seluruh kabupaten dan kota, dan 3,5 tiga lima persepuluh persen dibagikan sebagai insentif kepada kabupaten dankota yang realisasi penerimaan PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan pada tahun anggaran sebelumnya mencapaimelampaui rencana penerimaan yang ditetapkan. b DBH BPHTB Penerimaan Negara dari BPHTB dibagi dengan imbangan 20 dua puluh persen untuk Pemerintah Pusat dan 80 delapan puluh persen untuk daerah. DBH BPHTB untuk daerah sebesar 80 delapan puluh persen dibagi dengan rincian sebagai berikut: 16 Universitas Sumatera Utara enam belas persen untuk provinsi yang bersangkutan; dan 64 enam puluh empat persen untuk kabupatenkota yang bersangkutan. Bagian Pemerintah sebesar 20 dua puluh persen dialokasikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupaten dan kota. Penyaluran DBH BPHTB dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan BPHTB tahun anggaran berjalan. Penyaluran DBH BPHTB dilaksanakan secara mingguan. Penyaluran DBH BPHTB dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205PMK.072009. c DBH PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21 Penerimaan Negara dari PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21 dibagikan kepada daerah sebesar 20 dua puluh persen. DBH PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21 dibagi dengan rincian sebagai berikut: 8 delapan persen untuk provinsi yang bersangkutan; dan 12 dua belas persen untuk kabupatenkota dalam provinsi yang bersangkutan. DBH PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21 dibagi dengan rincian berikut: 8,4 delapan empat persepuluh persen untuk kabupatenkota tempat wajib pajak terdaftar; dan 3,6 tiga enam persepuluh persen untuk seluruh kabupatenkota dalam provinsi yang bersangkutan dengan bagian yang sama besar. Universitas Sumatera Utara 2 Sumber Daya Alam. DBH Sumber Daya Alam berasal dari: a Kehutanan DBH Sumber Daya Alam Kehutanan dari: Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan IIUPH, Provisi Sumber Daya Hutan PSDH dan Dana Reboisasi DR. DBH Kehutanan yang berasal dari IIUPH untuk daerah sebesar 80 delapan puluh persen dibagi dengan rincian: 16 enam belas persen untuk provinsi yang bersangkutan dan 64 enam puluh empat persen untuk kabupatenkota penghasil. DBH Kehutanan yang berasal dari PSDH untuk daerah sebesar 80 delapan puluh persen dibagi dengan rincian: 16 enam belas persen untuk provinsi yang bersangkutan, 32 tiga puluh dua persen untuk kabupatenkota penghasil dan 32 tiga puluh dua persen untuk kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. DBH Kehutanan yang berasal dari PSDH dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. DBH Kehutanan yang berasal dari DR sebesar 40 empat puluh persen dibagi kepada kabupatenkota penghasil untuk mendanai kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. b Pertambangan Umum DBH Pertambangan Umum berasal dari : Iuran Tetap Land- rent, Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi Royalty. DBH Universitas Sumatera Utara Pertambangan Umum dari Iuran Tetap sebesar 80 delapan puluh persen yang berasal dari wilayah kabupatenkota dibagi dengan rincian 16 enam belas persen untuk provinsi yang bersangkutan dan 64 enam puluh empat persen untuk kabupatenkota penghasil. DBH Pertambangan Umum dari Iuran Eksplorasi sebesar 80 delapan puluh persen yang berasal dari wilayah kabupatenkota dibagi dengan rincian: 16 enam belas persen untuk provinsi yang bersangkutan, 32 tiga puluh dua persen untuk kabupatenkota penghasil dan 32 tiga puluh dua persen untuk kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. DBH Pertambangan Umum, dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. DBH Pertambangan Umum dari Iuran Eksploitasi yang berasal dari wilayah provinsi adalah sebesar 80 delapan puluh persen untuk provinsi yang bersangkutan DBH pertambangan umum sebesar 80 delapan puluh persen yang berasal dari wilayah propinsi di bagi dengan rincian: 26 dua puluh enam persen untuk provinsi yang bersangkutan dan 54 lima puluh empat persen untuk kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. DBH Pertambangan Umum dibagikan dengan porsi Universitas Sumatera Utara yang sama besar untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. c Perikanan DBH Perikanan berasal dari: Pungutan Pengusahaan Perikanan dan Pungutan Hasil Perikanan. DBH Perikanan untuk daerah sebesar 80 delapan puluh persen dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupatenkota. d Pertambangan Minyak Bumi Sesuai amanat Undang-undang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, untuk Minyak Bumi dibagi dengan imbangan 84,5 untuk Pemerintah Pusat dan 15,5 untuk Pemerintah Daerah. Pada Pasal 19 ayat 2 dan 3 Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 dijelaskan secara terperinci terkait Dana Bagi Hasil DBH yang diterima Pemerintah Daerah. DBH Minyak Bumi sebesar 15,5 dibagi dengan rincian, 3 dibagikan untuk Provinsi yang bersangkutan, 6 KabupatenKota penghasil, 6 untuk KabupatenKota lainnya dalam Provinsi yang bersangkutan dan sisanya sebesar 0,5 dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar. e Pertambangan Gas Bumi Sesuai amanat Undang-Undang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, untuk Gas Bumi dibagi dengan imbangan 69,5 untuk Universitas Sumatera Utara Pemerintah Pusat dan 30,5 untuk Pemerintah Daerah. Untuk DBH Gas Bumi sebesar 30,5 dibagi dengan rincian, 6 KabupatenKota yang bersangkutan, 12 untuk KabupatenKota penghasil, 12 dibagikan untuk KabupatenKota lainnya dalam Provinsi yang bersangkutan dan sisanya sebesar 0,5 dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar. f Pertambangan Panas Bumi DBH Pertambangan Panas Bumi berasal dari: Setoran Bagian Pemerintah, Iuran Tetap dan Iuran Produksi. DBH Pertambangan Panas Bumi untuk daerah sebesar 80 delapan puluh persen dan dibagi dengan rincian: 16 enam belas persen untuk provinsi yang bersangkutan, 32 tiga puluh dua persen untuk kabupatenkota penghasil dan 32 tiga puluh dua persen untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. DBH Pertambangan Panas Bumi dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk semua kabupatenkota dalam provinsi yang bersangkutan.

6. Belanja Langsung

a. Pengertian Belanja Langsung

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri 132006 Pasal 36 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja langsung merupakan Universitas Sumatera Utara belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program kegiatan.

b. Klasifikasi Belanja Langsung

Berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 Pasal 50, Belanja Langsung dikelompokkan menjadi : 1 Belanja Modal Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Belanja Modal dapat diaktegorikan dalam 5 lima kategori utama: i. Belanja Modal Tanah ii. Belanja Modal Peralatan dan Mesin iii. Belanja Modal Gedung dan Bangunan iv. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan v. Belanja Modal Fisik Lainnya 2 Belanja Barang dan Jasa Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelianpengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 Universitas Sumatera Utara dua belas bulan danatau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Pembelianpengadaan barang dan atau pemakaian jasa mencakup belanja barang pakai habis, bahanmaterial, jasa kantor, premi asuransi,perawatan kendaraan bermotor, cetakpenggandaan, sewa rumahgedunggudangparkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari- hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai. 3 Belanja pegawai Belanja pegawai dalam hal ini untuk pengeluaran honorariumupah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sihite 2009 melakukan penelitian untuk menguji pengaruh DBH, DAK, dan PAD terhadap Belanja Langsung pada KabupatenKota di Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25 Kabupaten dan Kota dengan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa baik secara parsial maupun simultan, DBH, Universitas Sumatera Utara DAK, dan PAD berpengaruh positif terhadap Belanja Langsung. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya t hitung untuk variabel DAK sebesar 7,423 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan t tabel adalah 2,012896 sehingga t hitung t tabel 9,522 2,012896, DAK secara individual mempengaruhi Belanja Langsung. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,000 0,05, maka H ditolak dan H a diterima, artinya DAK berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Langsung. T hitung untuk variabel PAD sebesar 6,026 sedangkan t tabel adalah 2,012896, sehingga t hitung t tabel 6,026 2,012896, maka PAD berpengaruh terhadap Belanja Langsung secara individual. Signifikansi 0,000 menyimpulkan bahwa sig penelitian 0,05 0,000 0,05, maka H ditolak dan H a diterima, artinya PAD berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Langsung. Besarnya t hitung untuk variabel DBH sebesar 4,432 sedangkan t tabel adalah 2,012896, sehingga t hitung t tabel 4,432 2,012896, maka DBH berpengaruh terhadap Belanja Langsung secara individual. Signifikansi 0,000 menyimpulkan bahwa sig penelitian 0,05 0,000 0,05, maka H ditolak dan H a diterima, artinya DBH berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Langsung. Berdasarkan uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 150,467 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F tabel sebesar 2,806845 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa DBH, DAK dan PAD berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Belanja Langsung karena F hitung F tabel 150,467 2,806845 dan sig penelitian 0,05 0,000 0,05. Universitas Sumatera Utara Sari 2009 melakukan penelitian untuk menguji pengaruh DAU dan PAD terhadap Belanja Langsung pada KabupatenKota di Provinsi Riau. Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 Kabupaten dan Kota dengan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa secara parsial, hanya DAU yang berpengaruh positif terhadap Belanja Langsung, dan secara simultan DAU, dan PAD berpengaruh positif terhadap Belanja Langsung. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan untuk DAU sebesar 0,045 yang menunjukkan angka 0,05 0,045 0,05, maka H ditolak dan H a diterima, artinya DAU berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Langsung. Signifikansi untuk variabel PAD sebesar 0,374 yang menyimpulkan bahwa sig penelitian 0,05 0,374 0,05, maka H diterima dan H a ditolak, artinya PAD tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Langsung. Berdasarkan uji ANOVA atau F test, diperoleh tingkat signifikansi 0,025. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa DAU dan PAD berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Belanja Langsung karena sig penelitian 0,05 0,000 0,05. Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Khusus DAK, Pendapatan Asli Daerah PAD dan Belanja Langsung dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Hasil Penelitian terdahulu

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1.

Kerangka Konseptual Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu PAD X1, DAU X2, dan DBH X3 serta satu variabel dependen yaitu Belanja Langsung Y. Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa untuk pelaksanaan Peneliti Tahun Penelitian Sampel Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Sihite 2009 Pengaruh DBH, DAK, dan PAD terhadap Belanja Langsung pada KabKota di Sumut 25 KabKota di Sumut periode 2006 sampai 2007 DBH X1 DAK X2 PAD X3 BL Y Analisis regresi berganda DBH, DAK dan PAD baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif terhadap belanja langsung. Sari 2009 Pengaruh DAU dan PAD terhadap Belanja Langsung pada KabKota di Provinsi Riau 8 KabKota di Provinsi Riau periode 2005 sampai 2008 DAU X1 PAD X2 Belanja Langsung Y Analisis regresi berganda Secara parsial, hanya DAU yang berpengaruh signifikan positif terhadap belanja langsung, sedangkan PAD tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Langsung Secara simultan, PAD dan DAU mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Belanja Langsung. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

6 89 104

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi

1 37 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 20

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moder

0 0 15