Pengetahuan Knowledge Sikap Attitude

• Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. • Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Bloom 1908 dalam Notoatdmojo 2005 membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain yakni: kognitif, afektif dan psikomotor yang dalam perkembangan selanjutnya dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

2.2.1 Pengetahuan Knowledge

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suau objek tertentu. Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat memepengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pegetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai. Seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan orang lain yang pendidikannya lebih tinggi. Karena sekalipn berpendidikan rendah, jika orang tersebut rajin mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik Fikawati, R., Syafiq, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Sikap Attitude

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan fakta pendapat dan emosi yang bersangkutan. Campbell 1950 mendefinisikan yakni: An individuals attitude is syndrome of response consistency with regard to object. Jadi jelas, di sini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Menurut Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2005 sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu: a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek c. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Sebagai contoh, jika seorang mahasiswi telah mendengar mengenai osteoporosis penyebabnya,faktor risiko, pencegahan, dan sebagainya, maka dengan pengetahuan yang dimilikinya ini akan membawa mahasiswi tersebut untuk berpikir dan berusaha supaya dirinya terhindar dari osteoporosis di kemudian hari. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga mahasiswi tersebut berniat mengonsumsi makanan yang kaya kalsium supaya simpanan kalsium didalam tulangnya dapat mencegah osteoporosis yang bisa saja terjadi pada kehidupan di masa tuanya. Hal ini berarti mahasiswi tersebut memiliki sikap terhadap pemenuhan kecukupan kalsium Notoatmodjo, 2005. Sikap positif sangat berperan penting dalam penanggulangan masalah kurang konsumsi kalsium pada wanita. Dari sikap dapat dilihat bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memenuhi kecukupan kalsium hariannya, bagaimana penilaian atau pendapatnya terhadap makanan yang mampu memenuhi kecukupan kalsium serta pendapat mengenai cara mengatasi kekurangan asupan kalsium dari makanan. Sikap negatif yang sering menjadi masalah dalam konsumsi kalsium adalah bahwa wanita sering menilai bahwa susu merupakan nutrisi yang kaya akan lemak sehingga wanita cenderung menghindari produk susu dan olahannya karena sering didapati bahwa wanita cenderung Universitas Sumatera Utara menghindari makanan yang mengandung lemak French, M.R., et al, 2008. Padahal susu dan olahannya merupakan sumber kalsium yang paling baik. Apabila seorang wanita memilki pengetahuan yang baik mengenai sumber kalsium dari makanan, maka ia akan mempertimbangkan susu skimnonfat yang rendah lemak namun kaya akan kandungan kalsium.

2.2.3 Tindakan Practice