resorpsi, konsumsi kalsium yang adekuat dianjurkan sebelum penuaan terjadi Almatsier, 2004. FDA 1998 dalam Annual Edition Nutrition 20002001
2000 menyatakan konsumsi kalsium yang adekuat selama hidup dapat membantu mempertahankan kesehatan tulang melalui peningkatan sebanyak
mungkin secara genetik jumlah tulang yang dibentuk pada masa remaja dan tahap awal dewasa serta dapat membantu memperlambat kecepatan kehilangan tulang
yang terjadi pada kehidupan selanjutnya. Kalsium dalam tulang merupakan sumber kalsium darah. Walaupun
makanan kurang mengandung kalsium, konsentrasinya dalam darah akan tetap normal Almatsier, 2004.
Pengaruh hormon-hormon lain terhadap kerangka tubuh Kerangka tubuh dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan, hormon seks,
tiroksin, dan kortikosteroid. Kekurangan estrogen hormon seks pada perempuan menyebabkan kehilangan bahan tulang atau osteoporosis. Tampaknya hal ini
menjelaskan mengapa wanita menopause rentan terhadap osteoporosis, hal in terjadi karena penurunan estrogen secara drastis pada masa tersebut. Kebanyakan
hormon tiroksin juga meyebabkan percepatan penggantian kalsium dengan resorpsi yang lebih cepat yang pada akhirnya menyebabkan kalsium darah
meningkat dan terjadi osteoporosis Almatsier, 2004.
2.1.5 Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan
Tinjauan ulang mengenai kebutuhan sehari-hari berbagai nutrien esensial telah diterbitkan oleh Food and Nutrition Board of the National Research Council
sebagai kecukupan nutrisi yang dianjurkan Recommended Dietary AllowancesRDA Murray,dkk, 2003. RDA adalah standar di Amerika yang
berisi kebutuhan rata-rata zat gizi per hari yang dianjurkan sehingga suatu masyarakat dapat hidup sehat. Di Indonesia RDA dikenal dengan Angka
Kecukupan Gizi yang ditetapkan melalui Kongres Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi WKNPG FKM UI, 2007.
AKG atau RDA adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk
Universitas Sumatera Utara
mencegah defisiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika, dan keadaan fisiologis, seperti hamil
atau menyusui Fikawati, R., Syafiq, 2007. Untuk pertama kalinya sejak RDA dipublikaskan tahun 1989, pemerintah
federal di Amerika akhirnya meningkatkan rekomendasi asupan kalsium harian NAS, 1997. Hal ini berdasarkan temuan riset terbaru yang dilakukan The Food
and Nutrition Board di National Academy of Sciences yang menyatakan bahwa peningkatan rekomendasi asupan kalsium dapat mencegah perburukan tulang.
Rekomendasi terbaru tersebut dinamakan Dietary Reference Intakes DRI yang merupakan perluasan dari cakupan dan aplikasi RDA Soliah, 2000. Di
Indonesia WKNPG VIII telah diselenggarakan pada tahun 2003 dan hasilnya AKG telah dipublikasikan tahun 2004. Berikut ini akan disajikan tabel yang
memuat asupan kalsium yang direkomendasikan antara masyarakat di Indonesia dan Amerika.
Tabel 2.1 Dietary Reference Intakes for Calcium LIFE STAGE GROUP
CALCIUM MGDAY ADEQUATE INTAKE
Infants
• 0-6 bulan
• 6-12 bulan
210 270
Anak-anak
• 1-3 tahun
• 4-8 tahun
500 800
Laki-lakiPerempuan
•
9-18 tahun
• 19-50 tahun
• 51 tahun
1300
1000 1200
Sumber : National Academy of Sciences- Institute of Medicine 1997 Dietary Reference Intakes. Washington, DC: National Academy Press
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi Kalsium 2004 bagi orang Indonesia No
Kelompok Umur Kalsium mghari
1. Anak
• 0-6 bulan
• 7-12 bulan
• 1-3 tahun
• 4-6 tahun
• 7-9 tahun
200 400
500 500
600 2.
Laki-laki
• 10-18 tahun
• 19-29 tahun
• 30-49 tahun
• 50-64 tahun
• 60 tahun
1000 800
800 800
800 3.
Wanita
• 10-18 tahun
•
19-29 tahun
• 30-49 tahun
• 50-64 tahun
• 60 tahun
1000
800
800 800
800 4.
Wanita hamil tambahan
• Trimester 1
• Trimester 2
• Trimester 3
+150 +150
+150 5.
Wanita menyusui tambahan
• 6 bulan pertama
• 6 bulan kedua
+150 +150
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII , 2004.
Universitas Sumatera Utara
Jika mengacu pada WKNPG VIII, AKG indonesia untuk anjuran kalsium masih rendah sekali dibandingkan RDA yang dipakai di Amerika. Bahkan di AS,
telah dilakukan kenaikan AKG kalsium khususnya dengan memperhatikan kaitan antara konsumsi kalsium saat remaja dengan risiko fraktur osteoporotik di
kemudian hari. Penyusunan AKG kalsium di indonesia seharusnya memepertimbangkan kebutuhan kalsium untuk hari tua, yaitu pengurangan risiko
fraktur tulang akibat osteoporosis. Memang periode laten akibat defesiensi kalsium adalah panjang, dan ini akan menutupi kebutuhan konsumsi kalsium yang
lebih tinggi, khususnya jika ada bias defesiensi latensi pendek dan paradigma satu penyakit akibat defesiensi satu zat gizi Heaney, 2003.
2.1.6 Sumber Kalsium