HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE

h. Penyesuaian diri dengan ambang usia lanjut Orang pada usia madya sering mengalami ketakutan menghadapi usia lanjut, dan akibatnya mereka sering merasa tidak tenang. Biasanya mereka tidak mempersiapkan diri secara memadai dalam melakukan penyesuaian yang diperlukan semasa usia lanjut. Dengan demikian banyak dari mereka yang menghadapi usia lanjut sebagai salah satu periode hidup yang paling mengecewakan. Oleh karena itu apabila seseoang ingin menyesuaikan diri dengan baik pada masa tuanya, ia harus membuat persiapan yang baik agar dapat menghadapi masa tua dengan lebih baik.

E. HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE

Salah satu gejala psikologis ketika menopause adalah kecemasan. Nugroho 2002 menyatakan bahwa kecemasan yang dialami seseorang pada saat menopause erat hubungannya dengan proses menopause itu sendiri, dimana kadar estrogen yang mulai menurun dapat menimbulkan kecemasan. Mustopo 2005 juga menyatakan bahwa kesehatan, pikiran dan ketenangan dipengaruhi oleh hormon estrogen. Banyak wanita yang mengeluh bahwa setelah menopause mereka berubah menjadi pencemas. Kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan munculnya kegelisahan, kebingungan, ketakutan dan kekhawatiran, dimana perasaan ini berhubungan dengan aspek-aspek subjektif dan emosi yang hanya dapat dirasakan oleh orang yang bersangkutan, dimana akibatnya dapat Universitas Sumatera Utara diketahui secara langsung dalam bentuk fisiologis Calhoun dan Acolella,1995. Kartono 1981 juga menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan yang ditandai dengan emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung dan marah, serta sering berada dalam keadaan gelisah. Kecemasan yang dialami seseorang selama menopause dipengaruhi oleh sikap orang tersebut terhadap menopause, dimana menopause sering dilihat sebagai sesuatu yang menakutkan bagi wanita Dacey Travers, 2002. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran seseorang bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar dan tidak cantik lagi. Padahal, masa menopause merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya, dan kecemasan yang mereka alami dapat menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini Kasdu, 2002. Agar dapat menjalani menopause dengan baik, diperlukan kemauan diri untuk memandang hidup sebagai sebuah harapan, dan dibutuhkan pikiran yang positif dalam memandang setiap kejadian peristiwa yang dialami. Apabila seseorang dapat berpikir secara positif, maka mereka dapat melalui masa menopause dengan mudah. Namun sebaliknya, apabila orang tersebut berpikir negatif tentang menopause, maka keluhan-keluhan yang muncul akan semakin memberatkan hidupnya. Oleh karena itu penting bagi seseorang untuk berpikir secara positif bahwa menopause merupakan sesuatu yang sifatnya alami, sama halnya seperti fase kehidupan yang lain. Sikap positif tersebut dapat muncul apabila ada bantuan dari orang-orang disekitarnya Kasdu, 2002. Selain itu beberapa penelitian Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa perasaan- perasaan negatif yang dialami seseorang selama menopause berhubungan dengan rendahnya dukungan yang diperoleh dalam hidupnya Dacey Travers, 2002. Bantuan, perhatian, atau kenyamanan yang dirasakan seseorang yang diterimanya dari orang lain disebut dengan dukungan sosial Cobb,dkk dalam Sarafino, 1998. Dukungan sosial merupakan berbagai macam dukungan yang diterima oleh seseorang dari orang lain, dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari kelompok. Kasdu 2002 menyatakan bahwa pengertian, penerimaan dan dukungan dari suami sangat besar artinya bagi wanita yang menjalani menopause. Komunikasi dan keterbukaan diantara keduanya dapat membantu seseorang menjalani menopausenya dengan lebih baik. Peran positif dari suami akan membuat seorang wanita berpikir bahwa kehadirannya masih sangat dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan.

E. HIPOTESIS PENELITIAN