Manfaat Biogas Pemanfaatan Limbah Ternak Sebagai Biogas dan Pupuk Organik .1 Limbah Ternak

dan gula fruktosa. Ubi jalar dapat pula digunakan sebagai bahan baku makanan olahan seperti mie dan roti. Ubi jalar juga dapat dikemas dalam bentuk pasta yang dipergunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Ubi jalar diberbagai negara maju digunakan sebagai bahan baku dalam kegiatan bermacam industri seperti tekstil, industri farmasi, industri fermentasi, industri lem, kosmetika, dan pembuatan sirup. Ubi jalar di Amerika Serikat diolah menjadi gula fruktosa yang digunakan sebagai bahan baku industri minuman coca cola. Ubi jalar di dalam negeri digunakan sebagai bahan baku pembuatan saus. Gambar 5 Daun ubi jalar putih varietas lokal. Ubi jalar mempunyai limbah yang berupa batang dan daun Gambar 5, dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak. Pucuk-pucuk daun ubi jalar muda yang masih segar dapat juga dimanfaatkan untuk membuat sayur Juanda dan Cahyono 2000; Rukmana 1997.

2.5 Peternakan dalam Sistem Usahatani

Usahatani terpadu atau farming system dapat diartikan sebagai suatu sistem usahatani yang terdiri dari beberapa komponen usaha tani yang saling berinteraksi dan terintegrasi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Soewardi 1978 mendefinisikan usahatani terpadu sebagai suatu bentuk pemanfaatan sumber daya bertujuan ganda dan berimbang dengan seleksi jenis tanaman maupun ternak didasarkan pada usaha pemenuhan keseluruhan tujuan dengan memperhatikan skala prioritas. Komponen usahatani yang dipadukan harus saling bersinergis untuk mencapai produksi yang optimal Direktorat Jendral Peternakan Deptan 2008 Ranaweera et al. 1993 menyatakan bahwa untuk memperkecil kesenjangan antara pemenuhan kebutuhan hidup dan pertumbuhan penduduk diperlukan suatu teknologi yang dapat menciptakan lingkungan stabil dan dapat menopang meningkatnya kebutuhan manusia. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah dengan mengkombinasikan antara usahatani tanaman dan usaha ternak atau dikenal dengan sistem integrasi tanaman-ternak. Keragaman integrasi ternak dalam usahatani perlu mendapat pengkajian lebih dalam yaitu menyangkut analisa kwantitatif yang membahas tentang potensi ternak dalam usahatani untuk setiap tipe daerah atau wilayah Puslitbangnak, 1980. Hal ini perlu diketahui, mengingat keanekaragaman situasi agroklimat dan juga sosial budaya masyarakat setempat. Ternak merupakan komponen penting dalam sistem usahatani. Kebutuhan hidup pokok bagi keluarga petani dipenuhi dari tanaman pangan, namun produksi ternak seringkali merupakan suatu yang penting bagi petani memperoleh uang tunai, tabungan, penyediaan pupuk, tenaga kerja ternak serta merupakan bahan makanan berkualitas bagi anggota keluarga Knipsheer, 1987. Masalah yang dihadapi dalam usaha pengembangan ternak tradisonal adalah ketepatan pengalokasian sumberdaya. Pengalokasian termasuk jenis ternak pada suatu daerah dan para peternak yang mempunyai kondisi yang sangat beragam. Selama struktur produksi didominasi oleh usaha ternak skala kecil yang berorientasi pada usahatani keluarga, maka program pengembangan ternak tradisional harus didasarkan pada pendekatan sistem pertanian secara menyeruruh. Ini berarti pendekatan ternak harus sejalan dengan pendekatan keilmuan terpadu dan secara daerah spesifik, dimana petani hidup dan bekerja. Melepaskan pengembangan ternak dari total sistem pertanian akan membuat program pengembangan pertanian menjadi tidak seimbang Sabrani et al. 1981. Menurut Siregar et al. 1981 dalam pendekatan usahatani sebagai sistem, sedikitnya ada dua hal yang perlu mendapatkan perhatian. Pertama, adalah struktur dari sistem tersebut dan kedua, fungsi dari komponen-komponen pembentuk sistem itu sendiri. Fungsinya sebagai sistem usahatani, ternak akan berintegrasi dengan lahan, komoditi lain yang diusahakan dan dengan petani sebagai pengelola usahatani. Interaksi ternak dengan lahan mempunyai tiga aspek sebagai berikut : 1 adaptasi ternak secara biologis, 2 kemampuan lahan menghasilkan makanan ternak atau potensi pakan dari suatu daerah, dan 3 pola pemeliharaan dan daya tampung areal yang tersedia. Interaksi ternak dengan petani, menyangkut empat aspek penting yaitu: 1 keserasian ternak dengan tujuan petani, 2 kesenangan petani dan keterampilan memelihara ternak, 3 kemampuan petani dari segi waktu dan tenaga kerja pemelihara dan 4 keadaan sosial budaya lingkungan setempat Siregar et al. 1981. Atmadilaga 1982 mengkaji keterkaitan ternak dan lahan dari segi keterpaduan pembangunan. Kebutuhan pangan dan pembagian sektoral yang berorientasi pada komoditi, mempunyai implikasi penggunaan lahan, dan keterpaduan sektor pertanian tidak langsung secara fungsional. Kecenderungan adalah masing-masing menjadi terbenam dalam kepentingan komoditinya dalam arti sempit. Kebersamaan penggunaan lahan sebagai basis ekosistem pertanian, posisi peternakan sangat dipengaruhi bahkan tergantung pada sisa peluang sub sektor pertanian tanaman pangan. Akhirnya pengusahaan ternak akan mengendalikan ketersedian pakan dari limbah pertanian dan dari lahan yang secara defakto diluar garapan sektor peternakan. Deskripsi integrasi ternak dan tanaman yang menyangkut pendistribusian pemanfaatan tenaga kerja secara merata sepanjang tahun. Proses produksi berbagai jenis ternak dan tanaman mempunyai aturan dan persyaratan waktu yang khas tersendiri. Proses ini mendorong terciptanya keanekaragaman didalam pertanian. Bila dalam usahatani mampu diciptakan kombinasi tanaman dan ternak secara baik, tidak akan ada tenaga kerja yang menganggur selama periode menunggu pertumbuhan tanaman. Bila suatu tanaman sedang tumbuh dan tidak membutuhkan perawatan, tenaga kerja dapat dicurahkan untuk tanaman lain atau mengusahakan ternak. Permasalahan dalam usahatani di Indonesia pada umumnya pelaku usahatani adalah petani kecil, dengan kriteria sebagai berikut : 1 Berusahatani