Pupuk Organik Sisa Pembuatan Biogas

pembentuk sistem itu sendiri. Fungsinya sebagai sistem usahatani, ternak akan berintegrasi dengan lahan, komoditi lain yang diusahakan dan dengan petani sebagai pengelola usahatani. Interaksi ternak dengan lahan mempunyai tiga aspek sebagai berikut : 1 adaptasi ternak secara biologis, 2 kemampuan lahan menghasilkan makanan ternak atau potensi pakan dari suatu daerah, dan 3 pola pemeliharaan dan daya tampung areal yang tersedia. Interaksi ternak dengan petani, menyangkut empat aspek penting yaitu: 1 keserasian ternak dengan tujuan petani, 2 kesenangan petani dan keterampilan memelihara ternak, 3 kemampuan petani dari segi waktu dan tenaga kerja pemelihara dan 4 keadaan sosial budaya lingkungan setempat Siregar et al. 1981. Atmadilaga 1982 mengkaji keterkaitan ternak dan lahan dari segi keterpaduan pembangunan. Kebutuhan pangan dan pembagian sektoral yang berorientasi pada komoditi, mempunyai implikasi penggunaan lahan, dan keterpaduan sektor pertanian tidak langsung secara fungsional. Kecenderungan adalah masing-masing menjadi terbenam dalam kepentingan komoditinya dalam arti sempit. Kebersamaan penggunaan lahan sebagai basis ekosistem pertanian, posisi peternakan sangat dipengaruhi bahkan tergantung pada sisa peluang sub sektor pertanian tanaman pangan. Akhirnya pengusahaan ternak akan mengendalikan ketersedian pakan dari limbah pertanian dan dari lahan yang secara defakto diluar garapan sektor peternakan. Deskripsi integrasi ternak dan tanaman yang menyangkut pendistribusian pemanfaatan tenaga kerja secara merata sepanjang tahun. Proses produksi berbagai jenis ternak dan tanaman mempunyai aturan dan persyaratan waktu yang khas tersendiri. Proses ini mendorong terciptanya keanekaragaman didalam pertanian. Bila dalam usahatani mampu diciptakan kombinasi tanaman dan ternak secara baik, tidak akan ada tenaga kerja yang menganggur selama periode menunggu pertumbuhan tanaman. Bila suatu tanaman sedang tumbuh dan tidak membutuhkan perawatan, tenaga kerja dapat dicurahkan untuk tanaman lain atau mengusahakan ternak. Permasalahan dalam usahatani di Indonesia pada umumnya pelaku usahatani adalah petani kecil, dengan kriteria sebagai berikut : 1 Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal, 2 Mempunyai sumber daya yang terbatas dan tingkat hidup yang rendah, 3 Produksi usahatani yang bercorak subsisten dan 4 Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan lainnya. Selain itu, lahan yang dimiliki petani sempit dan terbatas. Pengembangan sistem integrasi tanaman ternak bertujuan untuk : 1 mendukung upaya peningkatan kandungan bahan organik lahan pertanian melalui penyediaan pupuk organik yang memadai, 2 mendukung upaya peningkatan produktivitas tanaman, 3 mendukung upaya peningkatan produksi daging dan populasi ternak, dan 4 meningkatkan pendapatan petani atau pelaku pertanian. Melalui kegiatan ini, produktivitas tanaman maupun ternak menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan pendapatan petani peternak Kariyasa 2005.