Teori Belajar yang Mendasari Model NHT berbantu Multimedia

b. Mudah dilakukan perubahan Dalam multimedia semua informasi disimpan dalam komputer dan bisa diubah, ditambahkan, dikembangkan, atau digunakan sesuai dengan kebutuhan. c. Interaktif Pengguna guru dapat interaktif sehingga keinginannya langsung bisa terpenuhi. d. Lebih leluasa menuangkan kreativitasnya Guru dapat menuangkan kreativitasnya supaya informasi dapat lebih komunikatif, estetis, dan ekonomis sesuai kebutuhan. Dari pendapat diatas, multimedia memiliki banyak kelebihan karena didukung oleh berbagai aspek seperti suaraaudio, video, animasi, teks dan grafik sehingga perhatian siswa akan lebih terpusat dan rasa ingin tahunya akan lebih tinggi untuk mempelajari hal-hal lain karena merasa tertarik akan media penyampainnya.

2.1.10 Teori Belajar yang Mendasari Model NHT berbantu Multimedia

2.1.10.1 Teori Belajar Kontruktivisme Model pembelajaran NHT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif didasari oleh teori kontruktivisme yang berpandangan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan kerjasama akan memudahkan siswa dalam menemukan dan menguasai konsep yang sukar. Menurut Lapono 2008:1-25 pembelajaran kontruktivisme merupakan satu teknik melibatkan siswa membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada. Pendapat diperkuat Slavin dalam Trianto 2012:74 aliran kontruktivisme menghendaki pengetahuan dibentuk sendiri oleh siswa dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Prinsip-prinsip yang diambil dari kontruktivisme menurut Suparno dalam Trianto 2012:75-76 antara lain: a. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif. b. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa. c. Mengajar adalah membantu siswa belajar. d. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir. e. Kurikulum menekankan partisipasi siswa. f. Guru sebagai fasilitator. Berdasarkan uraian diatas, disimpukan teori belajar kontruktivisme merupakan pembelajaran berpusat pada siswa dengan mengkonstruksi pengetahuan dari pengalaman yang telah dimiliki. 2.1.10.2 Teori Belajar Kognitif Teori belajar kognitif merupakan salah satu dari beberapa teori tentang belajar. Karakteristik siswa yang beragam membuat guru perlu menerapkan teori belajar sesuai karakteristik dan kebutuhan siswa. Menurut Lapono 2008 belajar kognitif mengacu wacana psikologi kognitif, berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental, struktur ingatan aktivitas belajar. Diperkuat Piaget dalam Baharuddin, 2012:123 setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap teratur. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah: 4.1.10.2.1 Tahap Sensorimotorik Perkembangan tahap sensorimotorik terjadi dari usia 0-2 tahun. Dalam tahap ini, anak dapat sedikit memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan menggerakan dan mengandalakan kemampuan sensorik serta motoriknya. 4.1.10.2.2 Tahap Pra-Operasional Perkembangan tahap praoperasional terjadi dari usia 2 sampai 7 tahun, anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. 4.1.10.2.3 Tahap Operasional konkret Perkembangan tahap operasional konkrit berlangsung dari usia 7 sampai 11 tahun, anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda kedalam bentuk-bentuk yang berbeda. 4.1.10.2.4 Tahap Operasional Formal Perkembangan tahap operasional formal terlihat pada usia 11 sampai 15 tahun, anak dapat berpikir abstrak dan logis. Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan pembelajaran melalui model NHT berbantu multimedia merupakan pembelajaran dari teori kontruktivisme dan kognitif. Penjelasan teori kognitif yang dikemukakan oleh Piaget bahwa usia anak SD 7-11 tahun termasuk dalam usia anak berfikir operasional konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan lebih mudah dalam menerima pelajaran karena dibantu multimedia sebagai media pelajaran yang akan membantu siswa dalam menelaah dan memahami suatu kejadian fenomena berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki teori kontruktivisme.

2.1.11 Penerapan Model NHT Berbantu Multimedia dalam Pembelajaran IPS di SD

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBANTU MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 03 KOTA SEMARANG

0 13 283

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 31 348

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

1 9 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS V SDN TAMBAKAJI 03 KOTA SEMARANG

0 13 289

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TALKING STICK BERBASIS MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS V SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

3 21 300

MODEL NUMBER HEAD TOGETHER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IVB SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG

0 17 319

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 02

0 5 273

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS IVA SDN SAMPANGAN 02 SEMARANG

0 6 363

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

0 5 308