Analisis Perbandingan Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham LQ-45 Sebelum dan Setelah Peristiwa Politik (Studi Kasus pada Peristiwa Pilpres dan Pengumuman Pemenang Pilres RI 2014)
SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN DAN AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM LQ-45
SEBELUM DAN SETELAH PERSITIWA POLITIK (Studi Kasus pada Pilpres dan Pengumuman Pemenang Pilpres Republik Indonesia 2014 )
OLEH
LUPIANA SIANIPAR 110502208
PROGRAM STUDI STRATA SATU MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan event study yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata trading volume activity pada saham LQ-45 disekitar peristiwa politik, yaitu peristiwa pilpres dan peristiwa pengumuman pemenang pilpres RI 2014 dengan menggunakan indikator abnormal return dan trading volume activity. Populasi penelitian ini adalah saham-saham yang termasuk dalam indeks LQ-45 dan data yang digunakan adalah data sekunder berupa harga saham penutupan harian, indeks saham LQ-45, volume perdagangan harian, dan jumlah saham yang beredar mulai tanggal 4 sampai 25 Juli 2014. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah one sample t-test dan paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Ada reaksi pasar secara signifikan di sekitar peristiwa pilpres dan peristiwa pengumuman pemenang pilpres. (2). Tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata abnormal return (AAR) sebelum dan setelah peristiwa pilpres. (3). Tidak terdapat perbedaan rata-rata TVA yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pilpres. (4). Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang pilpres. (5). Tidak terdapat perbedaan rata-rata TVA yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang pilpres.
Kata kunci: event study, rata-rata abnormal return, rata-rata trading volume activity, indeks LQ-45
(3)
ABSTRACT
This research is an event study that aims to analyze differences in average abnormal return and average trading volume activity on LQ-45 stocks around the politic events in Indonesia, namely Indonesian presidential election and Indonesian presidential election announcement 2014 by using indicator abnormal return and trading volume activity. Population in this research is the stocks included in the LQ-45 index on the Indonesia Stock Exchange, and the data used in this research are secondary data consist of day’s closing price, index of LQ-45 stocks, daily trading volume, and the number of shares of the stocks from 04 to 25 on July 2014. Statistical tools used to test the hypothesis are one sample t-test and paired sample t-test. The result shows that: (1). There is an significant average abnormal return around the Indonesian presidential election and Indonesian presidential election announcement event. (2). There is no significant difference between the average abnormal return before and after the Indonesian presidential election event. (3). There is no significant difference between the average trading volume activity before and after the Indonesian presidential election event. (4). There is no significant difference between the average abnormal return before and after the Indonesian presidential election announcement event. (5). There is no significant difference between the average trading volume activity before and after the Indonesian presidential election announcement event.
Keyword: event study, average abnormal return, average trading volume activity, LQ-45 index
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Deaprtemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Skripsi in ini berjudul “ Analisis Perbandingan Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Salam LQ-45 Sebelum dan Setelah Peristiwa Politik (Studi Kasus pada Peristiwa Pilpres dan Pengumuman Pemenang Pilres RI 2014)”. Skripsi ini merupakan persembahan terindah buat orang tua tercinta Hasudungan Sianipar dan Densina Sihombing yang senantiasa mendoakan, mendukung, mecukupi segala kebutuhan dana, menasehati, dan memberi kasih sayang yang tulus kepada penulis, serta yang bersedia menuggu penyelesaian skripsi ini dengan sabar.
Penulis juga telah menerima banyak bimbingan, saran, motivasi, bantuan, dan doa-doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karenan itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen
(5)
Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manejemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manejemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
7. Adik-adikku Usgon, sikembar Lenawati dan Danyati, Gomgom Ruben, Holong Parulian dan sikecil Paulus yang menjadi alasan penulis untuk terus berjuang dan selalu memberikan semangat dan doa-doa bagi penulis.
8. Kakak rohaniku kak Yossi, keluarga rohani ku: Hotni, Otni, sahabat baikku Erni, dan teman-teman manajemen 2011: Sartika, Fitri, Helmi, Karlsthon, Fredy, Rudi, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa selama ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti lainnya.
Medan, Juli 2015
Penulis
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Perumusan Masalah... 8
1.3.Tujuan Penelitian... 9
1.4.Manfaat Penelitian... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Tinjauan pustaka ... 11
2.1.1 Pasar modal ... 11
2.1.2 Efisiensi Pasar ... 14
2.1.3 Indeks LQ-45 ... 18
2.1.4 Abnormal Return ... 19
2.1.5 Volume Perdagangan (Trading Volume Activity) ... 22
2.1.6 Event Study ... 23
2.2Penelitian Terdahulu ... 25
2.3Kerangka Konseptual ... 28
2.4Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1Jenis Penelitian ... 32
3.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
3.3Jenis dan Sumber Data ... 36
3.4Defenisi Operasionl ... 36
3.5Periode Pengamatan ... 39
3.6Pengujian Hipotesis ... 40
3.6.1 Pengujian Hipotesis I ... 40
3.6.2 Pengujian Hipotesis II ... 41
3.6.3 Pengujian Hipotesis III ... 42
3.6.4 Pengujian Hipotesis IV ... 42
3.6.5 Pengujian Hipotesis V ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44
4.2 Analisis Deskriptif ... 46
4.2.1 Statistik Deskriptif AAR Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 ... 50 4.2.2 Statistik Deskriptif ATVA Sebelum dan Setelah Pilpres
(7)
RI 2014 ... 51
4.2.3 Statistik Deskriptif AAR Sebelum dan Setelah Pengumu- man Pemenang Pilpres RI 2014 ... 52
4.2.4 Statistik Deskriptif ATVA Sebelum dan Setelah Pengumu- man Pemenang Pilpres RI 2014 ... 53
4.3 Pengujian Normalitas Data ... 55
4.3.1 Pengujian Normalitas AAR Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 ... 56
4.3.2 Pengujian Normalitas ATVA Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 ... 57
4.3.3 Pengujian Normalitas AAR Sebelum dan Setelah Pengumu- man Pemenang Pilpres RI 2014 ... 58
4.3.4 Pengujian Normalitas ATVA Sebelum dan Setelah Pengu- ... muman Pemenang Pilpres RI 2014 ... 59
4.4 Pengujian Hipotesis ... 60
4.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama ... 60
4.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua ... 61
4.4.3 Pengujian Hipotesis Ketiga ... 62
4.4.4 Pengujian Hipotesis Keempat ... 64
4.4.5 Pengujian Hipotesis Kelima ... 65
4.5 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 66
4.5.1 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 66
4.5.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Kedua ... 69
4.5.3 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Ketiga... 69
4.5.4 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Keempat ... 70
4.5.5 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Kelima ... 71
4.6 Pembahasan Penelitian ... 71
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN ... 73
5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
(8)
DAFTAR TABEL No.
Tabel Judul Halaman
1.1 IHSG Periode 1 Juli – 25 Juli 2014 ... 5
2.1 Perkembangan Bursa Efek dari masa ke masa ... 13
2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 27
3.1 Populasi Penelitian ... 33
3.2 Sampel Penelitian ... 35
3.3 Rincian Defenisi Operasional Variabel ... 39
4.1 Rata-rata Return, Rata-rata Abnormal Return, dan Rata-rata Trading Volume Activity Saham LQ-45 4-24 Juli 2014 ... 46
4.2 Rata-rata AR Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 ... 50
4.3 Statistik Deskriptif AAR Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 ... 50
4.4 Rata-rata TVA Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 ... 51
4.5 Statistik Deskriptif ATVA Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 ... 51
4.6 AAR Sebelum dan Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014... 53
4.7 Statistik Deskriptif AAR Sebelum dan Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014 ... 53
4.8 ATVA Sebelum dan Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014 ... 54
4.9 Statistik Deskriptif ATVA Sebelum dan Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014 ... 54
4.10 Hasil Uji Normalitas AAR Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 ... 56
4.11 Hasil Uji Normalitas ATVA Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 ... 57
4.12 Hasil Uji Normalitas AAR Sebelum dan Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014 ... 58
4.13 Hasil Uji Normalitas ATVA Sebelum dan Setelah Pengumuman Peme- nang Pilpres RI 2014 ... 59
4.14 Hasil Uji One Sample T-Test AAR (4 – 14 Juli 2014)... 60
4.15 Uji Beda Rata-rata AR 3 Hari Sebelum dan 3 Hari Setelah Pilpres RI 2014 ... 62
4.16 Uji Beda Rata-rata TVA 3 Hari Sebelum dan 3 Hari Setelah Pilpres RI 2014 ... 63
4.17 Uji Beda Rata-rata AR 3 Hari Sebelum dan 3 Hari Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014... 64
4.18 Uji Beda Rata-rata AR 3 Hari Sebelum dan 3 Hari Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014... 65
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.2 Hasil Quick Count Pilpres 2014 ... 3
2.1 Tingkat Kumulatif dari Ketiga Bentuk Pasar Efisien ... 17
2.2 Kerangka Konseptual ... 30
3.1 Skema Periodik Pengamatan ... 40
4.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Sektor ... 45
4.1 Grafik Pergerakan AAR dan ATVA (Tanggal 4-14 Juli 2014) ... 48
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp Judul
Halaman
1 AR Selama Periode Pengamatan ... 76
2 TVA Selama Periode Pengamatan ... 77
3 Data Rata-rata Return, Rata-rata Abormal Return dan Rata-rata Trading Volume Activity Seluruh Perusahaan Sampel ... 79
4 Data Rata-rata Abnormal Return dan Rata-rata Trading Volume Activity Selama Periode Penelitian ... 80
5 Statistik Deskriptif Data ... 81
6 Hasil Uji Normalitas Data ... 82
7 Hasil Uji One Sample t-Test ... 84
(11)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan event study yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata trading volume activity pada saham LQ-45 disekitar peristiwa politik, yaitu peristiwa pilpres dan peristiwa pengumuman pemenang pilpres RI 2014 dengan menggunakan indikator abnormal return dan trading volume activity. Populasi penelitian ini adalah saham-saham yang termasuk dalam indeks LQ-45 dan data yang digunakan adalah data sekunder berupa harga saham penutupan harian, indeks saham LQ-45, volume perdagangan harian, dan jumlah saham yang beredar mulai tanggal 4 sampai 25 Juli 2014. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah one sample t-test dan paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Ada reaksi pasar secara signifikan di sekitar peristiwa pilpres dan peristiwa pengumuman pemenang pilpres. (2). Tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata abnormal return (AAR) sebelum dan setelah peristiwa pilpres. (3). Tidak terdapat perbedaan rata-rata TVA yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pilpres. (4). Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang pilpres. (5). Tidak terdapat perbedaan rata-rata TVA yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang pilpres.
Kata kunci: event study, rata-rata abnormal return, rata-rata trading volume activity, indeks LQ-45
(12)
ABSTRACT
This research is an event study that aims to analyze differences in average abnormal return and average trading volume activity on LQ-45 stocks around the politic events in Indonesia, namely Indonesian presidential election and Indonesian presidential election announcement 2014 by using indicator abnormal return and trading volume activity. Population in this research is the stocks included in the LQ-45 index on the Indonesia Stock Exchange, and the data used in this research are secondary data consist of day’s closing price, index of LQ-45 stocks, daily trading volume, and the number of shares of the stocks from 04 to 25 on July 2014. Statistical tools used to test the hypothesis are one sample t-test and paired sample t-test. The result shows that: (1). There is an significant average abnormal return around the Indonesian presidential election and Indonesian presidential election announcement event. (2). There is no significant difference between the average abnormal return before and after the Indonesian presidential election event. (3). There is no significant difference between the average trading volume activity before and after the Indonesian presidential election event. (4). There is no significant difference between the average abnormal return before and after the Indonesian presidential election announcement event. (5). There is no significant difference between the average trading volume activity before and after the Indonesian presidential election announcement event.
Keyword: event study, average abnormal return, average trading volume activity, LQ-45 index
(13)
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara karena pasar modal memegang dua fungsi penting, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal yaitu sebagai wadah yang mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Sedangkan fungsi keuangan pasar modal yaitu pasar memberikan kesempatan bagi pemilik dana untuk memperoleh imbal hasil (return). Dengan adanya pasar modal, investor yang memiliki kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal dan perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangakan perusahaan sehingga pemerintah dapat memfokuskan perhatian pada peningkatan perekonomian negara.
Sebagai salah satu instrumen ekonomi, pasar modal dipengaruhi berbagai faktor yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Faktor ekonomi terdiri dari faktor ekonomi mikro dan faktor ekonomi makro. Faktor ekonomi mikro yaitu pengumuman laporan keuangan, pengumuman dividen, dan perubahan strategi perusahaan. Faktor ekonomi makro meliputi inflasi, perubahan suku bunga, kurs valuta asing dan lain-lain. Faktor-faktor ini selalu mendapat tanggapan dari para pelaku pasar dan berpengaruh terhadap pergerakan harga dan volume perdagangan saham di pasar modal.
(14)
Faktor non-ekonomi yang mempengaruhi pasar modal antara lain: isu mengenai hak asasi manusia, kepedulian perusahaan terhadap masyarakat, kebijakan pemerintah dan peristiwa politik yang terjadi. Peristiwa-peristiwa ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap aktivitas yang ada di pasar modal. Akan tetapi mempengaruhi perekonomian suatu negara dan sering kali menjadi pemicu pergerakan harga dan volume perdagangan di pasar modal. Jika keadaan politik kondusif, maka keadaan perekonomian cenderung stabil bahkan kemungkinan bisa berkembang. Sebaliknya jika keadaan politik suatu negara tidak kondusif, maka keadaan perekonomian akan terganggu (Luhur, 2010). Secara umum, ciri-ciri peristiwa yang mempengaruhi iklim investasi di pasar modal ada tiga, yaitu peristiwa tersebut berskala nasional, peristiwa tersebar di media massa dan masyarakat, dan relevan dalam kaitannya dalam pengambilan keputusan manajemen.
Salah satu peristiwa yang mempengaruhi kegiatan di pasar modal adalah pilpres RI 2014. Peneliti memilih peristiwa ini karena peristiwa ini memiliki ketiga ciri-ciri yang disebutkan sebelumya, yaitu peristiwa ini merupakan persitiwa berskala nasional yang mempengaruhi kehidupan seluruh masyarakat Indonesia dan melibatkan partisipasi seluruh rakyat Indonesia yang informasinya juga tersebar di media massa dan masyarakat. Kandidat yang hendak dipilih dalam pemilihan ini hanya dua dan masing-masing pasangan hampir memiliki kekuatan yang sama. Wajiran (2014) berpendapat bahwa pelaksanaan pilpres RI 2014 menimbulkan kondisi yang kurang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan pilpres RI 2014 hanya diikuti dua calon presiden
(15)
yang menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Dua calon presiden sudah saling klaim kemenangan meskipun masih berdasar pada lembaga survei.
Hasil perhitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei juga memberikan hasil yang berbeda-beda. Terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil quick count lembaga-lembaga survey, informasi ini membuat para investor bingung dalam mengambil keputusan investasi dan sesuai pendapat Luhur (2010), kondisi ini akan menggangu perekonomian Indonesia.
Sumber: kompas.com
Gambar 1.2 Hasil Quick Count Pilpres RI 2014
Gambar 1.2 menunjukkan perbedaan hasil quick count yang dipublikasikan oleh beberapa lembaga survei. Delapan lembaga survei dari 12 lembaga yang mempublikasikan hasil quick count mengunggulkan pasangan Jokowi-JK, sedangkan empat lembaga survei lainnya mengunggulkan pasangan Prabowo-Hatta. Kondisi ini menunjukkan ketidakkondusifan pilpres RI 2014 (Wajiran, 2014).
Peristiwa kedua yang menarik perhatian peneliti adalah pengumuman pemenang pilpres RI 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Alasan peneliti
(16)
melakukan penelitian disekitar tanggal pengumuman hasil pilpres ini karena peneliti ingin melihat apakah peristiwa pengumuman pemenang pilpres RI 2014 dari KPU juga berpengaruh terhadap aktivitas pasar modal Indonesia.
Peneliti juga melihat pentingnya melakukan penelitian disekitar tanggal terjadinya peristiwa pilpres RI 2014 dengan tanggal peristiwa pengumuman pemenang pilpres RI 2014. Peneliti ingin menganalisis ada tidaknya abnormal return yang signifikan selama 15 hari berdagang di Bursa Efek yaitu antara tanggal 4 - 25 Juli 2014.
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham yang menjadi salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Menurut Fakhruddin (2001:201), indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerkan harga saham. Salah satu indeks yang paling populer dan banyak dijadikan acuan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
IHSG adalah gambaran pergerakan naik turunnya harga seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek. IHSG memberikan gambaran kepada semua pihak apakah pasar modal sedang mengalami trend peningkatan, tidak mengalami perubahan, atau sebaliknya mengalami penurunan. Indeks ini juga memberikan informasi kepada investor tentang saham perusahaan mana yang memberikan sumbangan terhadap kenaikan atau penurunan IHSG untuk strategi investasinya.
Pada bulan Juni 2014, IHSG bergerak antara 4.800 sampai 4.900. Memasuki bulan Juli, yakni mulai tanggal 1 sampai tanggal 7 Juli pergerakan IHSG masih dalam kisaran 4.800 sampai 4.900. Akan tetapi sehari menjelang
(17)
pemilu, IHSG mengalami kenaikan mencapai angka 5.024,71. Bahkan setelah 3 hari pemilihan, yaitu sampai H+3 IHSG masih bertahan pada angka 5.021,06. Ini menunjukkan adanya reaksi pasar terhadap peristiwa pemilihan presiden 9 Juli 2014 (sahamok.com).
Tabel 1.1
IHSG Periode 1 Juli – 25 Juli 2014
Tanggal Harga Kenaikan/Penurunan Peristiwa
1-Jul-14 4,884.83 -
2-Jul-14 4,908.27 23.44
3-Jul-14 4,888.73 -19.54
4-Jul-14 4,905.83 17.10
7-Jul-14 4,989.03 83.20
8-Jul-14 5,024.71 35.68
9-Jul-14 Pemilu 9 Juli 2014
10-Jul-14 5,098.01 73.30
11-Jul-14 5,032.60 -65.41
14-Jul-14 5,021.06 -11.54
15-Jul-14 5,070.82 49.76
16-Jul-14 5,113.93 43.11
17-Jul-14 5,071.20 -42.73
18-Jul-14 5,087.01 15.81
21-Jul-14 5,127.12 40.11
22-Jul-14 5,083.52 -43.60 Pengumuman Hasil Pemilu
23-Jul-14 5,093.23 9.71
24-Jul-14 5,098.64 5.41
25-Jul-14 5,088.80 -9.84
Sumber: www.sahamok.com (data diolah)
Data Tabel 1.1 menunjukkan adanya perubahan IHSG setiap hari di sekitar peristiwa mulai tanggal 1 Juli – 25 Juli 2014. Akan tetapi fluktuasi perubahannya sangat bervariatif. Tanggal 2 Juli IHSG mengalami kenaikan sebesar 23.44 dan pada tanggal 3 Juli lansung menurun sebesar -19.54. Fluktuasi yang sangat tajam terlihat pada tanggal 7 Juli dimana IHSG mengalami kenaikan yang besar yaitu 83.20 dan selanjutnya juga mengalami fluktuasi naik turun yang tajam.
(18)
Antara tanggal peristiwa pilpres dengan tanggal peristiwa pengumuman pemenang pilpres RI 2014, yaitu selama delapan hari berdagang di pasar modal IHSG begerak dalam angka 5.000-an. Selama delapan hari itu juga, fluktuasi kenaikan atau penurunan IHSG sangat bervariatif. Sehari setelah pilpres yaitu tanggal 10 Juli, IHSG sebesar 5.098,91 naik sebesar 73.30 poin dari hari berdagang sebelumnya. Tanggal 11 Juli, IHSG menurun lagi sebesar -65.41 menjadi 5.032,60 dan di hari berikutnya juga masih mengalami tren naik turun yang bervariatif. Pada hari pengumuman, IHSG justru mengalami penurunan sebesar -43.60. Ini menunjukkan adanya reaksi dari para pelaku pasar terhadap kedua peristiwa ini.
Pronayuda (2006:3), mengatakan bahwa reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return dan juga melalui parameter pergerakan aktivitas perdagangan saham di pasar (trading volume activity).
Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi transaksi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal, namun sebagian sekuritas lainnya memiliki frekuensi transaksi yang sedikit dan cenderung pasif. Hal ini menyebabkan perkembangan dan tigkat likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi nyata yang ada di bursa efek. Indeks LQ-45 merupakan 45 saham-saham perusahaan yang terdaftar di BEI dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Indeks LQ-45 diseleksi setiap 6 bulan sekali dan diharapkan dapat menggambarkan keadaan pasar yang sebenarnya.
(19)
Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Akan tetapi Abnormal return yang diterima investor tergantung pada informasi di pasar modal. Jika informasi dianggap sebagai good news maka investor akan menerima abnormal return yang positif. Jika informasi dianggap sebagai bad news, maka investor akan mendapatkan abnormal return yang negatif.
Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan penelitian dengan metode event study mengenai pengaruh peristiwa politik terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham. Swastika (2012) melakukan penelitian berjudul reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran II 2012. Populasi penelitian ini adalah indeks Kompas 100 dan hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia merespon informasi dari peristiwa pilkada DKI Jakarta putaran II 2012 sebagai kabar baik, ditunjukkan oleh munculnya rata-rata abnormal return yang bernilai positif signifikan di sekitar tanggal terjadinya peristiwa.
Luhur (2010) melakukan penelitian berjudul reaksi pasar modal Indonesia seputar pemilihan umum 8 Juli 2009 pada saham LQ-45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar bereaksi disekitar peristiwa menghasilkan abnormal return signifikan pada t-10, t-5, t-4, t-0, dan t+7, tidak ada perbedaan rata-rata
(20)
abnormal return secara signifikan sebelum dan setelah peristiwa pemilu presiden dan wakil presiden 8 Juli 2009 pada saham LQ-45 yang terdaftar di BEI, dan tidak ada perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan (TVA) secara signifikan sebelum dan setelah peristiwa pemilu presiden dan wakil presiden 8 Juli 2009 pada saham LQ-45 yang terdaftar di BEI.
Berdasarkan uraian tersebut dan beberapa penelitian terdahulu, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengunakan pendekatan event study dengan judul “Analisis Perbandingan Abnornal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham LQ-45 Sebelum dan Setelah Peristiwa Politik (Analisis pada Pilpres dan Pengumuman Pemenang Pilpres Republik Indonesia 2014)”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, makan masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat rata-rata abnormal return yang signifikan di sekitar peristiwa pilpres RI 2014 dan peristiwa pengumuman pemenang pemilu RI oleh KPU padasaham LQ-45?
2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014?
3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014?
(21)
4. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU?
5. Apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis adanya rata-rata abnormal return yang signifikan di sekitar peristiwa pilpres RI 2014 dan peristiwa pengumuman pemenang pemilu RI oleh KPU padasaham LQ-45.
2. Untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014.
3. Untuk menganalisis perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014.
4. Untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU.
5. Untuk menganalisis perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU.
1.4. Manfaat Penelitian
(22)
1. Bagi pelaku pasar
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan di pasar modal, khususnya pengaruh pemilihan peristiwa politik terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham.
2. Bagi investor
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inforamasi pada investor, khususnya investor saham LQ-45 sebagai bahan pertimbangan dalam megambil keputusan investasi ketika terjadi peristiwa politik serupa atau peristiwa politik lainnya.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan di pasar modal khususnya dampak suatu peristiwa terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham.
(23)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pasar Modal
Mishkin dan Stanley (2006:22) mengatakan bahwa capital market is a financial market in which longer-term debt (maturity of greater than one year) and equity instruments are treaded. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang (obligasi), ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar uang dan pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market) yang merupakan tempat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara penabung dan peminjam. Tandelilin (2010:26) mengartikan pasar modal sebagai pasar yang mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Darmadji (2006:1) mengatakan bahwa pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memilliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fungsi fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan
(24)
maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil (return), sedangkan pihak emiten (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana (investor) sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Syahyunan, 2013:143).
Pasar modal Indonesia didirikan pada tahun 1912 oleh pemerintah kolonial Belanda, namun kegiatan pasar modal terhenti pada tahun 1942 ketika invasi Jepang ke Indonesia. Pasar modal Indonesia baru mulai dibentuk kembali pada 10 Agustus 1977 dengan dibentuknya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) dengan hanya memiliki 11 perusahaan yang listing di pasar sampai pada tahun 1987.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:3), berikut ini beberapa manfaat keberadaan pasar modal:
1. Menyediakan sumber pedanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya divesifkasi
3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi Negara. 4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan
masyarakat menengah.
(25)
6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik.
7. Alternatif investasi yang memberikan keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan.
8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial.
9. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen profesional, dan menciptakan iklim berusaha yang sehat.
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada tanggal 1 Desember 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS itu sendiri telah digantikan dengan system baru bernama JATS-NextG.
Tabel 2.1
Perkembangan Bursa Efek Indonesia dari masa ke masa Periode Perkembangan Bursa Efek
14 Desember 1992
Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.
1914 – 1918
Bursa efek Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
1939 Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup karena isu Perang Dunia II.
(26)
Sumber: Syahyunan, 2013:144 2.1.2 Efisiensi Pasar
Reaksi pasar terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Konsep efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon informasi-informasi yang masuk, dan bagaimana informasi-informasi tersebut selanjutnya bisa mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru. Pasar yang efisien (Tandelilin 2010:219) adalah harga pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang tersedia baik informasi dimasa lalu (misalkan laba perusahaan tahun lalu), maupun informasi saat ini (misalkan rencana kenaikan dividen tahun ini), serta informasi yang bersifat sebagai Periode Perkembangan Bursa Efek
1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama perang dunia II.
1952 Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali oleh Menteri Kehakiman dan Menteri keuangan. Instrument yang diperdagangkan adalah obligasi pemerintah RI (1950).
1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda, bursa efek semakin tidak aktif.
1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum. 10 Agustus
1977
Bursa efek diresmikan kembali oleh presiden Soeharto. Bursa Efek dijalankan di bawah Bapepam.
1977 – 1987 Perdagangan di bursa efek sangat lesu. Sampai tahun 1987 jumlah emiten hanya 24.
10 November 1995
Pemerintah mengeluarkan undang-undang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal. Undang-unadang ini mulai berlaku Januari 1995.
1995 Bursa parallel Indonesia merger dengan bursa efek Surabaya. 2000 System perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
2002 BEJ mulai mengaplikasikan perdaganga jarak jauh
2007 Penggabungan BES ke BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indoensia.
2 Maret 2009 Peluncuran perdana system perdagangan baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.
(27)
pendapat / opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga (misalnya jika banyak investor di pasar yang berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan tercermin pada perubahan harga saham yang cenderung naik).
Pasar yang efisien secara informasi menurut Bodie dkk (2008:478) adalah pasar dimana informasi dengan cepat akan tersebar dan tercermin pada harga saham. Oleh karena itu, pernyataan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang tersedia disebut juga hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis-EMH).
Untuk memudahkan penelitian tentang efisiensi pasar, Fama (1970) dalam Tandelilin 2010:223 mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga efficient market hypothesis (EMH), sebagai berikut:
1. Efisiensi dalam bentuk lemah (weak form). Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut (seperti harga dan volume perdagangan, serta peristiwa di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa datang dengan menggunakan data historis, seperti yang dilakukan dalam analisis teknikal.
2. Efisiensi dalam bentuk setengah kuat (semistrong form). Pasar efisien bentuk setengah kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah dengan semua informasi yang
(28)
dipublikasikan (seperti earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan saham baru, kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, dan peristiwa-peristiwa terpublikasi lainnya yang berdampak pada aliran kas perusahaan di masa datang). Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, return tak normal hanya terjadi di seputar pengumuman (publikasi) suatu peristiwa sebagai representasi dari respon pasar terhadap pengumuman tersebut.
3. Efisiensi dalam bentuk kuat (storng form). Pasar efisien dalam berntuk kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah semua informasi yang dipublikasikan ditambah dengan informasi yang tidak dipublikasikan. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan kumulatif, yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat.
sumber: Jogiyanto, 2003:375
Gambar 2.1 Tingkatan kumulatif dari ketiga bentuk pasar efisien
Pasar efisien bentuk kuat Pasar efisien bentuk setengah kuat
Pasar efisien bentuk lemah
(29)
Pengujian terhadap hipotesis pasar yang efisien menurut Tandelilin (2010:221) pada dasarnya bisa dibagi ke dalam tiga kelompok pengujian berdasarkan klasifikasi hipotesis pasar efisien yang akan diuji. Pengujian hipotesis pasar efisien bentuk lemah bisa diuji dengan melakukan prediktibilitas return. Pengujian hipotesis pasar efisien dalam bentuk setengah kuat bisa dilakukan dengan pengujian event study, untuk mengamati pengaruh pengumuman suatu informasi terhadap perubahan harga sekuritas. Sedangkan pengujian hipotesis dalam bentuk kuat bisa dilakukan dengan pengujian private information.
Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien (Tandelilin, 2010:220), yaitu:
1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisifasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham. Di samping itu mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas.
2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah.
3. Informasi yang terjadi bersifat random.
4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.
(30)
Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk suatu pasar yang para investornya dengan cepat melakukan penyesuaian harga sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar (informasi ini terjadi secara random), sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan secara cepat dan secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia.
2.1.3 Indeks LQ-45
Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian besar sekuritasnya kurang aktif diperdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (sebagian besar saham tidak aktif) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal. Oleh karena itu, pada tanggal 24 Februari 1997 dikenalkan alternatif indeks yang lain, yaitu indeks likuid 45 (ILQ-45). Indeks LQ-45 dimulai pada tanggal 13 Juli 1994 dan tanggal ini merupakan hari dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks ini dibentuk hanya dari 45 saham saham yang paling aktif diperdagangkan.
Indeks LQ-45 terdiri atas 45 saham dengan tingkat likuiditas tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan, yang dikenal dengan sebutan saham blue chip. Indeks LQ-45 adalah gambaran pergerakan naik turunnya harga 45 saham yang paling lancar (likuid) yang diperdagangkan di bursa efek dan diumumkan setiap hari pada saat penutupan sesi II transaksi perdagangan di Bursa Efek. Penetapan saham-saham perusahaan go-public yang masuk dalam kategori 45 saham terlikuid, dievaluasi dan ditetapkan setiap 6 (enam) bulan. Penetapan dan pengumuman indeks LQ-45 bertujuan untuk memberikan informasi kepada
(31)
investor bahwa saham-saham tersebut secara teoritis relatif risiko lebih kecil dibandingkan saham-saham di luar saham indeks LQ-45 (Simatupang, 2010:119).
Berikut ini kriteria-kriteria yang harus dipenuhi perusahaan agar masuk indeks LQ-45 (Ary, 2011:73) :
1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di Pasar Reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
3. Telah tercatat di BEJ selama paling sedikit 3 (tiga) bulan.
4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi, dan jumlah hari transaksi di Pasar Reguler tertingggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain.
2.1.4 Abnormal Return
Menurut Jogiyanto (2003:433), efisiensi pasar diuji dengan melihat return tidak normal (abnormal return) yang terjadi. Return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasimerupakan return yang
telah terjadi yang dihitung berdasarkan data histories dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga
berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang
merupakanreturn yang diharapkan oleh investor dimasa mendatang.
Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati return yang tidak normal dalam waktu yang cukup lama. Abnormal
(32)
return adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi setelah informasi resmi diterbitkan.
Formula yang digunakan untuk menghitung abnormal return (Jogiyanto, 2003:434) adalah sebagai berikut :
Keterangan:
ARit = abnormal return saham i pada periode t Rit = actual return saham i pada periode t E(Rit) = expected return saham i pada periode t
Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2003:434) mengestimasi expected return menggunakan model estimasi mean adjusted model, market model dan market adjsuted model.
a. Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model)
Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Model Mean Adjusted ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata realisasi sebelumnya selama periode estimasi.
Model ini dirumuskan dengan rumus sebagai berikut :
E[R it] = T t j
3 1
ij R
Dimana :
(33)
R ij = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j T = lamanya periode estimasi
Periode estimasi umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga periode pengamatan atau jendela peristiwa.
b. Model Pasar (Market Model)
Menghitung return ekspektasi dengan menggunakan metode market model (model pasar) dilakukan dengan 2 tahap, yaitu (1) membentuk ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ini dapat dibentuk menggunakan teknik regresi Ordinary Least Square dengan persamaan :
Rij= αi+ βi . Rmj+ εij
Dimana :
Rij = Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j i
= Intercept untuk sekuritas ke-i i
= Koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i
Rmj = Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung
dengan rumus: RMj=(IHSGj-IHSGj-t)/IHSGj-1
Εij = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
c. Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model)
Model disesuaikan pasar menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut,
(34)
dengan menggunakan model ini maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
E(Ri,t) = RM,it
Dimana:
E (Ri,t) = Expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t RM,it = Return pasar dari sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
2.1.5 Volume Perdagangan (Trading Volume Activity)
Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004) dalam Munawarah (2009).
Reaksi pasar modal terhadap suatu informasi dapat juga dilihat dengan Trading Volume Activity (TVA). Nurhaeni (2009) menyatakan bahwa Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Perhitungan Trading Volume Activity dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama (Nurhaeni, 2009:6) :
(35)
2.1.6 Event Study
Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas sering disebut dengan event study. Penelitian event study umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga saham.
Reilly dan Keith, 2006:176 mendefenisikan event study berfungsi untuk menguji tingkat abnormal return setelah pengumuman peristiwa ekomomi. (Event studies that examine abnormal rates of return for a period immediately after an announcement of a signifikan economic event, such as a stock split, a proposed merger, or a stock or bond issue, to determine whether an investor can derive above-average risk-adjusted rates of return by investing after the release of public information). Jogiyanto, 2003:410, menagtakan studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Sedangkan menurut Hadi (2006:211), event study adalah suatu penelitian yang meneliti dampak adanya suatu peristiwa tertentu terhadap sesuatu yang dipelajari. Studi peristiwa (event study) menggambarkansuatuteknik riset keuangan empiris yang memungkinkan seseorang pengamat menilai dampak dari suatu peristiwa terhadap harga saham perusahaan (Bodie dkk, 2008:491).
Banyak peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar begitu peristiwa itu terjadi. Peristiwa-peristiwa itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Peristiwa corporate action, seperti split, right issue, warrant, saham bonus, saham dividen, dan dividen tunai, mempunyai pengaruh terhadap harga saham
(36)
tetapi lamban. Peristiwa insidential, yaitu yang tidak terulang kembali setiap tahun tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, berdampak seketika dan drastis terhadap harga saham. Peristiwa insidential ini mencakup ledakan bom, kerusuhan massa dalam pergantian predisen, terjadi peperangan yang dilakukan oleh negara besar, embargo ekonomi, dan kenaikan harga bahan bakar internasional.
Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumya, diantaranya:
1. Penelitian Pronayuda (2006), yaitu analisis tentang reaksi pasar modal terhadap peristiwa pengumuman kabinet Indonesia bersatu dilihat dari abnormal return dan trading volume activity, menyimpulkan bahwa peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu mempengaruhi perubahan-perubahan di Bursa Efek Jakarta apabila dilihat dari sisi aktivitas perdagangan. Dengan kata lain bahwa pasar modal Indonesia (dalam hal ini BEJ) bereaksi terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu yang terlihat dari adanya perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity)
(37)
sebelum dan setelah pengumuman bagi perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar.
2. Ghoniyah dkk (2008) meneliti tentang reaksi pasar modal Indonesia terhadap pengumuman penerbitan obligasi syariah. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi tetapi tidak signifikan terhadap pengumuman penerbitan obligasi syariah. Dengan kata lain bahwa penerbitan obligasi syariah tidak memuat kandungan informasi (information content) yang bermakna (good news) bagi investor.
3. Nurhaeni (2009), melakukan penelitian untuk melihat dampak pemilihan umum legislatif tahun 2009 terhadap abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham yang terdaftar di BEI, yaitu saham-saham dalam indeks LQ-45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa pemilu legislatif 2009 mempengaruhi perubahan-perubahan di Bursa Efek Indonesia apabila dilihat dari sisi aktivitas perdagangan. Dengan kata lain bahwa pasar modal Indonesia (dalam hal ini BEI) bereaksi terhadap peristiwa pemilu legislatif 2009 yang terlihat dari adanya perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan setelah peristiwa pemilu legislatif 2009.
4. Penelitan oleh Angelovska (2011) tentang pengaruh peristiwa politik pada pasar modal Macedonia, yang menganalisis reaksi pasar modal terhadap tiga peristiwa politik. Hasil peneltian menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap ketiga peristiwa politik. Akan tetapi, tidak ada perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah perisitwa.
(38)
5. Penelitian oleh Ling-Chun Hang (2011) tentang pengaruh pemilihan presiden terhadap pasar modal Taiwan, yang meneliti tiga periode pemilihan presiden dari tahun 2000 sampai 2008, baik untuk pemilihan dalam jangka waktu yang pendek maupun jangka waktu yang lama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abnormal return sama pada ketiga pemilihan presiden tahun 2000 sampai 2008.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Nezerwe (2013), yang meneliti hubungan antara dua pemilihan presiden dengan return saham di Egypt. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kedua pemilihan presiden memiliki pengaruh positif terhadap return saham di Egypt.
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu No
.
Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Teddy
Pronay uda (2006) Analisis Reaksi Pasar terhadap Pengumuma n Kabinet Indonesia Bersatu Abnormal Return dan Trading Volume Activity Uji Statistik Beda Dua Rata-rata
Hasil penelitian melalui pendekatan harga saham tidak bereaksi terhadap pengumuman Kabinet Indonesia bersatu, tetapi bereaksi terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dilihat dari adanya perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan.
3. Nunung Ghoniy ah, Mutami mah, Jenar Widaya ti (2008) Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Pengumuma n Penerbitan Obligasi Syariah Abnormal Return dan Trading Volume Activity One Sample T-Test dan Paired Sample T-Test
Pasar bereaksi tetapi tidak signifikan terhadap pengumuman penerbitan obligasi syariah.
(39)
No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 4. Nunung
Nurhaen i (2009) Dampak Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 2009 terhadap Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagan gan Saham di BEI Abnormal Return dan Trading Volume Activity Paired Sample T-Test
Pasar modal bereaksi terhadap peristiwa pemilu legislatif
2009 yang terlihat dari adanya perbedaan rata-rata abnormal
return dan rata-rata
aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan setelah
peristiwa pemilu legislatif 2009.
5. Ling-chun Hung (2011) The presidenti al Election and The Stock Market in Tiwan. Abnormal return OLS regressio n
Perilaku abnormal return sama pada ketiga pemilihan presiden dari tahun 2000 sampai tahun 2008, yang menandakan bahwa pejabat partai tidak berperan pada pergerakan pasar modal.
6. Y van Nezerw e (2013)
Presidenti al Elections and Stock
Return in Egypt Stock Return OLS Regressio n
Dari dua persitiwa pemilihan presiden yang diteliti, keduanya memiliki pengaruh positif pada
return saham di Egypt.
Sumber: Beberapa jurnal 2.3 Kerangka Konseptual
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin,2010:103). Tingkat keuntungan (return) yang diharapkan investor tidak selalu sama dengan return yang diterima. Selisih antara return yang diharapkan investor atas investasinya dengan return aktual yang diterima disebut abnormal return. Nurhaeni (2009) mengatakan bahwa
(40)
abnormal return adalah return yang didapat investor yang tidak sesuai dengan pengharapan.
Ada tidaknya abnormal return yang diterima seseorang atau sekelompok orang akan digunakan untuk melihat reaksi investor atas suatu di dalam pasar modal. Jika suatu pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada para pelaku pasar.
Selain menggunakan abnormal return, reaksi investor atas suatu peristiwa dapat juga dilihat melalui pergerakan volume perdagangan saham. Trading volume activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar (Nurhaeni, 2009). Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik (Neni dan Mahendra, 2004) dalam Munawarah (2009).
Peristiwa yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia 9 Juli 2014 dan peristiwa pengumuman pemenang hasil pemilu oleh KPU 22 Juli 2014. Peneliti ingin melihat ada tidaknya abnormal return signifikan disekitar peristiwa, mulai tanggal 4 – 22 Juli 2014, ada tidaknya perbedaan abnormal return dan perbedaan aktivitas volume perdagangan yang signifikan tiga hari sebelum dan tiga setelah peristiwa
(41)
pilpres 2014, dan ada tidaknya perbedaan abnormal return dan perbedaan aktivitas volume perdagangan yang signifikan tiga hari sebelum dan tiga setelah peristiwa pegumuman pemenang pilpres oleh KPU 22 Juli 2014.
Gambar 2.2 merupakan gambar kerangka konseptual yang dikembangkan untuk penelitian ini.
Sumber: Munawarah, 2009, Nurhaeni, 2009 dan Tandelilin, 2010 Gambar 2.2 Kerangka konseptual
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang pada bab sebelumnya dan beberapa penelitian terdahulu pada Tabel 2.2, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Terdapat rata-rata abnormal return signifikan di sekitar peristiwa pilpres RI
2014 dan peristiwa pengumuman pemenang pemilu RI oleh KPU, yaitu mulai tanggal 4 – 22 Juli padasaham LQ-45.
Peristiwa Politik
Abnormal Return dan TVA Sebelum dan Setelah
Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU
Abnormal Return dan TVA Sebelum dan Setelah
Pilpres RI 2014
Abnormal Return dan TVA Sebelum dan Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU
Abnormal Return dan TVA Sebelum dan Setelah
(42)
H2 : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan
sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014.
H3 : Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45
yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014.
H4 : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan
sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU.
H5 : Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45
yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU.
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian event study. Menurut Jogiyanto (2003:318), studi peristiwa (event study) merupakan study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. MacKinley (1997:13) dalam Swastika (2012) mendefinisikan event study sebagai salah satu metodologi penelitian yang menggunakan data-data pasar keuangan untuk mengukur dampak dari suatu kejadian terhadap nilai perusahaan, biasanya tercermin dari harga saham dan volume transaksinya.
Peristiwa yang diuji pada penelitian ini adalah peristiwa pilpres RI 9 Juli 2014 dan peristiwa pengumuman pemenang pilpres 22 Juli 2014 oleh KPU. Informasi dari peristiwa pilpres RI 9 Juli 2014 dan pengumuman pemenang pilpres RI 22 Juli 2014 akan diuji pengaruhnya terhadap reaksi pasar modal yang diproksikan terhadap perubahan return dan volume perdagangan saham.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah saham perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia yang perdagangana melakukan setiap hari selama periode penelitian. Alasan peneliti memilih sampel LQ-45 adalah karena penelitian ini berbasis event study terutama untuk periode harian sehingga memerlukan emiten-emiten yang bersifat liquid sehingga pengaruh dari suatu peristiwa ekonomi maupun peristiwa politik dapat diukur dengan segera dan
(44)
akurat. Selain itu saham LQ-45 merupakan saham-saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian No. Kode Nama Perusahaan
Kriteria
Keterangan 1 2
1. AALI PT Astra Agro Lestari Tbk Sampel 1
2. ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk Sampel 2
3. ADRO PT Adaro Energy Tbk Sampel 3
4. AKRA PT AKR Corporindo Sampel 4
5. ASII PT Astra International Tbk Sampel 5
6. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk Sampel 6
7. BBCA PT Bank Central Asia Tbk Sampel 7
8. BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk Sampel 8 9. BBRI PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Sampel 9 10. BDMN PT Bank Danamon Indonesia Tbk Sampel 10
11. BKSL PT Sentul City Tbk Sampel 11
12. BMRI PT Bank Mandiri Tbk Sampel 12
13. BMTR PT Global Mediacom Tbk Sampel 13
14. BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk Sampel 14 15. CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Sampel 15
16. CTRA PT Ciputra Development Tbk
17. EXCL PT XL Axiata Sampel 16
18. GGRM PT Gudang Garam Tbk Sampel 17
19. HRUM PT Harum Energy
20. ICBP
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
21. INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
22. INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Sampel 18 23. ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk Sampel 19
24. JSMR PT Jasa Marga Tbk Sampel 20
25. KLBF PT Kalbe Farma Tbk Sampel 21
26. LPKR PT Lippo Karawaci Tbk Sampel 22
27. LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk Sampel 23
28. MAIN PT Malindo Feedmill Tbk Sampel 24
29. MLPL PT Multipolar Tbk Sampel 25
(45)
Sumber: sahamok.com, 2015
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yang berarti bahwa populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nurhaeni:2009). Kriteria untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Saham tercatat sebagai emiten di BEI dan termasuk kelompok perusahaan LQ-45 selama periode penelitian mulai tanggal 4 Juli – 25 Juli 2014.
2. Saham LQ-45 yang tidak melakukan aksi korporasi lain seperti pembagian dividen, stock split dan lain-lain selama periode penelitian, 4 Juli – 25 Juli 2014.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka perusahaan yang dapat dijadikan sampel sebanyak 39 perusahaan.
No. Kode Nama Perusahaan
Kriteria
Keterangan
1 2
31. PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk Sampel 27 32. PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Sampel 28
33. PTPP PT PP (Persero) Tbk Sampel 29
34. PWON PT Pakuwon Jati Tbk
35. SMGR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Sampel 30
36. SMRA PT Summarecon Agung Tbk
37. SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk Sampel 31 38. TAXI PT Express Tansindo Utama Tbk Sampel 32 39. TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Sampel 33 40. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Sampel 34
41. UNTR PT United Tractors Tbk Sampel 35
42. UNVR PT Unilever Indonesia Tbk Sampel 36
43. VIVA PT Visi Media Asia Tbk Sampel 37
44. WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Sampel 38 45. WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk Sampel 39
(46)
Tabel 3.2 sampel penelitian No. Kode Nama Perusahaan 1. AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 2. ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk 3. ADRO PT Adaro Energy Tbk 4. AKRA PT AKR Corporindo 5. ASII PT Astra International Tbk 6. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk 7. BBCA PT Bank Central Asia Tbk 8. BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk 9. BBRI PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 10. BDMN PT Bank Danamon Indonesia Tbk 11. BKSL PT Sentul City Tbk
12. BMRI PT Bank Mandiri Tbk 13. BMTR PT Global Mediacom Tbk 14. BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk
15. CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 16. EXCL PT XL Axiata
17. GGRM PT Gudang Garam Tbk
18. INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 19. ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk 20. JSMR PT Jasa Marga Tbk
21. KLBF PT Kalbe Farma Tbk 22. LPKR PT Lippo Karawaci Tbk
23. LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 24. MAIN PT Malindo Feedmill Tbk
25. MLPL PT Multipolar Tbk
26. MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk 27. PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk
28. PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 29. PTPP PT PP (Persero) Tbk
30. SMGR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 31. SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk 32. TAXI PT Express Tansindo Utama Tbk 33. TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 34. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 35. UNTR PT United Tractors Tbk
36. UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 37. VIVA PT Visi Media Asia Tbk 38. WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 39. WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk Sumber: sahamok.com, 2015
(47)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa catatan volume perdagangan saham dan harga saham-saham harian indeks LQ-45 serta Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Data sekunder dapat diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau data yang dipublikasikan untuk umum dalam hal ini terbitan yang dikeluarkan oleh media massa atau perusahaan penerbit. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang berasal dari catatan-catatan atau dokumen tertulis. Dalam penelitian ini, data diperoleh dari idx.co.id, yahoofinance.com, dan data volume perdagangan saham harian, serta harga saham harian saham-saham LQ-45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari sahamok.com.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Harga saham harian (closing price) masing-masing perusahaan di sekitar tanggal peristiwa, yaitu mulai tanggal 4 Juli – 22 Juli 2014 dan harga saham harian selama 220 hari sebelum tanggal 4 Juli untuk menghitung periode estimasi.
2. Volume perdagangan saham harian masing-masing perusahaan di sekitar peristiwa mulai tanggal 4 Juli – 22 Juli 2014.
3. Jumlah saham beredar masing-masing perusahaan pada tahun 2014. 3.4 Defenisi Operasional
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan digunakan adalah variabel abnormal return saham dan volume perdagangan saham (trading volume activity).
(48)
1. Abnormal Return
Abnormal return adalah selisih antara return yang diperoleh investor dengan return yang diharapakan investor. Jogiyanto (2003:434) mencari abnormal return dengan formula:
Dimana:
ARit = abnormal return saham i pada periode t Rit = actual return saham i pada periode t E(Rit) = expected return saham i pada periode t
a. Return yang sesungguhnya (actual return) adalah return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya (t-1).
Dimana :
Rit = return saham i pada periode t Pt = harga saham ipada periode t Pt-1 = harga saham ipada periode t-1
b. Ekspektasi (Expected Return) merupakan return yang diharapkan investor yang akan diperoleh di masa yang akan datang dimana sifatnya belum terjadi. Dalam penelitian ini menggunakan model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) yang beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan
(49)
yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi.
E[R it] = T
t j
31
ij R
Dimana:
E[R it] =return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
R ij = actual return sekuritas i pada periode estimasi ke-j T = lamanya periode estimasi
c. Harga saham adalah harga saham pada saat penutupan harian (closing price) yang digunakan untuk menghitung return yang sesungguhnya (actual return). d. Perubahan harga saham harian perusahaan i dimulai sejak 3 hari sebelum
tanggal peristiwa pemilihan presiden, 8 hari antara tanggal pemilihan presiden dan tanggal pengumuman pemenang pemilu oleh KPU dan 3 hari setelah pengumuman pemenang pemilu 2014.
2. Aktivitas Volume Perdagangan (Trading Volume Activity)
Trading Volume Activity (TVA) merupakan instrumen yang dapat digunakan
untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham (Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999) dalam Nurhaeni (2009). TVA diukur dengan formulasi sebagai berikut:
(50)
Tabel 3.3
Rincian Definisi Operasional Variabel No Variabel Definisi
Operasional
Pengukuran Skala
Pengukuran
1. Actual return (actual return)
Harga saham periode t dikurangi harga saham periode t-1 dibagi harga saham periode t-1.
Rasio
2. Abnormal return
Selisih antara Return yang didapatkan dengan return yang diharapan.
Rasio
3. Expected return
Actual return saham i dibagi lamanya
periode setimasi E[R it] = T
t j
31
ij
R Rasio
4. Volume perdaganga n (Trading volume activity)
Perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar.
Rasio
Sumber: Jogiyanto 2003 dan Nurhaeni 2009 3.5 Periode Pengamatan
Dalam event study, penentuan panjangnya periode jendela merupakan masalah yang krusial. Masalah yang dihadapi dalam menentukan periode jendela, yaitu:
1. Semakin pendek periode pengamatan akan semakin mengurangi kekutaan uji statistiknya.
2. Semakin panjang periode pengamatan akan semakin sulit untuk mengontrol adanya efek penganggu (confounding effect).
Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 235 hari bursa yang terdiri dari 220 hari periode estimasi (estimation period) dan 15 hari periode jendela (window period) untuk kedua peristiwa yang diteliti. Periode
(51)
jendela peristiwa pertama (peristiwa pilpres RI 2014) selama 7 hari mulai tanggal 4 sampai 14 Juli 2014, yaitu 3 hari sebelum peristiwa, saat peristiwa dan 3 hari setelah peristiwa. Periode jendela peristiwa kedua (peristiwa pengumuman pemenang pilpres RI 2014) selama 7 hari mulai tanggal 17 sampai 25 Juli 2014, yaitu 3 hari sebelum peristiwa, saat peristiwa dan 3 hari setelah peristiwa.
Gambar periode pengamatan yang diambil dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Skema periode pengamatan 3.6 Pengujian Hipotesis
3.6.1 Pengujian Hipotesis I
Pengujian hipotesis satu dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia terhadap abnormal return diproksikan dengan melihat rata-rata abnormal return yang terjadi disekitar peristiwa pilpres RI dan peristiwa pengumuman pemenang pilpres 2014 oleh KPU mulai tanggal 4 Juli – 25 Juli 2014. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa rata-rata abnormal return secara statistik tidak sama dengan nol. Teknik pengujian dilakukan dengan menggunakan uji one sample t-test.
Hipotesis statistik :
t-223 t-31 t-01
Pilpres 9 Juli 2014
t-02 Pengumum
an Pilpres 22 Juli 2014
t+32
(52)
H01 : AAR = 0 : tidak terdapat rata-rata abnormal return yang positif dan
signifikan di sekitar peristiwa pilpres RI 2014 dan peristiwa pengumuman pemenang pemilu RI oleh KPU padasaham LQ-45.
Ha1 : AAR 0 : terdapat rata-rata abnormal return yang positif dan signifikan di
sekitar peristiwa pilpres RI 2014 dan peristiwa pengumuman pemenang pemilu RI oleh KPU padasaham LQ-45.
Pengambilan keputusan: H0diterima apabila sig t ≥α
H0 ditolak (H1 diterima) apabila sig t <α
3.6.2 Pengujian Hipotesis II
Pengujian hipotesis dua dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014. Teknik pengujian dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test.
Hipotesis :
H02 : AARsebelum pilpres = AARsetelah pilpres
Ha2 : AARsebelum pilpres ≠ AARsetelah pilpres
Tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah 5% (0,05) dengan kriteria pengujian :
H0 diterima apabila t hitung < ttabel atau sig t ≥ α
H0 ditolak (H1 diterima) apabila t hitung > ttabel atau sig t < α
(53)
Pengujian hipotesis tiga dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014. Teknik pengujian dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test.
Hipotesis : H03 : TVAsebelum pilpres = TVA setelah pilpres
Ha3 : TVAsebelum pilpres ≠ TVA setelah pilpres
Tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah 5% (0,05) dengan kriteria pengujian :
H0 diterima apabila t hitung < ttabel atau sig t ≥ α
H0 ditolak (H1 diterima) apabila t hitung > ttabel atau sig t < α
3.6.4 Pengujian Hipotesis IV
Pengujian hipotesis empat dilakukan untuk melihat signifikansi perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa rata-rata abnormal return secara statistik tidak sama dengan nol. Teknik pengujian dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test.
Hipotesis statistik :
H02 : AARsebelum pilpres = AARsetelah pilpres
Ha2 : AARsebelum pilpres ≠ AARsetelah pilpres
H0 ditolak apabila thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel atau sig t ≥ α
H0 diterima apabila –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau sig t < α
(54)
Pengujian hipotesis lima dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU. Teknik pengujian dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test. Hipotesis : H05 : ATVAsebelum pengumuman KPU = setelah pengumuman KPU
Ha5 : ATVAsebelum pengumuman KPU ≠ setelah pengumuman KPU
Tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah 5% (0,05) dengan kriteria pengujian :
H0 ditolak apabila thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel atau sig t ≥ α
(55)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganlisis reaksi pasar modal terhadap peristiwa politik yaitu peristiwa pilpres RI 9 Juli 2014 dan peristiwa pengumuman pemenang pilpres oleh KPU 22 Juli 2014 melalui pendekatan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua saham perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memenuhi kriteria penelitian. Indeks LQ-45 adalah gambaran pergerakan naik turunnya harga 45 saham yang paling lancar (likuid) yang diperdagangkan di bursa efek dan diumumkan setiap hari pada saat penutupan sesi II transaksi perdagangan di Bursa Efek. Penetapan saham-saham perusahaan go-public yang masuk dalam kategori 45 saham terlikuid, dievaluasi dan ditetapkan setiap 6 (enam) bulan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yang berarti bahwa populasi yang dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Kriteria yang ditentukan dalam mengambil sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Saham tercatat sebagai emiten di BEI dan termasuk kelompok perusahaan LQ-45 selama periode penelitian mulai tanggal 4 Juli – 25 Juli 2014.
(56)
2. Saham LQ-45 yang tidak melakukan aksi korporasi lain seperti pembagian dividen, stock split dan lain-lain selama periode penelitian, 4 Juli – 22 Juli 2014.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka perusahaan yang dapat dijadikan sampel sebanyak 39 perusahaan. Sampel penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan sektor seperti diitampilkan pada Gambar 4.1.
Sumber: sahamok.com (data diolah, 2015)
Gambar 4.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Sektor
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa komposisi perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 dan dijadikan sampel dalam penelitian ini mayoritas didominasi oleh jenis perusahaan properti dan real estate sebesar 26%, keuangan sebesar 18%, dan infrastuktur, utilitas dan transportasi sebesar 15%. Sedangkan minoritas sampel dalam penelitian ini adalah jenis perusahaan perkebunan, aneka industri,dan perdagangan, jasa dan investasi masing-masing sebesar 5%.
5%
26%
8%
5% 18%
5% 15%
13% 5%
Sampel Penelitian Berdasarkan Sektor
Perkebunan
Properti dan Real Estate Pertambangan
Aneka Industri Keuangan
Perdagangan, Jasa dan Investasi Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Industri Dasar dan Kimia
(1)
Descriptive Statistiks
N
Minimu m
Maximu
m Mean
Std. Deviation AAR_Sebelum Penumuman
Pilpres
39 -.03095 .02246 .0009277 .01156935 AAR_Setelah Pengumuman
Pilpres
39 -.03393 .08864
-.0001063
.01998546
Valid N (listwise) 39
Descriptive Statistiks
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ATVA_Sebelum Pengumuman Pilpres
39 .000194 .020199 .0028165 0
.004113432 ATVA_Setelah
Pengumuman Pilpres
39 .000193 .022961 .0027005 7
.003998635
Valid N (listwise) 39
Lampiran 7: Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
AAR Sebelum Pilpres
AAR Setelah Oilpres
N 3 3
Normal Parametersa,b
Mean .0132700 -.0025067
Std. Deviation
.01336503 .01525626 Most Extreme
Differences
Absolute .371 .184
Positive .371 .180
Negatif -.269 -.184
Kolmogorov-Smirnov Z .642 .319
Asymp. Sig. (2-tailed) .804 1.000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(2)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ATVAsebelumpilpres
ATVAsetelahpilp res
N 3 3
Normal Parametersa,b
Mean .0034370 .0036410
Std. Deviation .00098470 .00255274
Most Extreme Differences
Absolute .382 .368
Positive .279 .368
Negatif -.382 -.266
Kolmogorov-Smirnov Z .662 .637
Asymp. Sig. (2-tailed) .773 .812
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
AAR Sebelum Pengumuman
AAR Setelah Pengumuman
N 3 3
Normal Parametersa,b
Mean .0009267 -.0001067
Std. Deviation
.01350120 .00459526
Most Extreme Differences
Absolute .254 .328
Positive .196 .235
Negatif -.254 -.328
Kolmogorov-Smirnov Z .441 .569
Asymp. Sig. (2-tailed) .990 .903
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(3)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ATVA Sebelum Pengumuman
ATVA Setelah Pengumuman
N 3 3
Normal Parametersa,
b
Mean .0028163 .0027007
Std. Deviation
.00077395 .00059872
Most Extreme Differences
Absolute .210 .384
Positive .210 .384
Negatif -.186 -.281
Kolmogorov-Smirnov Z .364 .665
Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .769
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 8: Hasil Uji One Sample t-Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
4-Jul-14 39 .0060997 .02047943 .00327933
7-Jul-14 39 .0286921 .03774589 .00604418
8-Jul-14 39 .0050197 .01676617 .00268474
10-Jul-14 39 .0123992 .02986860 .00478280
11-Jul-14 39 -.0180913 .01927283 .00308612
14-Jul-14 39 -.0018285 .01599963 .00256199
15-Jul-14 39 .0109264 .01995719 .00319571
16-Jul-14 39 .0124913 .01869788 .00299406
17-Jul-14 39 -.0138238 .01376577 .00220429
18-Jul-14 39 .0039236 .01397592 .00223794
21-Jul-14 39 .0126833 .02251716 .00360563
22-Jul-14 39 -.0126910 .01579695 .00252954
23-Jul-14 39 .0032205 .01875155 .00300265
24-Jul-14 39 .0018149 .02498467 .00400075
(4)
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 4-Jul-14 1.860 38 .071 .00609974 -.0005389 .0127384 7-Jul-14 4.747 38 .000 .02869205 .0164562 .0409279 8-Jul-14 1.870 38 .069 .00501974 -.0004152 .0104547 10-Jul-14 2.592 38 .013 .01239923 .0027170 .0220815 11-Jul-14 -5.862 38 .000 -.01809128 -.0243388 -.0118438 14-Jul-14 -.714 38 .480 -.00182846 -.0070149 .0033580 15-Jul-14 3.419 38 .002 .01092641 .0044570 .0173958 16-Jul-14 4.172 38 .000 .01249128 .0064301 .0185524 17-Jul-14 -6.271 38 .000 -.01382385 -.0182862 -.0093615 18-Jul-14 1.753 38 .088 .00392359 -.0006069 .0084541 21-Jul-14 3.518 38 .001 .01268333 .0053841 .0199826 22-Jul-14 -5.017 38 .000 -.01269103 -.0178118 -.0075702 23-Jul-14 1.073 38 .290 .00322051 -.0028580 .0092991 24-Jul-14 .454 38 .653 .00181487 -.0062842 .0099140 25-Jul-14 -.874 38 .387 -.00535436 -.0177532 .0070445
\
Lampiran 9: Hasil uji Paired Sample T-Test
Paired Samples Statistiks
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean Pair
1
AAR Sebelum Pilpres
.0132700 3 .01336503 .00771630
AAR Setelah Pilpres
(5)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 AAR sebelum pilpres - AAR setelah pilpres
.0158 .0276 .0160 -.0529 .0844 .9 89
2 .427
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 ATVA
sebelum pilpres
.0034370 0
3 .000984699 .000568516
ATVA setelah pilpres
.0036410 0
3 .002552740 .001473825
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 ATVA sebelum pilpres - ATVA setelah pilpres
-.0002 .0035 .0020 -.0090 .0086 -.100
2 .930
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 AAR
sebelum pengumuma n
.0009267 3 .01350120 .00779492
AAR setelah pengumuma n
-.0001067
(6)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 AAR sebelum
pengumuman - AAR setelah pengumuman
.0010 .0176 .0101
-.0426
.0447 .10 2
2 .928
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 ATVA
sebelum pengumuma n
.0028163 3
3 .000773954 .000446842
ATVA setelah pengumuma n
.0027006 7
3 .000598716 .000345669
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig.
(2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 ATVA
sebelum pengumuman - ATVA setelah pengumuman
.0001 .0010 .0006
-.0024
.0027 .19 6