14
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: Bagaimanakah bentuk pengembangan model pembelajaran P and C dalam penjasorkes pada siswa
SLB D YPAC Semarang Tahun 2015?
1.3 Tujuan Pengembangan
Tujuan dari
penelitian ini
adalah untuk
menghasilkan produk
pengembangan model pembelajaran P and C dalam penjasorkes pada siswa
SLB D YPAC Semarang Tahun 2015.
1.4 Manfaat Pengembangan
Dengan diadakannya penelitian ini, peneliti berharap bisa memberikan
segala sesuatu yang berguna dan bermanfaat antara lain: 1.4.1 Bagi peneliti
1. Sebagai modal dalam penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar kesarjanaan bidang studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
2. Sebagai bekal pengalaman dalam mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes di sekolah luar biasa.
3. Lebih paham jika dalam pembelajaran Penjas itu dibutuhkan suatu pengembangan dalam pembelajaran.
1.4.2 Bagi siswa
1. Siswa menjadi lebih mudah untuk menerima materi yang diajarkan. 2. Sebagai media pembelajaan bagi siswa agar lebih aktif bergerak, lebih
mudah bersosialisasi, dan dapat belajar tentang bermain bolabasket.
1.4.3 Bagi Guru Penjas
1. Sebagai dasar dalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di sekolahnya masing-masing.
15
2. Sebagai dorongan dan motivasi kepada guru penjas untuk menciptakan terobosan-terobosan baru dan variasi mengajar dengan cara memodifikasi
jenis permainan olahraga sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, serta siswa lebih aktif bergerak.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar bidang studi Penjasorkes pada umumnya dan permainan bolabasket khususnya.
1.5 Spesifikasi Produk
Hasil yang diharapkan dari produk penelitian ini adalah berupa model pembelajaran P and C yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak luar biasa
khususnya pada anak-anak tunadaksa. Sehingga siswa mampu mempraktikkan beberapa materi pembelajaran pendidikan jasmani, yaitu permainan bola besar.
Harapan lainnya dengan adanya produk ini, kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan juga barvariasi dapat tercapai. Berikut adalah penjelasan
permainan P and C: 1. Pengelompokan siswa menjadi dua tim yang akan ditempatkan pada daerah
masing-masing. 2. Permainan ini dimainkan oleh 2 tim, pertim terdiri dari 5 orang pemain dan
dimainkan dalam interval waktu 2 x 10 menit. 3. Permainan dilakukan dengan 2 babak. Babak 1 : Pemain jika ingin
memperoleh point harus memasuki zona shooting agar tidak diganggu oleh lawan kemudian melakukan shooting dengan melewati tali tiang pancang
setinggi 2,4 meter dan ditangkap oleh kawan didaerah target didalam hulahoop, jika bola berhasil melewati tali namun tidak berhasil ditangkap
maka tidak memperoleh point. Point diperoleh jika bola hasil lemparan dapat ditangkap dengan baik tanpa jatuh terlebih dahulu.
16
Babak 2 : cara permainan sama seperti babak 1 pertama tetapi berbeda saat memperoleh point. Cara memperoleh point dibabak kedua yaitu pemain
harus memasuki zona shooting dan tidak diganggu oleh lawan, kemudian melakukan shooting dengan melewati tali tiang pancang setinggi 2,4 meter
dan harus masuk kedalam lingkaran hulahoop. Dinyatakan gagal memperoleh point apabila bola mengenai pinggir dari hulahoop tersebut, jadi
harus masuk kedalam hulahoop. 4. Permainan ini siswa dituntut untuk passing kepada teman setim dengan cara
bola boleh dribble kemudian ditangkap kembali, tetapi bola tidak boleh dibawa lari.
5. Saat pemain melakukan dribble lawan menjaga didaerahnya sendiri tidak boleh melakukan tekanan didaerah lawan sehingga pergerakannya
maksimal tanpa gangguan 6. Setelah melakukan passing dan menyerang, untuk memperoleh poin dengan
cara sesuai aturan pada babak 1 dan 2. 7. Dalam permainan lawan tidak boleh langsung menghalau serangan namun
harus diberi jarak. 8. Untuk tim yang memperoleh point terbanyak sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan, tim terbanyak mendapatkan point menjadi pemenangnya. Produk yang dihasilkan diharapkan bermanfaat sebagai referensi tambahan
dalam dunia pendidikan khususnya kepada siswa tunadaksa. Manfaat produk antara lain :
1. Meningkatkan pengetahuan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di YPAC Semarang tentang modifikasi permainan yang lebih
inovatif dalam pembelajaran bolabasket.
17
2. Mengaktifkan siswa tunadaksa dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
1.6 Pentingnya Pengembangan