22
tempat, posisi, dan kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu dan dapat d amati secara obyektif
2.1.2.1 Belajar Gerak
Menurut Amung Ma’mun 2000:3, belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan
gerak motor skill. Keterampilan gerak sangat terkait dengan latian dan pengalaman individu yang bersangkutan. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh
berbagai bentuk latian, pengalaman atau situasi belajar gerak pada manusia.
Ada tiga tahapan belajar gerak motor learning yaitu:
1. Tahapan verbal kognitif. Pada tahapan ini, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara lengkap pada bentuk gerak baru pada siswa. Sebagai
pemula, mereka belum memahami apa, kapan dan bagaimana gerak itu dilakukan. Oleh karena itu, kemampuan verbal kognitif sangat mendominasi
tahapan ini. 2. Tahapan gerak Motorik. Pada tahapan ini, fokusnya adalah membentuk
organisasi pola gerak yang lebih efektif dalam menghasilkan gerakan. Biasanya yang harus dikuasai siswa pertama kali dalam belajar motorik
adalah kontrol dan konsistensi sikap berdiri serta rasa percaya diri. 3. Tahapan otomatisasi. Pada tahapan ini, siswa banyak melakukan latian
secara berangsur-angsur memasuki tahapan otomatisasi. Disini motor program sudah berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dalam
waktu singkat. Siswa sudah lebih menjadi terampil dan setap gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.
Pembelajaran gerak pada umumnya memiliki harapan dengan munculnya hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah berupa penguasaan keterampilan.
23
Keterampilan siswa yang tergambar dalam kemampuannya menyelesaikan tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh siswa tersebut mampu
menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak tersebut
maka semakin baik keterampilan siswa tersebut Amung Ma’mun, 2000:57 2.1.2.2 Kebugaran Jasmani dan Gerak Tunadaksa
Menurut Yani Meimulyani dan Asep Triswara 2013:59 bahwa anak tunadaksa mengalami perkembangan gerak motorik dan mobilitas, intelegensi,
baik secara sebagian maupun secara keseluruhan. Sebelum melakukan pendidikan jasmani adaptif diperlukan untuk mengetahui keadaan postur tubuh,
keseimbangan tubuh, kekuatan otot, mobilitas, intelegensi serta perabaan. Kebugaran jasmani dan gerak bagi tunadaksa antara lain:
1. Menggerakkan sendi kepala: fleksi, ekstensi, aduksi, abduksi, dan rotasi. 2. Menguatkan otot leher: mengangkat kepala ketika tengkurap, melakukan
gerakan membawa benda diatas kepala, menyundul bola. 3. Menggerakkan semua persendian dengan kaki.
4. Menguatkan otot tangan dan kaki: mengangkat benda, mendorong, menarik, melempar, memukul, menahan, jongkok, naik turun tangga, mengayuh
sepeda. 5. Pindah tempat dengan cara berguling, menggunakan kursi roda, kruk atau
tanpa alat merayap, merambat, menggeser. 6. Senam dan olah tubuh sehingga mempunyai peran ganda yaiut selain
menyehatkan tubuh juga bisa sebagai sarana terapi untuk penguatan otot- otot.
24
7. Olahraga lempar tangkap bola dari tangan kanan ke tangan kiri mulai dari bola kecil sampai bola yang agak besar.
8. Olahraga lomba kecepatan mempergunakan kursi roda. Menurut Misbach D. 2012:48 bahwa variasi olahraga yang cocok untuk
tunadaksa golongan ringan adalah olahraga seperti biasanya tapi hanya tidak menggunakan salah satu tangannya dan berjalan agak terhambat. Misalnya
bermain voli, bolabasket, sepakbola. Sedangkan siswa tunadaksa golongan berat olahraga yang cocok antara lain: 1 olahraga lempar tangkap bola dari
tangan kanan ke tangan kiri mulai dari bola kecil sampai bola yang agak besar, 2 bermain bolabasket tapi menggunakan bola yang agak ringan, menggunakan
ring yang relative rendah sehingga mudah untuk memasukkan bolanya, dan menggunakan aturan yang sederhana.
2.1.3 Pengertian Pendidikan Jasmani