Menembak Bola Shooting Menangkap Bola Catching

51 1. Umpan Dada Chest Pass adalah untuk melakukan umpan, julurkanlah lenganmu ke arah sasaran. Saat lenganmu sudah benar-benar terjulur, lecutkan bola sedikit demi sedikit hingga lepas dari telapak jari-jarimu. Di akhir gerak ini, jari-jarimu menunjuk ke arah sasaran, dan ibu jari harus menunjuk ke bawah. Gerak jari dan ibu jari ini akan membuat bola sedikit melintir saat melayang ke arah sasaran. Jon Oliver,2007:36 2. Umpan Pantul Bounce Pass efektif digunakan jika mengumpankan bola rendah ke seorang rekan melewati seorang pemain bertahan. Untuk melakukan umpan pantul, gunakanlah teknik mengumpan seperti umpan dada. Alih-alih melemparkan bola langsung ke rekanmu, pantulkanlah bola ke lantai lapangan sekitar dua pertiga jarak antara kamu dan rekanmu. Setelah menyentuh lantai lapangan, bola akan memantul ke tangan rekanmu, biasanya dengan ketinggian sekitar pinggang. Pastikan untuk melakukan gerak lanjut lemparan dengan mengarahkan lenganmu ke arah sasaran di lantai lapangan setelah melepaskan bola. Jika perlu, melangkahkan maju ke arah sasaranmu dengan salah satu kaki ketika mengumpankan bola untuk menambah kekuatan lemparan umpan tersebut.

2.1.12.2.3 Menembak Bola Shooting

Lay up shoot adalah tembakan yang dilakukan dari jarak dekat sekali dengan keranjang, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang yang didahului dengan gerakan melangkah lebar dan melompat setinggi- tingginya. Bahkan sekarang ini lay up shoot bukan lagi diletakkan di atas keranjang atau dipantulkan pada papan pantul melainkan dilemparkan dari atas ke bawah menuju keranjang. 52 Tembakan lay up biasanya dilakukan setelah menerima operan dari kawan dimana penembak dalam keadaan berlari atau penembak itu menggiring bola kemudian lay up. Tembakan lay up ini sebelumnya didahului oleh dua irama langkah karena apabila seorang pemain menguasai bola kemudian dilanjutkan dengan menguasai bola pada waktu badan melayang maka diperbolehkan menambah dua langkah lagi kemudian bola itu harus dilepaskan dengan cara menembak atau mengoper ke kawannya. Irama langkah tambahan itu dilakukan dengan cara apabila menolak dengan kaki kanan, maka langkah selanjutnya adalah langkah kaki kiri dan yang terakhir dengan kaki kanan lagi sebaliknya bila menolak dengan kaki kiri, maka langkah selanjutnya adalah langkah kaki kanan dan yang terakhir dengan kaki kiri lagi. Jon Oliver, 2007:14

2.1.12.2.4 Menangkap Bola Catching

Menangkap bola terdiri dari dua macam, yaitu: 1. Menangkap bola dengan tinggi diatas pinggang dengan dua tangan, posisikan kedua tangan saling berdekatan dengan ibu jari telunjuk nyaris besentuhan. Dengan kedua tangan saling berdekatan dengan sasaran, kecil kemungkinan bola meleset dari jemari atau keluar dari lapangan. Gunakanlah telapak jari-jari tangan, bukan telapak tangan, untuk menangkap bola. 2. Menangkap bola di bawah ketinggian pinggang dengan dua tangan, tekuklah lutut sehingga tubuh merendah. Posisikan kedua tangan agar saling berdekatan, dengan jari-jari mengarah ke lantai lapangan dan telapak tanganmengarah ke atas. Sekali lagi, gunakan telapak tangan untuk menangkap bola. Jon Oliver, 2007:41 53

2.1.13 Pengembangan dan Modifikasi Permainan Bolabasket

Penyelenggaraan program Pendidikan Jasmani hendaknya mencerminkan karateristik progra m Pendidikan Jasmani itu sendiri, yaitu, “Development Appropriate Practice ” DAP. Dapat Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajarnya. Tugas ajar ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karateristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakuakn oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP termasuk di dalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran penjas. Ada beberapa kritik yang dilontarkan terhadap permainan cabang olahraga yang pelaksanaannya tidak dimodifikasi Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000:12, antara lain: 1. Permainan Dan Olahraga Hanya Untuk Orang-orang Yang Terampil. Kecenderungan olahraga dan permainan lebih banyak didominasi oleh siswa yang terampil misalnya dalam sistem gugur. Secara teoritis siswa yang lamban perlu lebih banyak waktu dan perhatian dalam belajarnya untuk mengejar ketinggalan. Namun melalui pembelajaran dalam bentuk permainan sering kali ia malah semakin ketinggalan. 2. Permainan Olahraga Hanya Untuk Surplus Energi. Sacara teoritis olah raga dan permainan dalam Penjas merupakan alat pendidikan yang bersifat