merupakan fungsi non-linear dari potensi produksi limbah. Potensi produksi limbah ditentukan oleh jumlah penduduk, jumlah industri, kontribusi limbah per
penduduk dan kontribusi limbah per industri. Laju reduksi limbah ditentukan oleh tingkat reduksi limbah dan limbah terserap ekosistem, yang merupakan fungsi
non-linear dari potensi limbah terserap ekosistem. Potensi limbah terserap
ekosistem dipengaruhi oleh penutupan mangrove, penutupan karang, penutupan lamun dan persen limbah terserap per penutupan. Implementasi kebijakan
pengelolaan sumber dampak berperan menahan laju akumulasi limbah sehingga total limbah dapat dikurangi.
Komponen pasir laut hanya memiliki satu level saja, yaitu kandungan pasir laut yang dipengaruhi oleh rate deplesi. Laju deplesi ditentukan oleh tingkat
deplesi dan permintaan pasir laut aktual, yang merupakan fungsi non-linear dari potensi permintaan pasir laut. Potensi permintaan pasir laut ditentukan oleh
tingkat permintaan pasir laut dan pasir laut terserap pasar. Regulasi pertambangan merupakan bagian tak terpisahkan dari implementasi kebijakan pengelolaan
sumber dampak yang berperan dalam pencegahan deplesi pasir laut secara lebih dini.
Komponen tata guna lahan dikategorikan menjadi 4 level, yaitu lahan industri terbangun, lahan permukiman terbangun, lahan sawah dan lahan tambak.
Lahan industripermukiman terbangun dipengaruhi oleh rate pembangunan perindustrianpermukiman; sedangkan lahan sawahtambak dipengaruhi oleh rate
konversi lahan sawahtambak. Laju pembangunan perindustrianpermukiman ditentukan oleh tingkat pembangunan dan potensi kebutuhan lahan. Potensi
kebutuhan lahan ditentukan oleh tingkat kebutuhan lahan dan jumlah penduduk untuk lahan permukiman terbangun serta jumlah industri untuk lahan industri
terbangun. Laju konversi lahan sawah dan tambak dipengaruhi oleh tingkat konversi dan kebutuhan lahan permukimanindustri aktual, yang merupakan
fungsi non-linear dari potensi kebutuhan lahan permukimanindustri.
b. Submodel Ekonomi
Submodel ekonomi merupakan co-model yang memberikan ilustrasi tentang interaksi yang terjadi di antara variabel-variabel di dalam komponen submodel
industri dan SDA hayati. Di dalam submodel ekonomi, komponen industri dikategorikan menjadi 2 level, yaitu jumlah industri dan investasi. Jumlah industri
dipengaruhi oleh rate pertumbuhan dan rate reduksi industri. Laju pertumbuhan industri ditentukan oleh angka pertumbuhan industri, periode awal pertumbuhan
dan kontribusi industri aktual, yang merupakan fungsi non-linear dari potensi kontribusi industri. Potensi kontribusi industri ditentukan oleh kontribusi industri
per unit investasi dan investasi itu sendiri. Laju reduksi industri ditentukan oleh tingkat reduksi industri. Implementasi kebijakan pengembangan industri berperan
dalam peningkatan jumlah industri. Investasi merupakan level yang dipengaruhi oleh rate investasi dan rate
reduksi investasi. Laju investasi ditentukan oleh tingkat pertumbuhan investasi. Laju reduksi investasi ditentukan oleh tingkat reduksi investasi dan reduksi
investasi aktual, yang merupakan fungsi non-linear dari potensi reduksi investasi. Potensi reduksi investasi ditentukan oleh total limbah dan persen reduksi investasi
per unit limbah. Implementasi kebijakan yang berupa pemberian insentif investasi berperan dalam peningkatan laju investasi.
Komponen SDA hayati dikategorikan menjadi 3 level, yaitu produksi rumput laut, ikan laut dan ikan tambak. Produksi rumput laut dipengaruhi oleh
rate produksi dan rate reduksi produksi rumput laut. Laju produksi rumput laut
ditentukan oleh tingkat produksi dan permintaan rumput laut aktual, yang merupakan fungsi non-linear dari potensi permintaan rumput laut. Potensi
permintaan rumput laut ditentukan oleh tingkat permintaan dan persen rumput laut terserap pasar. Laju reduksi produksi rumput laut ditentukan oleh tingkat reduksi,
total limbah dan faktor reduksi limbah-rumput laut. Produksi ikan lauttambak dipengaruhi oleh rate produksi dan rate reduksi
produksi ikan lauttambak. Laju produksi ikan lauttambak ditentukan oleh tingkat produksi, faktor pertumbuhan ikan, volume pendukung pertumbuhan, daya
dukung perikanan dan permintaan ikan lauttambak aktual yang merupakan fungsi non-linear
dari potensi permintaan ikan lauttambak. Potensi permintaan ika n lauttambak ditentukan oleh tingkat permintaan ikan lauttambak dan persen ikan
lauttambak terserap pasar.
Pendapatan masyarakat pesisir dipengaruhi oleh rate peningkatan dan rate reduksi pendapatan. Laju peningkatan pendapatan ditentukan oleh persen
peningkatan pendapatan dan pendapatan aktual yang merupakan fungsi non-linear dari potensi pendapatan. Potensi pendapatan ditentukan oleh produksi ikan laut,
ikan tambak, rumput laut dan faktor pengganda potensi pendapatan. Laju reduksi pendapatan ditentukan oleh persen reduksi pendapatan. Dalam rangka
peningkatan pendapatan masyarakat pesisir, kebijakan pemberdayaan masyarakat berperan meningkatkan akses masyarakat pada sumberdaya yang ada melalui
peningkatan produksi sektor perikanan. Jumlah wisatawan yang berkunjung dipengaruhi oleh rate pertumbuhan dan
rate penurunan jumlah wisatawan. Laju pertumbuhan jumlah wisatawan
ditentukan oleh tingkat pertumbuhan dan permintaan wisata aktual yang merupakan fungsi non-linear dari potensi permintaan wisata. Potensi permintaan
wisata ditentukan oleh tingkat permintaan wisata dan daya tampung wisata. Laju penurunan jumlah wisatawan ditentukan oleh tingkat penurunan jumlah
wisatawan. Peranan pesisir pada perekonomian wilayah dipengaruhi oleh rate
pertumbuhan dan rate penurunan peranan. Laju pertumbuhan peranan ditentukan oleh tingkat pertumbuhan peranan dan peranan aktual yang merupakan fungsi
non-linear dari potensi peranan. Potensi peranan ditentukan oleh total produksi
perikanan dan rumput laut, investasi, jumlah industri, cadangan pasir laut, jumlah wisatawan dan persen peran perekonomian per unit produksi.
c. Submodel Sosial